Mohon tunggu...
Willi Andy
Willi Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup dengan cinta dan kasih sayang

Berjuang dengan sungguh-sungguh tanpa lelah dan penuh perhatian

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Self Credit Diperlukan untuk Membangun Kepribadian agar Lebih Baik

8 Desember 2022   04:46 Diperbarui: 12 Desember 2022   23:51 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Sumber: unsplash.com/@peterconlan.

Halo sobat Kompasianer,

Apabila kita amati perilaku orang lain, kita sering loh melihat mereka melakukan sesuatu yang layak dipuji.

Contohnya kita sebagai guru pendidik. Selain kita mengajarkan murid tentang ilmu dan pengetahuan, kita juga mengajarkan mereka tentang perilaku baik.

Jika kita melihat seorang murid berbuat baik terhadap teman sekelas maka sudah pastinya kita akan memujinya di depan kelas. Teman sekelas akan melihat bagaimana dia mendapatkan pujian secara verbal.

Hal tersebut akan mendorong murid lainnya untuk meniru untuk berbuat baik. Dan masih banyak contoh lainnya yang sering kita puji ketika melihat orang lain berbuat sesuatu yang bermanfaat.

Namun pernah gak sih kalau kita memuji diri sendiri? Terutama memuji pada saat kita melakukan sesuatu yang bermanfaat dan membanggakan.

Melalui artikel ini penulis ingin mengajak kita semua untuk lebih menghargai diri sendiri. Setidaknya memberi pujian atas perilaku kita yang bisa dinilai sebagai individu yang berperilaku dewasa.

Memuji diri sendiri bisa karena hal sederhana yang layak dibanggakan. Yang nilai valuenya bisa diceritakan kepada si Ananda, murid, atau generasi berikutnya.

Nah daripada kita menduga-duga hal apa sih yang bisa dijadikan credit bagi diri sendiri. Yuk kita mulai saja.

Belajar dari kesalahan

Kita seringkali melakukan suatu hal atau pekerjaan dan ternyata hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Ada berbagai kesalahan yang terjadi dan tidak diharapkan.

Dari kesalahan tersebutlah kita sebenarnya bisa belajar untuk menjadi lebih baik. Kesalahan menunjukkan kita bahwa kita perlu lebih cermat dan teliti lagi.

Dan sebenarnya kesalahan yang terjadi tanpa disengaja merupakan hal yang wajar. Kita hanya perlu memperbaikinya saat itu atau pada kesempatan berikutnya.

Yang penting kita harus menyadari dan mau mengakui kesalahan tersebut. Lalu kita catat semua kendala, tantangan, dan kesalahan yang sudah pernah terjadi.

Jika sampai pada saat kita akan menghadapi pekerjaan atau situasi yang serupa, maka kita bisa buat daftar untuk diperiksa demi menghindari kesalahan yang serupa.

Mencoba yang terbaik meskipun sulit

Nampaknya kita sering mengabaikan self credit yang satu ini. Pastinya kita sering mencoba untuk meraih gol dan untuk mencapai tujuan tersebut kita harus melakukan usaha yang terbaik.

Nah cobalah untuk menghargai yang satu ini jika kita sudah mengerahkan semua perhatian dan usaha keras dari dalam diri.

Kita bisa mengukur seberapa besar usaha keras kita berdasarkan energi, waktu, dan perhatian yang kita kerahkan dari waktu ke waktu. Catat dan rekam semuanya dan pastikan usaha kita semakin meningkat menjadi maksimal.

Menjadi pribadi yang baik hati

Jika kita berbuat baik untuk sesama manusia, hewan, dan alam secara ikhlas maka kita bisa masuk ke kategori tersebut. Nah pastinya nih kita sering melakukan hal ini, meskipun awalnya ada pamrih.

Kita bisa latih agar niat kita tulus yaitu atas dasar rasa kemanusiaan seperti empati. Jika kita memiliki hati yang tulus dan baik maka bersyukurlah, karena dunia ini memerlukan lebih banyak orang seperti itu.

Terbuka untuk hal yang sulit

Seringkali kita tertutup untuk yang satu ini. Rerata manusia lebih memilih untuk menerima dan melakukan yang sederhana dan mudah untuk dikerjakan. Padahal menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan agar hidup kita bisa berkembang.

Jika kita selalu berada di zona nyaman terus menerus maka kita akan cenderung hidup secara monoton. Dan parahnya hal tersebut akan membuat mental kita lemah.

Nah daripada kita berada di posisi yang nampaknya nyaman tetapi tidak memberikan manfaat yang signifikan, lebih baik kita menjadikan hidup ini lebih terarah pada target yang ingin kita capai.

Semakin target itu terasa berat dan penuh tantangan maka sudah pasti hasilnya adalah yang terbaik.

Jadi jika kita memiliki pikiran yang terbuka untuk menerima berbagai macam tantangan yang sulit maka kita bisa memberi self credit pada diri.

Menerapkan hidup sehat

Hidup tersebut merujuk pada kesehatan fisik, mental, dan emosi. Jika kita memperhatikan dan menjaga kesehatan itu semua maka kita patut mensyukurinya. Sangat jarang loh kalau kita-kita menerapkan pola hidup sehat seperti itu.

Kalau kita masih jauh dari hal tersebut, kita bisa merancang jurnal harian, mingguan, dan bulanan. Kita catat apa saja yang kurang dan perlu diperbaiki. Lalu evaluasi dan lakukan afirmasi ulang agar gol kesehatan tersebut dapat tercapai dan terarah.

Menciptakan perubahan yang positif

Bersediakah kita untuk merubah? Tentunya perubahan yang menuju pada hal-hal yang lebih positif.

Apa saja, bisa dimulai dari hal yang sederhana. Contohnya jika dahulu kita pelit senyum, maka sekarang harus lebih murah senyum.

Jika dulunya kita kurang peduli terhadap sesama maka sekarang saatnya untuk merubah pola pikir tersebut. Ini berlaku juga terhadap hewan dan alam.

Apalagi kalau kita adalah orang yang sangat egois, maka kita bisa mulai melepaskan ego ini sedikit demi sedikit dengan bersedekah.

Itulah 6 hal yang patut kita berikan perhatian dan self credit jika kita berada di sana.

Dengan memuji diri sendiri lewat self credit semacam itu akan membuat kita selalu berada di posisi yang patut disyukuri dan layak dikembangkan. Bukan menjadikan diri ini sombong dan angkuh.

Bagaimana sobat Kompasianer? Apakah kalian juga berbuat hal yang serupa atau hal baik dan positif lainnya yang tidak penulis sebutkan? Yuk berbagi lewat kolom komentar.

Semoga kita semakin baik dari kemarin sehingga kita bisa merasa bangga dan dapat menjadi individu yang selalu bersikap dewasa.

****

Penulis: Willi Andy untuk Kompasiana.
Desember 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun