Sayangnya selama ini, potensi ekstraksi/pemurnian anode slime sebagai limbah pemurnian konsentrat tembaga untuk menghasilkan produk utama berbentuk produk emas batangan/ dore, tidak dapat dilakukan di PT. Smelting Gresik, disebabkan ketiadaan fasilitas pemurnian anode slime di pabrik pemurnian milik PT. Smelting Gresik. Sehingga untuk menghasilkan emas batangan/ dore, produk limbah berbentuk anode slime tersebut di ekspor ke Jepang untuk diproses menjadi produk emas batangan. Mengapa produk anode slime di ekspor ke Jepang? justru keputusan itu tidak mengejutkan, sebab perusahaan konsorsium asal Jepang yang dipimpin oleh Mitsubishi Corporation merupakan pemilik sebagian besar saham PT. Smelting Gresik bersama-sama dengan PT. Freeport Indonesia.
Baik potensi produk limbah anode slime yang saat ini dihasilkan oleh PT. Smelting Gresik (kapasitas 1800 Ton anode slime pertahunnya) maupun dengan bertambahnya potensi limbah anode slime dengan hadirnya smelter baru PT. Freeport Indonesia yang mampu memurnikan 2 Juta Ton/tahunnya konsentrat tembaga, sejatinya merupakan potensi bisnis yang menjanjikan bagi PT. Aneka Tambang (Antam) untuk mendorong ekspansi bisnis pemurnian emas batangan/dore. Sehingga tidak mengherankan PT. Aneka Tambang menyatakan kesiapannya untuk mendanai pembangunan pabrik anode slime dengan dana mencapai 2 Triliun (setelah mendapatkan dukungan PMN dari APBN senilai 3,5 Triliun dan dukungan penghapusan pajak PPN 10%), yang dapat mengolah produk anode slime mencapai 6000 Ton/tahunnya, dengan potensi produk emas batangan/ dore mencapai 60 Ton/tahunnya. Sehingga jika kita menghitung potensi profit yang dapat diperoleh oleh PT. Aneka Tambang dengan merujuk pada harga jual logam mulia (99,99%) per 1000 gram berdasarkan referensi Antam Gold Price yang mencapai Rp 540 Juta (referensi Antam Gold Price per 10/06/2016), maka dapat diketahui potensi pendapatan dari emas batangan seberat 60 Ton/tahunnya yang dapat diperoleh PT. Aneka Tambang mencapai Rp 32,40 Triliun.
Diluar potensi maksimum dengan beroperasinya smelter pemurnian emas batangan/dore yang berkapasitas 60 Ton/tahunnya, saat ini PT. Smelting Gresik telah menyediakan potensi siap pakai dengan kapasitas produksi limbah anode slime yang mencapai 1800 Ton/tahunnya, dengan potensi emas batangan mencapai 18 Ton/tahunnya, sehingga menyediakan sumber pendapatan siap pakai bagi PT. Aneka Tambang yang mencapai Rp 9,7 Triliun. Dengan demikian tidak mengherankan jika Pemerintah Pusat melalui sejumlah kebijakan Presiden, memiliki keberanian dan kenekatan untuk menyediakan fasilitas penghapusan pajak PPN ditengah-tengah defisit penerimaan perpajakan yang melemahkan keuangan APBN dan dukungan Penyertaan Modal Negara untuk mendorong pengembangan bisnis perusahaan nasional, dan turut mempengaruhi kesepakatan pembangunan smelter PT. Freeport Indonesia yang diarahkan pada kepentingan industrialisasi di koridor ekonomi Jawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H