Nama: Agustinus Ressa Sala'pa, S.T
Tempat/tanggal lahir: Lamasi/29 Desember 1976
Alamat: Jl. Rakata No.79 Bandung
Pekerjaan: TNI AD
Status: Menikah
Agama: Katolik
Latar Belakang
Agustinus Ressa Sala'pa, lahir di desa Setiarejo, Kecamatan Lamasi, Kabupaten Luwu. Ia lahir di keluarga sederhana yang bekerja sebagai petani. Ia mempunyai 5 saudara dan semuanya adalah perempuan. Jadi tidak aneh apabila ia lebih dekat dengan kakeknya yang kebetulan juga tinggal bersama keluarganya. Bagi Agustinus, kakeknya adalah sosok yang sangat inspiratif. Dalam hal akademis, ia bukanlah seseorang yang berprestasi. Bahkan nilainya di sekolah tidak menonjol, biasa - biasa saja. Pendidikannya dimulai dari SD Negeri Sambirejo, berlanjut ke SMP Negeri Lamasi, lalu SMA Negeri 3 Palopo. saat sebelum lulus SMA, ia bercita - cita menjadi seorang tentara, namun tidak direstui orangtuanya. Lalu dia melanjutkan pendidikan S1/Teknik Sipil di UKI Paulus Makassar. Masa - masa kuliahnya itu merupakan masa - masa yang berat baginya. Selama 3 tahun kuliah, nilai - nilainya tidak pernah memuaskan, karena ia merasa tertinggal jauh dengan teman - temannya dalam bidang akademis. Tapi, berkat didikan orangtua dan kakeknya, ia pun mulai bangkit di tahun keempatnya. Akhirnya ia pun lulus kuliahnya pada tahun 2001.
Agustinus mulai mengejar mimpinya sebagai tentara setelah direstui oleh orangtuanya. Setelah lulus tes penerimaan calon perwira, ia berangkat ke magelang untuk mengikuti pendidikan di Akademi Militer. Setelah belajar satu tahun, ia ditugaskan ke Kalimantan, lalu setelah 10 tahun, dipindahkan ke Cirebon dan ditugaskan menjadi Wadandenzibang-3 Cirebon. Kemudian di tahun 2017, Agustinus mengikuti tes pendidikan Seskoad, dan lolos pada tahun 2018. setelah pendidikannya selesai, ia dipromosikan menjadi Dandenzibang-2 di Jayapura.
Tantangan
Tahun 2022, ia ditunjuk sebagai Komandan Kodim Boven Digoel, sebuah daerah terpencil. Daerah tersebut didiami oleh OPM yang bisa memberontak kapanpun. Namun, hal tersebut diselesaikan dengan halus oleh Bapak Agustinus. Menghadapi kondisi tersebut, ia melakukan pendekatan persuasif baik kepada anggotanya sendiri, masyarakat setempat, pemerintah daerah, maupun instansi-instansi yang ada. Bertugas di tempat yang rawan konflik merupakan sebuah tantangan serius bagi Bapak Agustinus. Masyarakat setempat memiliki pendidikan yang rendah dan sangat sulit untuk menerima hal - hal yang baru. Demi mengatasi masalah itulah, Bapak Agustinus mulai melakukan pendekatan persuasif ke berbagai orang dan tempat.
Konstribusi
Selama bertugas, Bapak Agustinus selalu berusaha agar bisa dekat dengan masyarakat. Ia menjadi bapak asuh bagi anak - anak stunting yang tinggal di sekitar Kodim, ia mengajak para Komandan Koramil dan Bintara Pembina Desa setempat untuk mengunjungi warga miskin dan memberi sembako. Ia juga menjadwalkan secara rutin bersama semua anggotanya untuk bersih - bersih di tempat umum seperti pasar, tempat ibadah, dan lain sebagainya.
Namun, Bapak Agustinus merasa hal tersebut belum cukup untuk mendekatkan dirinya dengan masyarakat. Ia perlu sesuatu yang lebih dari itu. Jadi, dalam sebuah acara bernama "Semarak Natal" yang diadakan setiap bulan Desember di Kodim 1711/BVD, ia melibatkan masyarakat setempat dalam lomba - lomba acara tersebut. Kegiatan yang rutin dilakukan oleh Bapak Agustinus ini menjadi hal yang paling ditunggu - tunggu oleh masyarakat, karena acara ini belum pernah diadakan oleh pejabat maupun pemerintah daerah. Â Di acara ini, masyarakat juga berkesempatan untuk mencoba berbagai makanan tradisonal dari berbagai suku dan membeli sembako dengan harga murah di Pasar Murah yang diadakan saat itu juga. Tak hanya saat bulan Desember saja, ia juga mengadakan Pasar Murah saat Ramadhan dan saat hari peringatan Ulang Tahun Kodim 1711/BVD.
Bapak Agustinus juga sering mengadakan Jalan Sehat Kodim 1711/BVD. Kegiatan tersebut juga melibatkan masyarakat, yang selalu antusias menantikan datangnya acara ini. Ia juga mengadakan pemeriksaan dan pengobatan gratis bagi masyarakat
Dampak
Semua hal yang telah dilakukan Bapak Agustinus ini membuahkan hasil. Keamanan Boven Digoel tempat ia bertugas, menjadi tetap kondusif. Hal ini terjadi karena bukan hanya karena masyarakat telah memiliki relasi yang baik dengan para tentara yang bertugas menjaga mereka, tapi juga karena mereka telah menjalin relasi yang baik dengan satu sama lain, sehingga pertikaian ataupun pemberontakan bisa dihindari. Daerah Boven Digoel yang awalnya kotor, akhirnya bisa menjadi bersih dan sehat berkat bantuan Bapak Agustinus.
Pesan dan Harapan
Dari pengalamannya, Bapak Agustinus Ressa berpesan supaya kita:
Kenali diri, ketahuilah kelebihan ataupun kelemahanmu.
Tentukan dan raihlah dengan pantang menyerah tujuan hidupmu.
Milikilah rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi.
Ikhlas dalam bekerja dan membantu orang lain.
Dekat dengan Tuhan.
Bapak Agustinus Ressa memiliki harapan, apabila nanti sudah waktunya bagi dirinya untuk pensiun, ia ingin kembali pada masyarakat dan menjadi seorang kepala daerah, supaya ia dapat kembali berbuat lebih banyak demi kesejahteraan masyarakat. Ia juga berharap apabila masa jabatannya berakhir, ia dapat lebih dekat lagi dengan keluarga yang ia bangun, yang selama ini berhubungan jarak jauh dengannya selama lima tahun karena tugasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H