Mohon tunggu...
William Kertha Adi Tama
William Kertha Adi Tama Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer/Tiktok Content Creator/History and Football Enthusiasts

Halo, nama saya William Kertha Adi Tama, saat ini saya berkarier sebagai freelancer di dunia penulisan dan penerjemahan sekaligus menyalurkan minat saya dalam dunia sejarah dan sepakbola dengan menjadi content creator di platform Tiktok dan Instagram. Di laman ini saya akan menulis tentang 2 topik tersebut dan tidak menutup kemungkinan untuk mengeksplor topik lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tsar Peter I: Sang Petualang yang Mengubah Rusia

16 Agustus 2024   10:11 Diperbarui: 16 Agustus 2024   10:15 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peter saat Bekerja di Galangan Kapal di Zaandam, Belanda. Sumber Gambar: russiabeyond.com

Benteng paling terkenal yang pernah ia bangun adalah Benteng Peter and Paul yang berdiri di Pulau Zayachy di St. Peterseburg yang berfungsi sebagai bangunan pertahanan, penjara, dan symbol kekuatan.

Dengan segala reformasi yang dilakukannya, Rusia tumbuh menjadi bangsa yang ditakuti dan disegani di Eropa. Namun, bukan berarti pemerintahannya berjalan tanpa cela. Pertama, Ia dianggap sebagai pemimpin yang sangat otoriter dan kejam dimana ia tak segan -- segan memenjarakan dan mengeksekusi segala bentuk oposisi.

Reformasi budaya yang dilakukan Peter juga berujung pada konflik dengan golongan tradisionalis yang menggangap Peter telah mencampakan nilai -- nilai dan budaya asli Rusia dengan reformasi ala barat-nya. Hal itu juga menimbulkan kesenjangan budaya antara kaum aristokrat yang sudah terdoktrin dan terdidik oleh nilai -- nilai barat dalam keseharian mereka dan kaum biasa yang buta huruf dan hanya menerima akses pendidikan yang terbatas. Upaya sekulariasi Peter terhadap Gereja Ortodoks juga menimbulkan banyak protes oleh kaum agamawan.

Hal ini juga diperburuk oleh perlakuan Peter terhadap salah satu putranya Aleksei Petrovich yang terang -- terangan tidak suka pada reformasi yang dilakukan ayahnya. Pada 1718, Aleksei ditangkap dan dijatuhi hukuman mati setelah pelariannya di Vienna. Peter sendiri yang memutuskan nasib anaknya tersebut di pengadilan. Aleksei kemudian dijebloskan ke penjara dan disiksa sebelum akhirnya ia meninggal pada Juni 1718.

Pada akhirnya, sang petualang yang menjadi reformis Rusia itu menghembuskan nafas terakhirnya pada 8 Februari 1725 di usia-nya yang ke 52 tahun di St. Petersburg akibat komplikasi penyakit yang dideritanya. Selama hidupnya, Peter menikah sebanyak dua kali yakni dengan Eudoxia Lopukhina dan Catherine I yang dimana ia dikaruniai sebanyak 15 orang anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun