Di sini kita sebagai manusia yang cerdas dan dewasa bisa berpikir.
"Saya tunduk pada kelahiran, belum terbebas dari kelahiran seperti seorang bayi yang baru lahir beberapa hari atau beberapa bulan. Maka dari itu, saya lebih baik segera melakukan perbuatan baik melalui jasmani, ucapan, dan perbuatan."
Dengan demikian, seorang bayi dapat kita kenali sebagai utusan surgawi yang datang kepada kita sebagai pengingat agar kita selalu berbuat kebaikan.
2. Seorang pria atau wanita berusia 70, 80, 90, sampai 100 tahun lebih. Tua, bungkuk, merunduk, berjalan dengan bantuan tongkat, terhuyung-huyung, lemah, ompong, rambut putih bahkan botak, keriput, dan bercak di kulit.
Di sini kita sebagai manusia yang cerdas dan dewasa bisa berpikir.
"Saya tunduk pada penuaan, belum terbebas dari penuaan seperti orang tua yang menghabiskan hari-hari senjanya. Maka saya lebih baik melakukan perbuatan baik (tanpa menunda) melalui jasmani, ucapan, dan perbuatan."
Dengan demikian seorang tua dan jompo dapat kita kenali sebagai utusan surgawi yang datang kepada kita sebagai pengingat agar kita selalu berbuat kebaikan.
3. Seorang pria atau wanita yang sakit, menderita secara fisik, sakit parah, terbaring lemah, dan lunglai.
Di sini kita sebagai manusia yang cerdas dan dewasa bisa berpikir.
"Saya tunduk pada penyakit, belum terbebas dari penyakit seperti seorang pria atau wanita yang sakit fisik, lemah, tidak bersemangat, sakit parah, membutuhkan perawatan dan obat-obatan. Maka saya yang masih sehat, lebih baik melakukan perbuatan baik melalui jasmani, ucapan dan perbuatan."
Dengan demikian pesakit dapat kita kenali sebagai utusan surgawi yang datang kepada kita sebagai pengingat agar kita selalu berbuat kebaikan selagi sehat dan kuat.