Dua perusahaan teknologi raksasa Indonesia yakni Gojek dan Tokopedia dikabarkan akan merger. Menggabungkan dua entitas bisnis Unicorn (bernilai di atas US$ 1 miliar) di Asia Tenggara akan menghasilkan bisnis dengan status Decacorn (di atas US$ 10 miliar).
Fakta dibalik merger Gojek -- Tokopedia tersaji di bawah ini berdasarkan laporan berbagai sumber:
1. Merger Gojek -- Tokopedia bisa melipatgandakan nilai perusahaan gabungan
Gojek dan Tokopedia masing -- masing bernilai sekitar US$ 10,5 miliar atau setara Rp 150,927 triliun (kurs Rp 14.374), dan US$ 7,5 miliar atau setara Rp 107,8 triliun. Dengan merger tersebut, maka valuasi perusahaan gabungan Gojek-Tokopedia diprediksi mencapai lebih dari US$ 18 miliar atau setara Rp 258,732 triliun.
Kedua perusahaan juga disebut-sebut sedang mempertimbangkan IPO (penawaran saham perdana) untuk entitas gabungan yang akan beroperasi di pasar saham Amerika Serikat dan Indonesia dengan target valuasi antara US$ 35 miliar hingga US$ 40 miliar (Rp 503 -- 574,9 triliun). Â Nilai ini akan menjadi terbesar ketiga untuk pasar saham Indonesia setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai Rp 826 triliun, disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 559 triliun
2. Lebih dari 10 juta mitra bisnis terlibat dalam merger Gojek dan Tokopedia
Gojek dilaporkan menaungi lebih dari 1,5 juta mitra driver dan lebih dari 900 ribu mitra UMKM dan terus meningkat walaupun pandemi COVID-19 melanda pasarnya. Sementara itu total mitra Tokopedia juga terus meningkat selama masa pandemi Covid19. Jika di Januari 2020 jumlahnya sekitar 7,2 juta, pada Agustus 2020 sudah bertambah 2,5 juta mitra baru menjadi 9,2 juta mitra.
Konsolidasi Gojek dan Tokped akan memungkinkan lahirnya super ekosistem bisnis yang menaungi lebih dari 10 juta pelaku usaha menengah kecil atau UMKM. Merger dua perusahaan ini akan menciptakan banyak peluang baru bagi para pelaku usaha yang telah ada di masing-masing ekosistem.
3. Merger mudah mendapat restu investor kedua perusahaan
Potensi merger Gojek dan Tokopedia memang telah dibicarakan sejak tahun 2018. Berbeda dengan rencana merger Gojek dan Grab yang telah gagal pada tahun 2020 lalu, merger Gojek dan Tokopedia akan lebih didukung investor didukung oleh Masayoshi Son selaku CEO dari Softbank, salah satu investor global terbesar.
Pasalnya, Gojek dan Tokopedia didanai oleh investor yang sama antara lain Google, Temasek Holdings Pte, dan Sequoia Capital India. Lebih menariknya lagi, bergabungnya dua entitas ini akan mempertemukan Alibaba dan Tencent, dua raksasa bisnis asal China yang biasanya bersaing di pasar Asia Tenggara.
Menurut pembicaraan terakhir, perusahaan gabungan di antara Gojek dan Tokopedia akan memiliki pembagian saham dengan perbandingan 60% dimiliki investor Gojek dan sisanya akan dipegang Tokopedia.
4. Merger akan membuat lini bisnis Gojek -- Tokopedia semakin komprehensif
Rencana merger tersebut akan menjadikan perusahaan gabungan Gojek-Tokopedia mendominasi di Indonesia karena mereka sudah masuk di hampir semua lini bisnis ekonomi digital di Indonesia, mulai dari antar jemput, dompet digital, e-commerce, sampai bank digital.
Nantinya tersedia layanan pemesanan kendaraan online, pembayaran, pengiriman online, dan juga belanja online bisa dilakukan dalam entitas bisnis gabungan Gojek -- Tokopedia jika merger berhasil dilakukan.
Baca juga: "Gojek dan Tokopedia Dikabarkan Merger, Bagaimana Efeknya bagi Konsumen?" oleh Fery W
5. Bergabungnya Gojek -- Tokopedia akan menciptakan rival baru dan meninggalkan rekan lama
Potensi merger Gojek-Tokopedia dapat menempatkan entitas baru yang diciptakan kedua perusahaan ini dalam persaingan langsung dengan Grab dan SEA Group di tiga lini bisnis: financial services terutama pembayaran digital, e-commerce, dan layanan antar jemput + pesan-antar makanan.
SEA Group di Indonesia diwakili oleh Shopee yang baru -- baru ini melebarkan sayap bisnisnya dengan Shopee Food. Tidak ketinggalan, satu lini bisnis mereka yang jarang didengar namun cukup kuat kehadirannya adalah raksasa layanan gim online, Garena.
Bergabungnya Gojek-Tokopedia juga memberi indikasi akan lepasnya OVO sebagai entitas pembayaran digital dari Tokopedia untuk digantikan Tokopedia. Walau begitu, OVO dikabarkan sudah siap untuk mandiri dan menjalankan entitas bisnisnya tanpa harus mengikuti Tokopedia.
Baca juga: "Gojek-Tokopedia Jadi "Gotok"?" oleh Doctore
Tentu menarik untuk mencermati kabar kelanjutan merger antara Gojek dan Tokopedia. Dampaknya akan dirasakan langsung oleh kita sebagai pelaku ekonomi dan penggiat aktif internet. Apa pandangan positif (atau negatif) Anda terkait bergabungnya kedua perusahaan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H