***
Catatan kaki:
Tradisi pindapata senantiasa dilakukan oleh setiap Buddha, para Bhikkhu dan Bhikkhuni. Hal tersebut dinyatakan oleh Buddha Gautama sewaktu beliau mengunjungi kota kelahiran beliau di Kapilavatthu.
Di hari sebelumnya, Buddha Gautama tidak mendapatkan undangan persembahan makanan di istana oleh ayahnya sendiri yaitu Raja Suddhodana.Â
Maka esoknya Buddha Gautama dan beberapa Bhikkhu memasuki kota untuk mendapatkan makanan dari para penduduk. Mereka menggunakan mangkuk sebagai wadah untuk menerima makanan.
Sang Raja yang mengetahui hal tersebut menghampiri Buddha Gautama dan mengatakan bahwa para Kattiya tidak mengemis makanan.Â
Ini dikarenakan Buddha Gautama adalah keturunan Kattiya (kesatria atau bangsawan) maka tidak seharusnya Buddha Gautama mengumpulkan makanan dari rumah ke rumah.
Buddha Gautama mengatakan kepada Sang Raja bahwasanya mengumpulkan makanan dari rumah ke rumah merupakan tradisi para Buddha.Â
Beliau mengatakan juga menegaskan bahwasanya beliau adalah seorang Buddha dan bukan seorang pangeran lagi. Sedangkan saat itu merupakan waktu untuk mengumpulkan makanan.
Pindapata adalah suatu kata yang berasal dari bahasa Pali. Pindapata memiliki arti yaitu makanan yang jatuh ke dalam mangkuk.Â
Maknanya adalah suatu tradisi yang dilakukan oleh para Buddha, Bhikkhu dan Bhikkhuni dalam hal mengumpulkan makanan dari umat awam yang dimasukkan ke dalam mangkuk yang dibawa oleh Buddha, Bhikkhu dan Bhikkhuni.