Dia juga merasa bahagia ketika melihat anak kucing itu makan. Jadi dia memiliki dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan memberi dan turut bahagia (mudita cita) dari melihat dan merasakan kucing yang bahagia.
Saat dia makan, dia teringat dengan kawannya bernama Sofi, seorang pecinta binatang. Lalu segera dia menelepon Sofi melalui telepon genggamnya.
Suara berdering di telepon genggam milik Sofi. Sofi melihat kalau Eko menelepon dan langsung mengangkat dan membalas.
“Halo Eko, apa kabar kamu? Ada apa nih kok tetiba menelepon?” Penasaran Sofi bertanya.
“Sofi, ini ada anak kucing jalanan, nampaknya tanpa induknya. Kasihan karena tidak ada yang merawatnya.”
“Baik Eko, kamu tolong awasi kucing itu dulu, sekarang saya akan meluncur disana. Kamu lagi makan mie di Pak Husen?” Sofi minta bantuan dan bertanya.
“Iya Sofi, terima kasih ya. Saya tunggu kamu di sini. Soalnya kamu tahu sendiri sekarang banyak orang jahat yang suka menyiksa anak kucing. Ingatkah kamu kalau seminggu yang lalu ada kucing yang disiksa dengan disiram minyak panas dan mendidih?”
“Iya Eko, kok tega ya mereka itu. Mereka seakan-akan tidak peduli kalau kucing atau hewan lainnya adalah makhluk hidup juga yang ingin hidup bahagia sama seperti kita.”
“Betul Sofi.” Jawab Eko.
“Ya sudah tunggu saya disana.”
“Baik Sofi.” Eko membalas sambil menutup telepon genggamnya.