Mohon tunggu...
William Gunawan
William Gunawan Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Pundit dan Dokter. Sedang berdomisili di Mandori, Biak-Numfor

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Masa Depan Shin Tae-Yong

27 Januari 2024   20:18 Diperbarui: 27 Januari 2024   20:24 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Timnas Indonesia sedang hangat diperbincangkan. Bukan sebab berhasil lolos dari penyisihan grup Piala Asia 2023. Melainkan, sosok seorang Shin Tae-Yong.

Coach Shin, sapaan akrab pelatih asal Korea Selatan, menjadi publik figur baru di wajah persepakbolaan Indonesia. Bagaimana tidak, pelatih memiliki tinggi 173 cm ini berhasil menyisihkan Luis Milla dari kursi pelatih timnas Indonesia. Dia dibawa dengan banyak harapan mendongkrak prestasi.

Tidak ada yang special dari dirinya. Prestasinya juga biasa-biasa saja. Kita hanya mengingatnya sebagai pelatih timnas Korea Selatan. Mereka berhasil mengalahkan sekaligus memulangkan timnas Jerman. Kejadian bersejarah itu terjadi di edisi Piala Dunia 2018.

Prestasi itu juga tidak membantu timnas Korsel. Mereka juga ikut angkat koper. Celakanya, telur dan bantai dilempar ke arah timnas negara ginseng. Itu terjadi tidak lama saat mereka tiba di bandara Seoul.

Prestisius suporter ditengarai menjadi penyebab kejadian itu. Korsel yang tidak pernah lepas dari tangan pelatih asing. Mereka berhasil keluar sebagai juara keempat. Catatan bersejarah itu terjadi di Piala Dunia 2002. Coach Shin sejatinya gagal menjawab tantangan membawa prestasi untuk negaranya.

Tangan dingin mulai terasa saat menangani timnas Indonesia. Angin segar itu berhembus dengan berbagai macam mitos. Juga glorifikasi dari kebanyakan orang.

Potongan cerita kemenangan Korea Selatan atas Jerman didengungkan terus menerus. Akan tetapi, catatan kekalahan atas Swedia dan Meksiko disimpan rapi. Para pendengung berusaha menyakinkan publik bahwa coach Shin bisa berprestasi lebih.

Keraguan dan juga optimis bak bayangan. Mereka jalan berdampingan. Akan tetapi, coach Shin dan timnya terus bekerja dengan keras.

Kontrak Shin Tae-Yong berdurasi empat tahun bersama timnas Indonesia sejak Januari 2020. Tanda-tanda membaik sudah mulai terlihat. Indikatornya adalah kemenangan dan pola permainan. Jika itu adalah indikator, sebaiknya kita harus menyelam melihat lebih dalam lagi.

Kita masih ingat bagaimana Coach Shin memangkas generasi. Pemain-pemain senior tidak mendapat tempat. Ini seperti permainan kartu. Di mana terjadi kocok ulang. Meramu ulang komposisi pemain dengan mempertimbangkan banyak aspek.

Salah satunya adalah kedisiplinan. Bukan perkara mudah untuk membentuk para pemain yang sudah terbentuk karakternya. Mulai dari masalah tepat waktu dan mengatur pola makan. Itu sepertinya, alasan diantara banyaknya alasan. Akar masalahnya adalah sulitnya pelatih mentransfer ilmu untuk membentuk karakter permainan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun