Mohon tunggu...
Willi Andy
Willi Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup dengan cinta dan kasih sayang

Berjuang dengan sungguh-sungguh tanpa lelah dan penuh perhatian

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Utusan Surgawi

30 April 2022   03:33 Diperbarui: 23 Maret 2023   13:11 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto by pixabay.com

Dalam kehidupan ini, pernahkah kita membayangkan pernah bertemu dengan para dewa atau dewi, malaikat, peri atau makhluk surgawi datang menghampiri kita?

Ketika kita sedang terlelap tidur khususnya di siang hari, kita sering mengalami mimpi. Mimpi itu biasanya bisa berupa makhluk surgawi yang berkomunikasi dan berinteraksi dengan kita.

Kalau mimpi buruk pasti kita sering mengalaminya. Apakah mimpi tentang dikejar-kejar perampok, disiksa, dan dicaci maki. Mungkin kita akan menyalahkan para hantu atau dedemit yang berwajah seram dan menakutkan.

Tetapi dalam artikel ini, kita tidak membahas tentang mimpi. Pembahasan lebih pada kehidupan saat ini dan nyata, yang sudah dan akan kita alami.

Ulasan ini adalah tentang para "utusan surgawi". Yang mungkin sekali kita berpikir bahwa merekalah yang akan menghibur kita kala dalam keadaan sedih. Para utusan surgawi umumnya dianggap sebagai pelipur lara.

Pun kita membayangkan para utusan surgawi sesuai dengan persepsi masing-masing.

Ada yang berwajah lembut, tenang, dan damai. Memiliki sayap, beratribut gilang gemilang penuh dengan aura menyejukkan. Mereka adalah penyanyang dan pelindung umat manusia. Mereka bisa  berkarakter sebagai pria, wanita, anak kecil atau para sepuh.

Syahdan, kita langsung saja melangkah lebih jauh. Inilah beberapa utusan surgawi yang sering kita lihat dan dengar di kehidupan saat ini.

Ada 5 utusan surgawi yang nyata dan kasat mata. Mereka adalah:

1. Bayi yang lembut, berbaring telungkup. Yang masih memerlukan perhatian dan perawatan sepenuhnya dari seorang ibu, ayah, dan pengasuh.

Di sini kita sebagai manusia yang cerdas dan dewasa bisa berpikir.

"Saya tunduk pada kelahiran, belum terbebas dari kelahiran seperti seorang bayi yang baru lahir beberapa hari atau beberapa bulan. Maka dari itu, saya lebih baik segera melakukan perbuatan baik melalui jasmani, ucapan, dan perbuatan."

Dengan demikian, seorang bayi dapat kita kenali sebagai utusan surgawi yang datang kepada kita sebagai pengingat agar kita selalu berbuat kebaikan.

2. Seorang pria atau wanita berusia 70, 80, 90, sampai 100 tahun lebih. Tua, bungkuk, merunduk, berjalan dengan bantuan tongkat, terhuyung-huyung, lemah, ompong, rambut putih bahkan botak, keriput, dan bercak di kulit.

Di sini kita sebagai manusia yang cerdas dan dewasa bisa berpikir.

"Saya tunduk pada penuaan, belum terbebas dari penuaan seperti orang tua yang menghabiskan hari-hari senjanya. Maka saya lebih baik melakukan perbuatan baik (tanpa menunda) melalui jasmani, ucapan, dan perbuatan."

Dengan demikian seorang tua dan jompo dapat kita kenali sebagai utusan surgawi yang datang kepada kita sebagai pengingat agar kita selalu berbuat kebaikan.

3. Seorang pria atau wanita yang sakit, menderita secara fisik, sakit parah, terbaring lemah, dan lunglai.

Di sini kita sebagai manusia yang cerdas dan dewasa bisa berpikir.

"Saya tunduk pada penyakit, belum terbebas dari penyakit seperti seorang pria atau wanita yang sakit fisik, lemah, tidak bersemangat, sakit parah, membutuhkan perawatan dan obat-obatan. Maka saya yang masih sehat, lebih baik melakukan perbuatan baik melalui jasmani, ucapan dan perbuatan."

Dengan demikian pesakit dapat kita kenali sebagai utusan surgawi yang datang kepada kita sebagai pengingat agar kita selalu berbuat kebaikan selagi sehat dan kuat.

4. Pelaku kejahatan yang terbukti bersalah dan dihukum oleh raja atau pemerintahan. Raja atau pemerintahan akan menjatuhkan hukuman seperti hukuman fisik yang keras, hukuman tidak boleh makan, dan penjara bagi para penjahat, pembunuh, perampok, dan pembuat asusila. 

Di sini kita sebagai manusia yang cerdas dan dewasa bisa berpikir.

"Saya melihat dan mendengar raja atau pemerintahan menjatuhkan berbagai macam hukuman terhadap penjahat yang terbukti melakukan kejahatan. Maka saya lebih baik menghindari perbuatan jahat dan melakukan perbuatan baik kapan saja"

Dengan demikian penjahat yang terhukum dapat kita kenali sebagai utusan surgawi yang datang kepada kita sebagai pengingat agar kita selalu berbuat kebaikan serta malu dan takut akan perbuatan jahat.

5. Seorang laki-laki atau seorang perempuan yang telah meninggal selama satu hari, dua hari, tiga hari, membengkak, memucat, dan meneteskan cairan.

Di sini kita sebagai manusia yang cerdas dan dewasa bisa berpikir.

"Saya tunduk pada kematian, saya belum terbebas dari kematian. Maka saya lebih baik melakukan perbuatan baik melalui jasmani, ucapan dan perbuatan selagi masih hidup"

Dengan demikian mayat dari orang yang meninggal dunia dapat kita kenali sebagai utusan surgawi yang datang kepada kita sebagai pengingat agar kita selalu berbuat kebaikan ketika kita masih bernapas.

*****

Bagaimana? Sudahkah kita bertemu dengan mereka?

Dari kelima utusan surgawi, manakah yang kita harapkan sebagai utusan surgawi? Semuanya nyata bukan? Dan ada di kehidupan ini, di tengah kehadiran kita.

Jika kita perhatikan, maka kesemuanya adalah mereka yang membantu kita sebagai pengingat agar selalu berbuat kebaikan dan menjauhi kejahatan selagi punya kesempatan yang sangat langkah.

Dengan demikian kehidupan kita akan lebih berbahagia dan sejahtera.

Referensi: MN 130

Penulis: Willi Andy

April 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun