Mohon tunggu...
William Kertha Adi Tama
William Kertha Adi Tama Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer/Tiktok Content Creator/History and Football Enthusiasts

Halo, nama saya William Kertha Adi Tama, saat ini saya berkarier sebagai freelancer di dunia penulisan dan penerjemahan sekaligus menyalurkan minat saya dalam dunia sejarah dan sepakbola dengan menjadi content creator di platform Tiktok dan Instagram. Di laman ini saya akan menulis tentang 2 topik tersebut dan tidak menutup kemungkinan untuk mengeksplor topik lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Dua Sisi China sebagai Superpower di Bidang Olahraga

23 Agustus 2024   22:56 Diperbarui: 23 Agustus 2024   23:24 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kontingen China untuk Olimpiade 2024. Sumber Gambar: globaltimes.cn

Di samping kriteria fisik, para calon atlet di China yang akan masuk ke berbagai akademi dan sekolah olahraga juga harus mengalami seleksi yang di lakukan di berbagai jenjang sekolah publik di China. Dalam hal ini, terdapat 5 level yang menjadi acuan yakni Olahragawan Internasional, Olahragawan Nasional, Level 1, Level 2, dan Level 3. Biasanya hanya level 1 atau keatas yang diterima masuk di akademi dan sekolah olahraga terbaik.

Lalu bagaimana dengan Level 2 dan Level 3? Mereka ini biasanya dimasukan sekolah atau akademi olahraga yang kurang populer namun, pada masa kini pemerintah China lebih berfokus kepada pembinaan atlet -- atlet kelas elit.

Ketika anak -- anak tersebut memulai pelatihan mereka di kamp dan sekolah olahraga, mereka dapat menghabiskan waktu hingga belasan jam sehari yang menempa tidak hanya fisik namun juga mental mereka

Mereka juga dituntut untuk selalu meraih tempat pertama tidak peduli apapun yang terjadi karena para atlet ini juga diajarkan jika prestasi olahraga adalah salah satu hal yang sangat penting yang dapat mengangkat derajat dan martabat China di mata dunia internasional. Artinya? Kalah bukanlah pilihan.

Zhao Genbo, mantan pelatih gimnastik China dalam sebuah wawancaranya dengan CBS mengatakan jika "para pelatih dan atlet kami telah melalui banyak rasa sakit dan kesulitan untuk mencapai kejayaan". Dan voila, kita bisa melihat berbagai macam pencapaian China di bidang olahraga hingga saat ini.

Akan tetapi di balik keberhasilan program -- program olahraga China yang sudah disebutkan tadi, ada juga beberapa sisi gelap yang menaunginya.

Kehidupan para calon atlet di sekolah olahraga dan juga para atlet di pusat pelatihan di China boleh dibilang sangat membosankan karena aktivitas monoton antara latihan, kelas, dan istirahat yang mereka lakukan setiap harinya di siang dan malam hari.

Ni Ching Ching dalam tulisannya untuk Los Angeles Post mengatakan jika sangat membenci sistem latihan atlet di China yang terlalu mengandalkan repetisi untuk misalnya menguasai sebuah Gerakan tertentu di olahraga yang membuat seorang anak yang tadinya mencintai olahraga yang digelutinya perlahan menjadi membencinya.

Selain itu, sistem di sekolah -- sekolah olahraga di China juga terkesan hanya menyiapkan para siswa didiknya menjadi atlet tetapi mengabaikan hal -- hal lainnya seperti akademik dan bagaimana caranya untuk berinteraksi sosial di masyarakat sehingga terkadang atlet -- atlet China terlihat kaku dan tidak nyaman dalam pergaulan.

Kemudian, jadwal latihan atlet di China yang terus menerus juga membuat banyak atlet tidak bisa menemui anggota keluarga dan kerabat mereka untuk waktu yang sangat lama. Misalnya saja Liu Chunhing yang merupakan peraih medali emas di cabang angkat beban mengatakan jika ia hanya menemui kedua orang tuanya selama 6 hari saja dari periode olimpiade sebelumnya hingga ke olimpiade dimana ia berhasil menyabet medali emas.

Sistem diet makanan khusus para atlet China juga terkadang berada di luar nalar yang dimana biasanya makanan tersebut sudah dicampur dengan ramuan herbal dan obat-obatan China kuno. Misalnya saja para perenang di China diberikan campuran ginseng dan tanduk rusa sementara tim lari China yang saat itu dilatih oleh Ma Junren diberikan menu khusus berupa ramuan yang dibuat dari darah rusa segar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun