Kemudian, jadwal latihan atlet di China yang terus menerus juga membuat banyak atlet tidak bisa menemui anggota keluarga dan kerabat mereka untuk waktu yang sangat lama. Misalnya saja Liu Chunhing yang merupakan peraih medali emas di cabang angkat beban mengatakan jika ia hanya menemui kedua orang tuanya selama 6 hari saja dari periode olimpiade sebelumnya hingga ke olimpiade dimana ia berhasil menyabet medali emas.
Sistem diet makanan khusus para atlet China juga terkadang berada di luar nalar yang dimana biasanya makanan tersebut sudah dicampur dengan ramuan herbal dan obat-obatan China kuno. Misalnya saja para perenang di China diberikan campuran ginseng dan tanduk rusa sementara tim lari China yang saat itu dilatih oleh Ma Junren diberikan menu khusus berupa ramuan yang dibuat dari darah rusa segar.
Kemudian beberapa media seperti Sports Illustrated juga mengungkapkan jika banyak terdapat beberapa sisi negatif dalam olahraga China dalam berbagai macam bentuk seperti manipulasi kontrak, sosok -- sosok pelatih yang terlalu di dewakan, dan penggunaan zat -- zat terlarang. Belum lagi soal banyaknya kasus kekerasan yang banyak menimpa atlet di pusat -- pusat pelatihan di China.
Banyak yang beranggapan jika sistem olahraga di China adalah sebuah sistem ala Soviet kuno yang menyerupai pabrik yang membuat atlet di China kebanyakan tidak memiliki banyak prospek karir setelah mereka pensiun.
Beberapa dari pensiunan atlet di China berubah haluan menjadi pelatih di berbagai asosiasi olahraga. Lalu ada juga yang membuka usaha sendiri, menjual perlengkapan olahraga, ataupun menjadi promotor pusat olahraga.
Banyak juga dari mereka yang tidak memiliki skill lain selain pendidikan dasar karena seperti yang sudah disinggung beberapa paragraf sebelumnya, kebanyakan para atlet di China tidak terlalu banyak menerima pendidikan formal selama waktu mereka di sekolah dan kamp pelatihan olahraga yang dimana mereka hanya dituntut untuk fokus berlatih dan mengarungi kompetisi.
Sehingga kebanyakan dari pensiunan atlet di China ada yang bekerja sebagai penjual sayuran, menjadi buruh pabrik, atau bekerja menjadi seorang penjaga keamanan. Sebetulnya pemerintah China sudah berusaha untuk mengatasi permasalahan ini dengan menyediakan lowongan pekerjaan melalui komisi olahraga lokal untuk pensiunan atlet namun hal tersebut nyatanya tidak banyak membantu.
Ketika mereka berada di masa kejayaan mereka, orang mengelu-elukan nama mereka dan menyebut mereka pahlawan dan tenggelam ketika mereka sudah pensiun dan harus menghadapi realita kehidupan yang sesungguhnya di luar tempat latihan yang selama ini menjadi rumah mereka selama bertahun -- tahun lamanya.
Tetapi situasi mulai banyak berubah setelah adanya beberapa penyesuaian di sistem olahraga China yang kini mulai menyelaraskan kegiatan olahraga dengan pendidikan akademik formal meniru kebijakan NCAA terhadap universitas- universitas di Amerika Serikat. Jalan tentunya juga akan masih sangat panjang karena banyak universitas di China yang memiliki tim olahraga dengan skill yang masih kalah jauh dengan mereka berlatih di sekolah -- sekolah olahraga sehingga penyelarasan ini akan masih memakan waktu bertahun -- tahun kedepan.
Selain itu, perubahan -- perubahan juga dilakukan di kamp -- kamp pelatihan atlet dan sekolah -- sekolah olahraga untuk bisa lebih memberikan banyak waktu luang untuk para siswa dan atlet untuk melakukan hal lain disamping jadwal latihan mereka.
Sistem dan gaya ala Soviet kuno di sistem olahraga China perlahan -- lahan mulai runtuh dan tergantikan oleh sistem yang lebih modern dan humanis terhadap atlet dan masa depan mereka dengan mengkombinasikannya dengan hal -- hal yang sudah mereka jalankan sejak lama.