Demikianlah Bu Tia menyelesaikan masalah tersebut dengan kebajikan yaitu memberi. Beliau juga tidak menggurui secara langsung tetapi tindakan beliau langsung menyentuh sanubari anak tersebut.
Namun itu bukan satu-satunya masalah yang timbul ketika beliau berjualan di sana.
Ada satu masalah lagi yaitu ada pembeli yang menipu Bu Tia. Pembeli itu membeli buah tomat, ehhh tomat memang termasuk buah-buahan loh.
Pembeli itu setelah memilih beberapa buah tomat lalu meletakkan semuanya di atas timbangan. Beratnya satu kilogram.
"Bu, saya beli tomat satu kilogram, berapa yang saya harus bayar?" Tanya si pembeli.
"Hanya 15 ribu rupiah Pak", jawab Bu Tia.
"Baik Bu, minta kantong plastiknya yah. Ini 15 ribu rupiah."
Ketika Bu Tia mengambilkan kantong plastik, ternyata si pembeli menilap dua buah tomat . Dia mengira Bu Tia tidak mengetahui hal tersebut.
Namun Bu Tia melihat hal tersebut dari sudut matanya yang bagaikan mata elang. Dia tahu dengan pasti bahwa si pembeli berbuat curang dengan menilap dua buah tomat dan langsung memasukkan ke dalam kantong beserta tomat yang sudah ditimbang.
Bu Tia tidak menegur pembeli itu. Beliau hanya berpikir mungkin si pembeli memerlukan lebih banyak tomat dan mengikhlaskan dua buah tomat tersebut.
Beberapa hari kemudian, si pembeli kembali ke sana dan membeli satu kilogram tomat. Bu Tia yang mengenal si pembeli itu, langsung berkata: