Kemudian kalau membandingkan dari pricelist produk di situs resmi Wuling Indonesia, maka harga OTR (On The Road) untuk Confero S tipe C MT adalah Rp185,7 juta dan Cortez S 1.5 T MT adalah Rp227,5 juta.”
Berikut ini adalah tabel simulasi buatan saya sendiri untuk mencari perhitungan harga OTR Cortez dan Confero. Simulasi ini menunjukkan angka OTR yang saya hitung sangat mirip dengan informasi dari artikel Bung Fathan. Di sini saya juga simulasikan NJKB (Juli) kedua BEV Wuling. Mohon diperhatikan, simulasi ini berdasarkan perhitungan aturan pajak normal. Walau hingga titik ini paparan saya belum komprehensif, angka perhitungan OTR AirEV (bila diterapkan pajak normal) sudah bisa diintip pada tabel di bawah. Dan perhatikan bahwa saya akan tegas meberikan identifikasi NJKB pada bulan apa pada setiap perhitungan yang saya buat. Karena pada tanggal 8 September saya dapati nilai NJKB AirEV telah dinaikkan.
(Dari mana saya peroleh rumus perhitungan tersebut akan saya paparkan di bagian akhir artikel ini.)
Membaca artikel Bung Fathan membuat saya agak lega, karena saya berpikir bahwa PT SGMW MI ternyata mematok harga yang masih wajar (ini menurut saya secara subyektif, entah opini orang lain). Menurut perhitungan saya (berdasarkan NJKB Juli) bila menggunakan aturan pajak khusus mobil listrik (berbeda dengan tabel di atas yang menggunakan pajak normal), maka seharusnya harga Wuling BEV akan sekitar Rp168 juta (Standard) dan Rp210 juta (Long). Sebagai informasi, harga OTR Confero dan Cortez tidak mendapat insentif bebas pajak apapun alias perhitungan normal, sedangkan BEV mendapat keringanan DPP (Dasar Pengenaan Pajak) nol persen dan insentif BBNKB (Bea Balik Nama) nol persen.
Fitur penting untuk varian Long Range 300 km
Saya katakan “agak” lega karena masih ada satu kekhawatiran lagi yaitu ada tidaknya port DC Fast Charging yang masih belum jelas saat itu. Sebagai informasi tambahan, fitur DC Fast Charging ini selayaknya wajib ada pada BEV kelas menengah dengan jarak tempuh minimum NEDC 300 km. Bahkan konon BEV Kurnia EVCBU K-Upgrade yang seharga Rp75 juta pun akan dilengkapi fitur ini.
Saya pernah melihat ada opini yang menyatakan “memaafkan” absennya port DC Fast Charging pada AirEV ini karena menurutnya kapasitas baterai 26 kWh (Long Range) termasuk sangat kecil dan akan cukup cepat bila diisi dengan daya listrik 6,6 kWh (sekitar 4-5 jam untuk mengisi baterai dari 0-100%). Ya tentu sah saja berpendapat demikian. Bagi saya durasi itu masih termasuk lama. Kalau bisa menggunakan daya listrik rumah 13,2 kWh 3 phase (durasi charging sekitar 90 – 120 menit dari 0-100%) mengapa saya harus berlama-lama charging 4-5 jam? Toh sudah ada program diskon khusus dari PLN bagi pemilik BEV untuk pemasangan sambungan baru listrik 3 phase 13.200 VA yang cuma seharga Rp3,5 juta saja.
Kekhawatiran yang berujung pupusnya harapan
Selepas adanya informasi NJKB di awal Juli tersebut ternyata PT SGMW MI malah makin gencar mengkampanyekan informasi estimasi harga Rp250 – 300 juta. Ini mulai mengkhawatirkan saya. Saya pun berupaya datangi manajer pameran booth Wuling di pameran Periklindo (sebelum GIIAS) dan berdiskusi soal ini. Juga dengan pihak gerai tempat saya memesan. Saya berharap kekhawatiran saya akan disampaikan ke pihak prinsipal PT SGMW MI dan mereka mau mendengarkan dan mematok harga sesuai dengan perhitungan OTR (berdasarkan NJKB yang didaftarkan ke SAMSAT DKI). Maksud saya, silahkan daftarkan NJKB yang nilainya sesuai agar setelah dikenakan komponen pajak maka harga OTR-nya akan benar Rp300 juta . Bila perhitungan pajak sudah sesuai maka tinggallah calon pembeli mau beli atau tidak dengan harga tersebut.