Di siang nan terik menembus awan, aku terbangun dari tidur setengah sadar. aku mendengar suara perempuan,perempuan itu memanggil namaku dengan keras Izrael...! Aku melihat ke arahnya dan ternyata itu ibu Dina, Kenapa kau tidak membantu teman-temanmu! ucap ibu Dina dengan kesalnya. Aku bergegas keluar dari meja dan membantu teman-teman yang jauh disana.Izrael... Tolong bantuan aku memotong kardus ini untuk properti kita nanti, dengan malasnya Aku terpaksa bergerak untuk memotong kardus kardus itu.
"Sudahlah Ca aku lelah dengan semua ini,"
 dengan wajah galak-nya dia menatapku,
"ini kan properti untuk kita nanti, dan ini juga kan pekerjaanmu Izra!",
 dengan malasnya aku pun melanjutkan pekerjaanku. Akhirnya jadi juga,
"nah kan kalau malas mu itu dipaksa jadi juga kan properti kita, ucap Aca".
Keesokan harinya di hari jumaat aku dan teman teman melanjutkan kegiatan yang tentu membosankan tetapi penting yaitu P5. Terdengar ada yang membuka pintu dari luar kelas, ternyata bu Yuli yang datang untuk menenami kita latihan di siang hari itu,
 "teman-teman hari ini kita latihan tari ya!, ucap Aca dengan lantang"
, Semua anak menyebut okee..., di tengah latihan sang sutradara kelompok menyampaikan bahwa skenario cerita drama telah selesai dibuat, ini untuk alurnya sudah selesai ku buat, ucap janed.
"Teman-teman bagaimana menurut kalian alur cerita yang sudah dibuat ibu negara ini, ucap Aca"
 dengan bercanda. Dengan wajah kesalnya Janed menanggapi ucap dari Aca,
"emangnya kamu bisa membuat alur ceritanya",
"bukannya aku tidak suka dengan cerita mu itu, tapi kan harus sesuai tema yang ditentukan, ucap Aca".
Janed marah di kelas dan keluar dari kelas tanpa mengucapkan sepatah katapun. Masak gitu saja marah,
"kita kan hanya memberitahu yang benar, ucap ku".
 Akhirnya latihan dihentikan sementara. Lalu aku dan teman teman yang lain menghampiri Janed sekaligus membujuknya agar dia mau untuk membantu kita, semua cara sudah kita keluarkan sepenuhnya dan akhirnya dia pun mau balik kedalam kelas ,
"bagaimana ini apakah kita harus menyatukan ide ide dari teman teman semua agar alur skenario agar sesuai tema nya !, ucap Janed dengan sedikit kesal nya".
 Semua anak pun bersedia merancang ulang alur tersebut, akhirnya di hari itu juga kita memikirkan bagaimana nanti alur cerita tersebut, di malam harinya Janed sang sutradara telah selesai membuat cerita drama tersebut dengan bantuan Ica asisten sutradara,
"akhirnya bertemu hari Jumat lagi waktunya kita latihan P5 ucap ku",
 tiba-tiba Ica menghampiri ku dengan mengatakan bahwa ceritanya telah usai dibuat.
"Wah keren ini keren sih temanya seperti romantis banget, ucap ku"
 dengan senangnya. Lalu ku beritahukan keteman-teman dan mereka sangat setuju dengan ide Ica dan juga Janed, akhirnya mereka semua pun melanjutkan latihan menari serta belajar drama yang sudah di buat dan di awasi oleh Janed, bel istirahat terdengar sampai telingaku, aku pun bergegas ke kantin untuk membeli jajanan, di tengah lari ku tersebut aku tersandung oleh kaki Janed yang sedang memikirkan sesuatu,
"woi hati-hati dong! Ucap Janed dengan marahnya",
 "maaf Ned aku buru-buru",          Â
 lalu aku lanjut menuju kantin tanpa menghiraukan apa kata selanjutnya yang akan Janed ucapkan. Bel masuk berbunyi aku memasuki kelas dan lanjut untuk berlatih lagi, bel pulang sekolah pun berbunyi
"akhirnya pulang juga ya Ned,ucap Ica."
"Iya Ca ayo kita bergegas pulang".
Di hari jumat h min 3 Sebelum menjelang puncak acara P5, Semua properti yang telah aku buat dengan teman-teman telah selesai setelah itu kami pun mulai deep talk,
 "maafkan aku ya teman-teman karena sikap ku yang egois, ucap Janed dengan penuh penyesalan",
 "iya Ned kami semua paham mungkin kamu tidak terima kalau cerita mu itu kami ubah, kami juga minta maaf ya?, "
"iya teman-teman"
. Di hari-hari berikutnya kita semua pun latihan dengan sungguh-sungguh dan akhirnya semua tarian dan drama menjadi lebih hafal.Pada saat hari H kita pun sudah siap,
"Ned aku kok kaya demam panggung ya ucap ku"
 "biasalah itumah sering terjadi Ra yakinlah kamu pasti bisa ucap Ica",
 kita pun melanjutkan bersiap siap di ruang ganti untuk menunggu giliran kelas kita tampil. Kita sambut penampilan berikutnya kelas x ips1dan x ipa2
 "ayo -- ayo kita tampil ucap Ica"
 dengan senang, penampilan kelas kita pun berjalan dengan lancar walau ada sedikit kesalaha akibat aku salah gerakan saat menari. Dan akhirnya setelah kita tampil dan evaluasi kita pun merasa lega dan bangga, wahh bagus banget ini penampilan kita sudah maksimal walaupu ada sedikit kesalah aku bangga banget terimakasih ya teman- teman, kata Janed. Bu Dina pun sangat bangga dan salut sama kita semua.
Pesan yang dapat diambil dari cerita ini adalah jangan hanya karena candaan orang lain, kita langsung menyerah dan putus asah, tetap harus semangat dan pantang menyerah untuk mencapai keberhasilan yang ingin di gapai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI