Demokrasi adalah alat perjuangan untuk mencapai konsensus bersama dalam peran bernegara.. Rakyat di Tanah Papua sekali lagi, dapat menentukan masa depan nasibnya, kepada Gerakan Ideologi Partai yang benar benar mengizinkan para kader terbaiknya, untuk berjuang menyuarakan kebenaran dan keadilan bagi konstituen pemilihnya, ataukah hanya dijadikan mesin pencari suara untuk memenuhi kuota kursi di Lembaga-Lembaga Kekuasaan..
Dalam perspektif ini, kami harus terus mengingatkan kepada kita semua, yang memiliki hak elektoral di Tanah Papua, untuk dapat benar benar selektif, mempelajari rekam jejak para pemimpin politik, dan bagaimana mereka mendelivery sejumlah urgensi masalah yang terjadi di Tanah Papua..
Kita tentunya tidak ingin, seluruh kekacauan dan pertumpahan darah yang terus berulang di Tanah Papua, hanya dibebankan secara sepihak kepada pihak Gereja.. Sebagai pejabat publik yang mewakili negara, kita semua seharusnya merasa malu kepada para leluhur di Tanah Papua, kepada Tuhan Allah yang memberi kehidupan dan takdir kepada orang orang berambut keriting warisan Tanah Papua, kepada para pejuang yang telah mendahului tugas dan pengabdian kita..
Pemilu 2024 harus menjadi ajang pertaruhan penting bagi segenap tokoh tokoh politik di Tanah Papua, untuk terus setia terhadap nilai-nilai kebenaran, nilai-nilai keadilan, nilai-nilai yang kita pertaruhkan selama beberapa dekade ini, bahwa peran politik para penyelenggara negara tidak boleh meninggalkan Gereja seorang diri menjadi juru damai bagi negeri negeri Papua yang masih merasakan gejolak konflik yang belum sepenuhnya dapat melindungi Hak Hidup Setiap Orang di Tanah Papua..
Wa Wa Wa
Willem Wandik S.Sos
Waketum DPP Partai Demokrat
(Hamba Tuhan dan Putra Komunal Bangsa Papua)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H