Nah, disinilah letak salah satu fokus utama modernisasi alutsista untuk Angkatan Darat, yakni memensiunkan unit tank AMX 13 secara perlahan -- lahan dan mulai menggantikannya dengan Tank Harimau yang jauh lebih modern dari segi teknologi. Tentu dengan kapasistas Pindad yang saat ini baru bisa memproduksi sekitar maksimal 12 tank harimau per tahun, prosesnya masih akan berjalan selama beberapa tahun kedepan.
Tidak hanya tank, TNI AD juga memerlukan banyak peremajaan untuk beberapa jenis alutsista lainnya seperti Meriam artileri medan, artileri pertahanan udara, helicopter, dan juga kendaraan kavaleri dari segi kualitas dan juga kuantitas.
Beberapa dari alutsista tersebut bahkan ada yang berasal dari tahun 1940an seperti Meriam M48 produksi Yugoslavia yang sudah digunakan oleh TNI sejak 1959 ataupun Helikopter Bell buatan Amerika Serikat yang berasal dari tahun 1960an.
Sejauh ini, Kementerian Pertahanan sendiri sudah secara bertahap memperbaharui alutsista selain tank untuk TNI AD dengan mendatangkan Penembak Rudal (Howitzer) Nexter CAESAR buatan Prancis sebanyak 55 unit, Peluncur Roket Avisbas ASTROS II buatan Brazil sebanyak 63 unit, dan 8-unit helikopter Sikorsky S-70 Apache.
Hal tersebut juga ditambah dengan rencana pengadaan unit helikopter Blackhawk buatan Amerika Serikat yang sudah berjalan per 2024 ini. Menurut beberapa sumber, Kemenhan menggelontorkan dana hingga 585 juta dollar Amerika atau setara 9,14 triliun Rupiah untuk 22-unit Helikopter Blackhawk.
Kemudian dari lini kendaraan taktis lapis baja dan kendaraan taktiks ringan, TNI AD kini juga sudah banyak bergantung kepada produksi dalam negeri seperti kehadiran Pindad Anoa dan Pindad Badak yang bersanding dengan kendaraan -- kendaraan taktis impor milik TNI AD dari luar negeri seperti Alvis Stormer, Marder, Bushmaster, dan lain sebagainya.
Masuk ke bagian kedua, kita akan membahas transformasi alutsista yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut selama beberapa tahun terakhir.
Dalam beberapa tahun belakangan, TNI AL juga gencar melakukan transformasi terhadap alutsista mereka dalam proyek -- proyek baru yang saat ini tengah berjalan.
Pertama adalah lini kapal fregat. Saat ini TNI AL mengoperasikan 7-unit kapal fregat yang terbagi dalam Kelas Martadinata dan Kelas Ahmad Yani. Untuk tahap berikutnya, TNI AL kini juga tengah menanti kehadiran dua kapal fregat baru yang merupakan hasil kerja sama antara PT. PAL dengan beberapa Perusahaan senjata luar negeri dari Denmark, Inggris, dan Turki. Proyek ini sendiri dikenal sebagai "Fregat Merah Putih" yang saat ini masih dalam tahap pembangunan awal di galangan milik PT. PAL di Jawa Timur.