Alih-alih mengambil posisi ekstrem -- entah itu penolakan total ala kritikus budaya massa atau perayaan tanpa reserve ala penggemar fanatik -- kita perlu mengembangkan pendekatan yang lebih nuansir terhadap pop culture. Dengan demikian, kita bisa memanfaatkan potensi transformatifnya sambil tetap waspada terhadap jebakan-jebakan hegemoniknya. Di sinilah letak tantangan sekaligus peluang bagi kita semua sebagai partisipan aktif dalam lanskap budaya populer kontemporer Indonesia.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!