Mohon tunggu...
Willi Andy
Willi Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup dengan cinta dan kasih sayang

Berjuang dengan sungguh-sungguh tanpa lelah dan penuh perhatian

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Utusan Surgawi

30 April 2022   03:33 Diperbarui: 23 Maret 2023   13:11 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Pelaku kejahatan yang terbukti bersalah dan dihukum oleh raja atau pemerintahan. Raja atau pemerintahan akan menjatuhkan hukuman seperti hukuman fisik yang keras, hukuman tidak boleh makan, dan penjara bagi para penjahat, pembunuh, perampok, dan pembuat asusila. 

Di sini kita sebagai manusia yang cerdas dan dewasa bisa berpikir.

"Saya melihat dan mendengar raja atau pemerintahan menjatuhkan berbagai macam hukuman terhadap penjahat yang terbukti melakukan kejahatan. Maka saya lebih baik menghindari perbuatan jahat dan melakukan perbuatan baik kapan saja"

Dengan demikian penjahat yang terhukum dapat kita kenali sebagai utusan surgawi yang datang kepada kita sebagai pengingat agar kita selalu berbuat kebaikan serta malu dan takut akan perbuatan jahat.

5. Seorang laki-laki atau seorang perempuan yang telah meninggal selama satu hari, dua hari, tiga hari, membengkak, memucat, dan meneteskan cairan.

Di sini kita sebagai manusia yang cerdas dan dewasa bisa berpikir.

"Saya tunduk pada kematian, saya belum terbebas dari kematian. Maka saya lebih baik melakukan perbuatan baik melalui jasmani, ucapan dan perbuatan selagi masih hidup"

Dengan demikian mayat dari orang yang meninggal dunia dapat kita kenali sebagai utusan surgawi yang datang kepada kita sebagai pengingat agar kita selalu berbuat kebaikan ketika kita masih bernapas.

*****

Bagaimana? Sudahkah kita bertemu dengan mereka?

Dari kelima utusan surgawi, manakah yang kita harapkan sebagai utusan surgawi? Semuanya nyata bukan? Dan ada di kehidupan ini, di tengah kehadiran kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun