Mohon tunggu...
Willi Andy
Willi Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup dengan cinta dan kasih sayang

Berjuang dengan sungguh-sungguh tanpa lelah dan penuh perhatian

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Fungsi Taman sebagai Ruang Publik bagi Warga Kota

16 Juli 2022   03:56 Diperbarui: 16 Juli 2022   23:04 1376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya menerima pesan dari Kompasiana yang berisi ajakan menulis topik pilihan "Minimnya Ruang Publik di Sekitar Kita" pada tanggal 14 Juli 2022 zona waktu Pasifik. Setelah membaca isi topik pilihan admin Kompasiana yang selalu bergaya santai dan asyik, saya merasa ingin sekali menulis untuk berbagi pengalaman.

Maka izinkan saya berbagi pengalaman tentang ruang publik favorit saya. Semoga berkenan untuk membaca (penuh harap).

Setiap pagi saya akan berangkat ke taman yang berlokasi tidak jauh, sekitar lima menit jarak mengemudi dari rumah ke sana. Saya biasanya berangkat dari rumah sesudah mandi dan sarapan. Jam delapan pagi biasanya sudah sampai di sana.

Saya akan meninggalkan taman pada jam sembilan pagi untuk pergi belanja dan langsung berangkat kerja jika tidak ada yang harus dibeli di hari itu.

Taman tersebut adalah Rowland Heights Park 1500 S. Banida Ave. Rowland Heights, CA 91748.

Papan nama bagi Taman Rowland Heights di depan parkiran. Dokpri.
Papan nama bagi Taman Rowland Heights di depan parkiran. Dokpri.
Taman ini sangat asri, memiliki pohon-pohon yang tumbuh sangat tinggi dan besar. Cukup rindang untuk menghalau panas terik matahari di saat siang hari. Terkadang akan ada burung dan bebek yang berimigrasi ke sini.

Burung Falcon yang turun untuk bermain dan minum air di pagi hari. Dokpri.
Burung Falcon yang turun untuk bermain dan minum air di pagi hari. Dokpri.

Dua bebek yang berimigrasi setelah hujan lebat di taman. Mereka sedang mencari makan. Dokpri.
Dua bebek yang berimigrasi setelah hujan lebat di taman. Mereka sedang mencari makan. Dokpri.

Banyak tupai di taman, ini salah satunya. Dokpri.
Banyak tupai di taman, ini salah satunya. Dokpri.

Begitu kita masuk ke taman, ada kantor taman dan ruang serba guna. Ruang serba guna ini dipakai untuk latihan performa bagi anak-anak dalam bernyanyi dan menari maupun studi buku.

Jalan masuk yang menghubungi taman dan parkiran mobil. Dokpri.
Jalan masuk yang menghubungi taman dan parkiran mobil. Dokpri.

Untuk orang dewasa, ada senam taichi dan meja pingpong. Juga ada lapangan tertutup di belakangnya untuk anak-anak bermain basket dan kegiatan lainnya.

Di sana juga ada WC umum yang terpisah bagi wanita dan pria. Tidak jauh dari sana, ada lapangan basket dan tenis yang dipagari oleh kawat besar sebagai pembatas.

Dan di sebelah kanan ada playgound atau tempat bermain untuk anak-anak. Lebih jauh menelusuri ke dalam, ada dua lapangan kasti lengkap dengan tempat para penonton duduk. Lapangan ini sangat besar dan bisa dipakai untuk lapangan sepak bola juga.

Lapangan kasti yang dilapisi campuran pasir dan tanah. Dokpri.
Lapangan kasti yang dilapisi campuran pasir dan tanah. Dokpri.

Taman ini terletak di tengah kota dan rumah penduduk. Umumnya tidak begitu ramai di hari biasa. Tetapi di hari Sabtu dan Minggu akan banyak pengunjung mulai dari anak kecil sampai para lansia.

Pohon besar dengan ranting bercabang, menyerupai huruf “Y”. Dokpri.
Pohon besar dengan ranting bercabang, menyerupai huruf “Y”. Dokpri.
Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa taman publik ini sangat bermanfaat bagi semua kelompok usia. Anak-anak umumnya bermain di playground yang dijaga oleh orang tua mereka. Para remaja senang bermain di lapangan basket dan kasti.

Para orang dewasa senang bermain di lapangan tenis, pingpong dan tenis lapangan. Sedangkan para lansia menyukai senam taichi atau jenis tarian khas dari China.

Playground untuk anak-anak bermain. Dokpri.
Playground untuk anak-anak bermain. Dokpri.

Lapangan tenis. Dokpri.
Lapangan tenis. Dokpri.

Lapangan basket. Dokpri.
Lapangan basket. Dokpri.

Nampak beberapa orang sedang senam taichi. Dokpri.
Nampak beberapa orang sedang senam taichi. Dokpri.

Para lansia yang sedang melakukan budaya senam dan tarian dengan kipas. Dokpri.
Para lansia yang sedang melakukan budaya senam dan tarian dengan kipas. Dokpri.

Tersedia pula dua gazebo untuk tempat pengunjung berpesta dan bbq. Mereka menerapkan sistem first in first serve untuk mencarter gazebo bagi yang ingin memakai untuk pesta ulang tahun.

Sebuah gazebo dekat playground saat berkabut di musim semi pagi hari. Dokpri.
Sebuah gazebo dekat playground saat berkabut di musim semi pagi hari. Dokpri.
Khusus untuk hari Natal, taman ini mengadakan acara untuk anak-anak dari sore sampai malam. Acara Natal yaitu makan dan minum bersama Santa Claus, pertunjukan nyanyi, DJ, musik, tarian. Tu Tu Train, Kereta dengan kuda poni, salju buatan dan istana tiruan.

Saat malam eve perayaan Natal di taman. Anak-anak berada di kereta yang dihiasi lampu. Dokpri.
Saat malam eve perayaan Natal di taman. Anak-anak berada di kereta yang dihiasi lampu. Dokpri.

Taman di musim dingin dengan latar belakang gunung yang dilapisi salju. Dokpri.
Taman di musim dingin dengan latar belakang gunung yang dilapisi salju. Dokpri.

Kembali ke pengalaman saya di sana (hehehe). Saya memanfaatkan kunjungan ke taman untuk berjalan kaki dengan memperhatikan napas masuk dan keluar. Tetapi saya lebih memprioritaskan untuk menelepon ayah saya yang berada di Jakarta. Jika beliau tidak mengangkat panggilan saya, saya baru akan berjalan kaki.

Di samping itu, saya menyukai berjalan di bawah sinar matahari pagi yang kata para ahli sangat baik untuk tubuh dalam memproduksi vitamin D.

Saya sangat bersyukur bahwa taman publik ini menyediakan banyak fasilitas dan semuanya tidak dipungut biaya sama sekali. 

Letak taman juga sangat strategis sehingga penduduk di sekitar bisa datang dan melewati hari dengan segala macam aktivitas. Dari bersantai melepas stres, menikmati alam, menemani anak, ngobrol, berfoto, bermain, membuat konten video, olah raga dan senam bahkan ada yang bermeditasi.

Seorang wanita yang sedang menari untuk konten. Dokpri.
Seorang wanita yang sedang menari untuk konten. Dokpri.

****
Menurut saya, ruang publik seperti taman sangat diperlukan untuk para pengunjung  terutama yang berada di kota.

Seperti kita ketahui kehidupan perkotaan adalah lebih monoton dan penuh dengan stres terhadap pekerjaan, padatnya lalu lintas dan tuntutan hidup. Maka taman publik yang menyediakan segala fasilitas tanpa dipungut biaya sangat didambakan masyarakat kota.

Seperti kata pepatah di sini yaitu: "Parks Make Life Happy".

Semoga kawan-kawan yang berada di Indonesia dan negara lainnya juga memiliki taman publik. Dan yang pasti jangan lupa untuk mengunjungi taman setidaknya seminggu sekali dan beraktivitas agar sehat secara jasmani dan rohani.

****

Penulis: Willi Andy untuk Kompasiana.
Juli 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun