Karena nih, kata putus sangat berdampak negatif bagi mereka yang tidak siap untuk mendengar kata tersebut. Jadinya mereka harus lebih berhati-hati dalam berkomitmen.
Mereka yang belum siap untuk putus dalam hubungan bisa menimbulkan luka yang sangat dalam dan sulit untuk melupakannya. Seakan-akan tidak bisa move on. Inilah yang harus kita ajarkan pada anak remaja.
- Agar mereka tidak selalu berpikiran untuk mencari pacar, kita bisa mengarahkan mereka untuk lebih fokus pada pengembangan diri.
Pengembangan diri remaja bisa berupa usaha peningkatan talenta, potensi, kesadaran, dan keahlian. Jangan lupa juga pada peningkatan kekayaan jika memang waktunya sudah tiba.
- Berkomunikasi dengan mereka agar mereka bisa mencintai diri sendiri terlebih dahulu. Ini sangat penting karena tanpa memahami cara untuk mencintai diri sendiri, maka mereka akan mengalami kesulitan untuk mencintai orang lain.
- Didik mereka untuk lebih menghargai diri sendiri, bangun rasa percaya diri mereka. Serta didik tentang bagaimana merawat diri secara mandiri. Baik itu kesehatan fisik, kebersihan, dan kerapian dalam menjalani hidup.
- Terakhir adalah untuk mengedukasi mereka untuk memiliki emosi yang sehat. Emosi yang dimaksud adalah emosi positif dan negatif.
Contohnya mereka harus belajar jika emosi negatif yang muncul berupa marah, stres, atau sedih bisa segera disadari dan dikelola. Itu semua agar mereka mampu mengendalikan pikiran, perasaan, dan perilaku mereka.
Ajak mereka untuk mencatat emosi mereka dari waktu ke waktu, perhatian dan sadari ketika muncul. Rekam semuanya. Dan bagaimana cara mengalihkan emosi yang negatif menjadi lebih baik dan terkendali.
Nah, mari kita mulai berkomunikasi dan edukasi anak remaja kita agar jangan mudah mengucapkan kata jadian. Atau mengiyakan suatu ajakan untuk jadian.
Itu semua karena pacaran bukan hanya tentang menghabiskan waktu bersama pacar saja tanpa adanya rasa tanggung jawab, kewajiban, ketulusan, kesetiaan, dan konsekuensi di balik semua itu.
****