Mohon tunggu...
Willi Andy
Willi Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup dengan cinta dan kasih sayang

Berjuang dengan sungguh-sungguh tanpa lelah dan penuh perhatian

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

6 Cara agar Bisa Yakin pada Suatu Proses Pencapaian

30 Desember 2022   09:54 Diperbarui: 30 Desember 2022   22:46 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sukses (Sumber: Freepik)

Tahun 2022 menyisakan dua hari lagi. Terhitung dari tanggal 1 Januari sampai tanggal 29 Desember 2022, berarti sudah 363 hari kita lewati. Karena total keseluruhan hari di tahun 2022 adalah 365 hari.

Dua hari yang tersisa sebelum beranjak ke tahun 2023 membuat penulis ingin menulis artikel ini.

Tahun 2022 yang hampir selesai ini telah mengajari penulis berbagai hal. Dan hal yang terutama adalah: “Yakin pada proses”.

Beberapa orang pastinya memiliki cara tersendiri dalam berproses mencapai suatu goal atau target.

Goal yang direncanakan selama setahun mungkin saja bisa meleset atau nyaris jitu. Belum lagi kalau ternyata gagal total. Wah pasti mengalami kecewa yang berat.

Semua orang pastinya punya beberapa goal yang harus dicapai, entah yang berhubungan dengan keuangan, pendidikan, bisnis, relasi, dan keluarga.

Apapun itu, kita harus memiliki keyakinan pada proses yang kita telah tempuh demi tercapainya goal yang kita telah set.

Goal memang sangat diperlukan tetapi terkadang kita sering melupakan proses pencapaian. Padahal proses merupakan bagian terpenting dari goal.

Proses yang dialami oleh penulis sendiri dalam tahun ini memiliki berbagai poin yang sangat krusial bagi pencapaian hidup.

Setidaknya ada 6 poin yang penulis fokuskan dan percayakan sebagai bagian dari suatu proses pencapaian. Yuk, langsung saja!

1. Fokus pada apa yang bisa dikontrol

Hal ini sangat penting. Penulis harus tetap dalam koridor dengan apa yang bisa penulis kontrol. Bukan apa yang tidak bisa dikontrol.

Penulis tidak mau membuang waktu dan upaya demi hal yang tidak bisa dikontrol. Hal tersebut akan berujung pada suatu kekecewaan yang besar.

Maka dari itu lebih baik fokus pada kemampuan diri sendiri. Penulis bisa mengembangkan potensi yang bisa dikembangkan. Biasanya berupa internal yang bisa dikontrol.

2. Mengambil suatu pelajaran dari kegagalan

Penulis seringkali mengalami kegagalan dalam hidup ini. Tidak mengapa. Karena dengan kegagalan tersebut, penulis bisa mencari di mana letak kesalahannya.

Dari sana bisa diamati apakah alasan dari sumber kesalahan. Apa yang bisa dipertahankan dan diperbaiki agar lebih baik untuk mencapai goal yang diinginkan.

Amati juga proses dari kesalahan yang diperbuat, apakah masih bisa dirubah atau sudah tidak bisa. Jika tidak bisa, penulis akan mencoba metode lainnya. Jika masih bisa dirubah maka proses tersebut bisa dilanjutkan dengan lebih waspada.

3. Mencatat apa yang ada di pikiran dan perasaan

Membuat catatan sangatlah penting sebagai pengingat agar bisa direview. Bukan hanya apa yang ada di pikiran saja yang perlu dicatat. Perasaan yang muncul juga perlu dicatat.

Jika pikiran yang muncul adalah pikiran yang tidak bermanfaat dan tidak membawa pada proses bertumbuh, maka lebih baik dibuang.

Ilustrasi suatu proses |unsplash.com/photos/AT77Q0Njnt
Ilustrasi suatu proses |unsplash.com/photos/AT77Q0Njnt


Jika pikiran positif yang muncul demi manfaat dan proses pertumbuhan maka harus diterapkan tanpa menunda.

Dari perasaan juga bisa diperhatikan. Apakah proses yang dialami membawa kekecewaan atau kebahagiaan yang baik atau kebahagiaan yang kurang baik.

Penulis mempertimbangkan semua itu. Tentunya apa yang menyebabkan perasan bahagia yang baiklah yang akan penulis utamakan. Contohnya adalah pola sehat jasmani, psikis, dan emosi.

Itulah beberapa manfaat dari mencatat pikiran dan perasaan.

4. Menerapkan growth mindset

Poin ini sangatlah penting bagi penulis. Dari sini penulis belajar banyak hal yaitu mengutamakan proses daripada target. Tentu kita semua ingin semua target tercapai seratus persen. Tetapi proses memegang peranan yang tidak kalah penting untuk mengarah pada pencapaian.

Di sinilah penulis sangat menghargai dan yakin pada proses, karena dari proses penulis bisa belajar banyak untuk selalu berjuang dengan kegigihan, sabar, waspada, selalu mencoba, dan tanpa putus harapan.

Mindset ini juga mengajari penulis untuk bersedia menerima masukan, siap menghadapi tantangan, dan tidak menyalahkan pihak lain termasuk kondisi dan lingkungan.

5. Track proses.

Proses yang penulis jalani merupakan proses yang panjang dan kompleks. Semua orang pastinya juga memiliki pola seperti itu.

Tidak ada jalan yang singkat dan selalu mulus di permukaan. Ada saja hambatan di awal, pertengahan, dan akhir dari suatu proses.

Maka dari itu, penulis biasanya memecahkan proses yang panjang dan kompleks menjadi beberapa proses yang lebih kecil dan simpel. Dengan demikian proses yang harus dijalani menjadi lebih mudah dan terdeteksi.

Tracking proses juga bisa dilihat posisinya berada di mana. Apakah baru mulai, dalam perjalanan, di tengah, atau sudah hampir terealisasi.

Itulah manfaat dari tracking proses. Kita menjadi tahu progres dari suatu proses yang dijalani.

6. Buang paham perfeksionisme.

Keinginan untuk menjadi sempurna seharusnya sih wajar saja tetapi kalau terlalu ingin sempurna, hal tersebut akan menimbulkan suatu kekecewaan yang besar.

Alih-alih fokus untuk menjadi sempurna lebih baik fokus pada proses. Daripada mengejar kesempurnaan alangkah baiknya untuk selalu belajar tanpa batas. Inilah yang selalu penulis tanamkan pada mindset sendiri.

Nah itulah 6 hal yang bisa mengarahkan kita semua pada proses yang lebih baik.

Atau apakah Kompasianer punya cara tersendiri yang sudah diterapkan selama tahun 2022 ini? Kalau iya jangan lupa untuk berbagi.

****

Penulis: Willi Andy untuk Kompasiana.
Di penghujung Desember 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun