Contohnya adalah dengan mengonsumsi mi instan secara tidak terlalu sering. Lalu tambahkan topping protein seperti telur, daging atau protein nabati seperti tahu atau tempeh dan kacang-kacangan.
Tidak makan mi instan dengan nasi atau sumber karbohidrat lainnya. Tambahkan sayuran sebagai serat alami agar lebih tahan kenyang, memudahkan kerja lambung dan usus serta agar berat badan lebih terjaga.
Cobalah juga untuk mengganti rasio antara sumber karbohidrat, sayuran dan protein. Mulai mengganti dari 1/2 karbohidrat, 1/4 protein dan 1/4 sayuran menjadi 1/4 protein, 1/4 karbohidrat dan 1/2 sayuran sesuai dengan pola makan orang barat jika memungkinkan.
Jadi porsi karbohidrat yang besar diperkecil dari 1/2 menjadi 1/4 bagian dari keseluruhan porsi sekali saji. Terus 1/4 bagian sayuran ditingkatkan menjadi 1/2 porsi dari keseluruhan porsi sekali saji.
Dan tentu saja makanan yang kita konsumsi harus disesuaikan dengan berat badan, tinggi badan, usia dan aktivitas sehari-hari. Jika kita tidak yakin, kita bisa bertanya kepada dokter pribadi atau para ahli gizi perihal asupan makanan yang kita konsumsi sehari-hari.
Dengan demikian tubuh bisa mendapatkan gizi yang optimal yang pada akhirnya tubuh kita akan lebih sehat.
Yuk, kini saatnya untuk hidup lebih sehat mulai dari bagaimana dan apa yang kita konsumsi selagi harga mi instan mulai naik.
***
Penulis: Willi Andy untuk Kompasiana.
Agustus 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H