Mohon tunggu...
Willi Andy
Willi Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup dengan cinta dan kasih sayang

Berjuang dengan sungguh-sungguh tanpa lelah dan penuh perhatian

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pahami Mindset dan Kebiasaan Penyebab Overthinking Serta Solusinya

22 Oktober 2022   04:32 Diperbarui: 29 Oktober 2022   15:31 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam masa resesi sekarang ini, banyak orang yang merasa tertekan dan stres, terlalu khawatir dan cemas dalam menjalani hidup sehari-hari.

Ketika sudah kuliah dan bekerja akan timbul lagi berbagai macam kekhawatiran, lalu kita berpikir, "Bagaimana dengan masa depanku? Apakah akan cerah atau suram? Apakah masa depan sulit dijalani?"

Lalu kita juga sering terjebak dengan masa lalu. Sepertinya tidak bisa move on. Pikiran ini selalu saja berpikir tentang masa lalu. Kita terlalu tenggelam dengan penuh penyesalan terhadap masa lalu.

Atau seringkah kita membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain? Misalnya ketika kita berpikir kalau diri sendiri tidak memiliki kemampuan dalam melakukan hal-hal yang orang lain bisa lakukan?

Bahkan kita terlalu sering mendengar pendapat orang lain terhadap diri sendiri. Dan tentunya adalah pendapat yang berkesan negatif atau tidak sempurna. Kita membiarkan pendapat mereka stay di dalam pikiran terus menerus.

Nah, jika kita membiarkan hal-hal yang disebutkan sebelumnya terus menerus dalam pikiran kita, maka kita akan mengalami suatu isu mental yang disebut sebagai overthinking.

Overthinking ini bisa menjadi pemicu munculnya stres, depresi, dan kecemasan akut. Yuk sadari sejak dini sebelum menjadi parah dan terus berkelanjutan sehingga berpengaruh terhadap kesehatan jiwa.

Lalu apa sih ciri-ciri mindset dan kebiasaan dari seorang yang mengalami overthinking ini?

1. Terlalu khawatir dengan masa depan.
Rasa khawatir terhadap masa depan memang akan dialami oleh rerata setiap orang. Di sini kita sering tidak punya plan atau rencana yang tertata dengan rapi. Kita melangkah menuju masa depan tanpa rencana sama sekali.

Cobalah catat dan tulis rencana masa depan kita. Jangan lupa untuk menulis rencana cadangan jika rencana utama gagal.

2. Terlalu banyak berpikir tentang masa lalu.
Di sini kita selalu menyalahkan diri sendiri, tidak pernah memberi maaf atas kesalahan yang dilakukan diri sendiri. Tidak pernah memberi kesempatan kedua atau ketiga atau seterusnya pada diri ini.

Solusinya bisa kita fokus pada saat ini dan di sini. Jadikanlah masa lalu sebagai guru terdekat. Karena dari kesalahan, kita bisa belajar memperbaiki diri. Maafkan dan beri kesempatan pada diri ini untuk lebih dewasa dan bijak.

3. Terlalu cemas dan stres dalam menjalani hidup sekarang ini.
Di sini kita terlalu banyak meragukan kemampuan diri sendiri. Merasa insecure terhadap pencapaian diri.

Cobalah untuk menumbuhkan rasa percaya diri dengan fokus pada kelebihan atau potensial yang ada dalam diri. Gali dan pertajam keahlian dan potensi diri.

4. Terlalu banyak mendengar gosip orang lain terhadap diri dan sering membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Seringkali kita ingin tahu apa sih yang orang lain bicarakan tentang kita. Jangan-jangan sesuatu yang negatif tentang kita. Dengan demikian kita akan menjadi overthinking yang bermula dari pikiran kita sendiri.

Padahal kita tahu bahwa dalam hidup ini, kita tidak bisa mengontrol dan melarang orang lain membicarakan tentang kita. Cobalah untuk tidak peduli terhadap hal tersebut.

Lalu bagaimana dengan kebiasaan membandingkan diri sendiri terhadap orang lain?

Kita bisa menjadi diri sendiri dengan versi diri yang terbaik. Usahakan fokus pada keterampilan dan pengetahuan yang terdapat pada diri sendiri.

Jadikan motivasi dengan melihat kesuksesan dan ketegaran orang lain untuk kita tiru. Dan bukan untuk mengerdilkan diri sendiri.

Wasana kata:

Mari sahabat Kompasiana untuk selalu hidup saat ini dan di sini. Fokuslah pada pengembangan diri sendiri. Terima jika ada yang memberikan nasehat demi kebahagiaan kita. Tetapi selebihnya buanglah jauh-jauh.

Sering-seringlah berlatih mindfulness. Maafkan dan beri kesempatan bagi diri sendiri. Berikan motivasi tertulis atau lewat percakapan dengan diri sendiri.

Merelakan masa lalu dengan ikhlas karena masa lalu telah lewat dan tidak bisa kembali. Dengan demikian hidup dan pikiran kita lebih ringan. Jadikan masa lalu sebagai guru terdekat, sehingga kita bisa belajar dari kesalahan dan memperbaikinya.

Jangan terlalu khawatir akan masa depan. Tahukah kita bahwa banyak sekali kekhawatiran yang tidak terjadi. Hanya kita saja yang overthinking. Waspada memang baik tetapi jangan sampai overthinking. Buatlah rencana sebaik mungkin tanpa rasa takut dan cemas.

Terakhir adalah self rewards. Berikanlah diri ini semacam rewards atas segala pencapaian meskipun itu hal yang ringan-ringan. Dengan demikian kita lebih mengenal dan mencintai diri sendiri.

****

Penulis: Willi Andy.
Oktober 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun