2020 mungkin tahun yang tidak mudah bagi teman-teman di komunitas network marketing, khususnya agen asuransi. Tiba-tiba harus dikenalkan dengan branding, social media, digital marketing dan semua hal-hal teknis lainnya yang selama ini tidak pernah ada di dalam kamus seorang agen asuransi.
Tetapi, justru melewatkan kesempatan ini seperti melewatkan kereta yang sedang datang untuk membawa kamu kepada sebuah kesempatan berbisnis yang jauh lebih besar.
Nah sebelum mulai kita kenalan dulu ya sama branding tuh apa sih.
 Branding
Marty Neuimer di dalam bukunya the brand gap menjelaskan bahwa branding adalah perasaan atau asumsi dan juga persepsi dari orang-orang terhadap produk, layanan atau sebuah organisasi.
Permasalahan terbesar memang tetap adalah branding dari seorang agen asuransi. Image yang dibawa oleh seorang agen asuransi adalah branding yang mereka miliki saat ini tentang pekerjaan insurance agent.
Mengubah hal ini tidaklah mudah, khususnya kamu yang direkrut hari-hari ini. Kamu seperti bayi baru lahir yang sudah memiliki gambaran buruk karena orangtua sebelumnya. Tetapi, jangan khawatir segala sesuatuny bisa diubah asalkan kita mau mencoba untuk mematahkan hal-hal yang sudah dipraktekkan selama ini yang menghasilkan branding yang buruk.
 Agen Atau Konsultan?
Hari ini kita harus akui kalau mayoritas orang yang menyebut dirinya sebagai financial consultant adalah seorang agen asuransi. Sangat jarang hari ini menemukan orang konsultan keuangan yang betul-betul hadir untuk memberikan jasa konsultasi keuangan tanpa datang dari sebuah perusahaan asuransi.
Memang betul pekerjaan sebagai agen asuransi sangat berkaitan erat dengan keahlian mengatur keuangan. Tetapi, kalau kita mau disebut konsultan maka branding yang harus dibangun juga harus mengikuti kehidupan dan gaya seorang konsultan dan bukan seorang sales yang terus mengejar kemana clientnya pergi, sampai akhirnya menjual.
Sebaliknya, seorang konsultan tidak pernah mengejar-mengejar client karena biayanya dibayar didepan, kecuali mungkin ada hal-hal lain yang ditawarkan yang ada di luar pekerjaanny sebagai konsultan.
Jadi, pertanyaan yang paling penting untuk dijawab adalah, apakah kamu seorang agen atau seorang konsultan. Karena perbedaan dalam menjelaskan kedua hal ini akan menentukan karakteristik dan branding yang akan kamu bangun.
 Tips #1 : Tentukan Karakter BrandingÂ
Branding selalu dimulai dari diri kita sendiri, karena kita sebagai pemilik bisnis atau seorang expert harus menentukan terlebih dahulu bagaimana kamu ingin dikenal oleh orang.
Permasalahan yang sering terjadi adalah kita sendiri tidak tahu kita ingin dikenal sebagai seorang yang seperti apa, dan akhirnya audience kita pun akan memberikan impresi yang sangat random terhadap siapa kita.
 Jika audience kita memberikan gambaran atau memiliki persepsi sendiri-sendiri terhadap siapa kita maka kita adalah yang bersalah terhadap brand kita yang kita bangun. Kenapa? Karena kita dari awalnya memang yang tidak pernah menentukan kita ingin menjadi brand yang seperti apa.
Jadi, untuk memulai prosesnya kamu harus memulai dengan mengetahu orang / karakter seperti apa yang ingin kamu tampilkan kepada audiencemu. Hal ini akan menentukan titik awal kamu memulai proses branding dan ini akan kamu bangun sampai akhir dan akan bertahan bertahun-tahun. Jadi, pastikan kamu suka dan nyaman dengan karakter dari brand yang kamu ingin bangun sebagai seorang agen asuransi.
 Tips #2 : Siapa Audiencemu Sebagai Agen Asuransi
Permasalahan terbesar dari tidak memulai dari tips #1 adalah ketidaktahuan siapa yang akan menjadi audiencemu. 100% agen asuransi yang pernah minta tolong branding dengan kami tidak pernah bisa menjelaskan dengan detail siapa orang yang mereka memang kejar. Semuanya hanya akan menjawab
- Ibu rumah tangga
- Pecinta keuangan
- Butuh asuransi
- Umur 20-60
Pokoknya kamu mengerti lah ya jawaban-jawabannya seperti apa dan kenapa dijawab seperti itu.
Salah satu alasannya adalah karena tidak ada guidelines yang tepat untuk branding agen asuransi mereka. Akhirnya menyasar semua orang dan kita semua tahu ketika kita mentargetkan semua orang, maka kita tidak sedang melakukan targeting.
Intinya, setelah mengetahui branding guidelines di #1 maka kita bisa mulai menentukan target audience kita. Contoh: Ibu Rumah Tangga Yang Baru Memiliki Anak, Umur 28 - 35 tinggal di Jakarta, dan kita bisa gali lebih dalam lagi psikografisnya. Contohnya seperti berikut ini:
- Apa mimpi terbesar dalam hidupnya?
- Apa goal dalam hidup ibu ini?
- Kenapa ibu ini tidak bisa menyelesaikan masalahnya?
- Hal apa yang ia butuhkan?
- Apa cita-cita terbesar dalam hidup ibu ini entah untuk anak, diri sendiri atau keluarganya
Dari sini baru kita pelan-pelan gambarkan calon audience kita yang memang kita rasa cocok dan bisa layani, bukan yang sekedar menguntungkan, karena branding agen asuransi akan ditentukan juga oleh kualitas layanan yang diberikan oleh si agen asuransi.
Tips #3 : Fokus Jangka Panjang Sebagai Agen Asuransi, Itu Baru Branding!Â
Branding tidak pernah memikirkan jangka pendek, 5 bulan atau bahkan 1 tahun kedepan. Proses branding adalah proses melihat jangka panjang untuk 10 20 30 50 tahun ke depan. Kecuali kita memang sebagai agen asuransi berencana untuk stop setelah 3 tahun.
Tetapi, saya jamin kamu bukan orang yang demikian tetapi kamui adalah orang yang ingin bisa mencapai hal yang luar biasa di masa depan. Jika kamu adalah orang tersebut yang ingin mencapai hal-hal luar biasa di masa depan berarti hal yang kamu kerjakan juga harus luar biasa.
Jangan fokus pada sales yang ada di depan mata saja, sales di depan mata baik untuk mencapai target bulanan atau target tahunan. Tetapi branding agen asuransi yang baik adalah kepercayaan diri bahwa pelayanan yang kamu berikan bisa dinikmati dan mereka akan membicarakan kamu di masa depan dengan " Karakteristik " yang kamu memang tuliskan di Tips #1.
 Jadi jangan fokus pada keuntungan yang belum tentu besar di depan mata, tetapi fokus pada bagaimana kita bisa dibicarakan oleh orang lain. Salah satunya adalah lewat pelayanan yang baik dan pelayanan adalah branding agen asuransi.
 Tips #4 : Branding Agen Asuransi? Fokus Di Pengalaman
Hampir semua orang pernah mengalami dikejar atau lebih jahatnya disebut sebagai " Dibohongin" "Dijebak" agent asuransi. Sepertinya dari semua pengalaman yang ada, salah yang paling buruk untuk branding agent asuransi adalah disebut sebagai pembohong.
Sedangkan banyak dari agent asuransi masih melakukan praktik-praktik seperti ini.
Agen asuransi seharusnya bangga dengan apa yang mereka jual, bukan harus sembunyi-sembunyi karena malu dengan apa yang ditawarkan.
Seharusnya justru bangga karena memiliki produk yang bagus yang bisa membantu banyak orang untuk menjaga hidup mereka dari resiko keuangan. Produk asuransi yang bagus jadi tertutup oleh kinerja agent yang justru malah merusak bagusnya produk yang dijual.
Kalau kita tidak memberikan pengalaman yang baik, bad word of mouth adalah yang akan kamu dapatkan, Ketika bad word of mouth itu kejadian, susah dibetulinnya karena itu bentuknya review dan review ketika sudah keluar dari mulut atau masuk ke internet kita perlu performa yang sangat baik untuk mengganti semuanya.
Belum lagi kita harus berurusan dengan post-purchase, kamu agent asuransi, bekerja dan melayani si nasabah sampai mati atau paling tidak sampai mereka berhenti membayar asuransimu. Tetapi, kamu kebanyakan menghilang dan menikmati jalan-jalan atau membeli barang-barang mewah yang kamu tunjukkan ke teman-temanmu. Kita semua tahu, kenapa? Karena social media, kita tahu kamu ngapain aja dan kenapa tidak membantu atau menghubungi nasabah, dan lain-lain.
Jadi post purchase itu hal penting untuk menunjukkan pengalaman yang fantastis atau dalam bahasa Marketeer adalah " WOW "
 Tips #5 : ABC - Always Be Connected, Branding Agen Asuransi Masa Depan
Kalau kita dengar dan belajar dari dunia sales jaman 30 tahun lalu kita akan dengar dan membaca mengenai ABC - Always be closing.
 Permasalahannya hari ini kita tinggal di era dimana segala sesuatu sudah terhubung secara internet dan semua terkoneksi. Tetapi, kalau kita tetap memaksakan ABC lama ini kita akan dihindari dan dijauhi oleh orang-orang.
Jadi yang kamu perlukan sekarang adalah ABC - Always Be Connected
Jadi, pastikan hubungan tetap baik, dan terus berjalan apapun yang terjadi. Kerugian terbesar di era social media yang terhubung ini adalah diblock dan dihindari oleh orang lain hanya karena kita tetap memaksakan ABC kita, Always Be Closing.
Ingat Followersmu adalah Client yang belum membeli saja. Mereka bisa saja membeli suatu hari nanti :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H