Mohon tunggu...
willemrawung
willemrawung Mohon Tunggu... Guru - Hidup untuk memanusiakan manusia

Kehidupan ada karena cinta dan anugerah maka indahkanlah kehidupan sebelum hati itu padam.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aksi Nyata Modul 3.3.a.10 Kepemimpinan Murid "Sayangi Lingkunganmu"

20 April 2022   08:07 Diperbarui: 20 April 2022   08:14 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pertanyaannya, mampukah guru memberi kepercayaan kepada murid unutk menjadi pemimpin pembelajaran? Mampukah guru memberi kesempatan pembelajaran yang berdampak pada murid? Mampukah guru menggunakan aset yang dimiliki demi pengembangan pendidikan itu sendiri?

Pendidikan yang holistik oleh KHD menempatkan murid juga pada pengembangan nilai, karakter dan budaya. Menurut  Marcus Garvey "Bangsa tanpa pengetahuan tentang sejarah masa lalu, asal usul dan budaya seperti pohon tanpa akar." Artinya, jika tidak sejak dini guru menanamkan nilai sejarah dan budaya maka manusia akan kehilangan jati dirinya. 

Kehilangan akar budaya dan pastinya nilai-nilai budaya yang berisi karakter atau budi pekerti akan tergerus oleh perkembangan jaman yang semakin agresif. Samuel Johnson membahasakannya dengan kata integritas. Menurutnya "Integritas tanpa pengetahuan pasti lemah dan tidak berguna, pengetahuan tanpa integritas pasti berbahaya dan mengerikan."

 Integritas inilah yang coba saya contohkan sebagai guru dalam pembelajaran di sekolah dan pembelajaran di dalam kelas.

Sebagai wujud nyata pemahman tentang kepemimpinan murid dalam pembelajaran saya telah membuat proyek dengan judul "Rano Empung" (Tombulu: Mata Air, Sumber Air). Tujuan dari kegiatan ini adalah menanamkan sikap peduli, tanggung jawab, menghargai lingkungan, menumbuhkan sikap dan perilaku positif menjaga dan memelihara lingkungan, menumbuhkan budaya cinta lingkungan bersih dan rindang.

Adapun yang menjadi latar belakang mengapa saya mengangkat kegiatan ekstrakurikuler ini untuk dijadikan kegiatan rutin setiap minggu didasarkan pada beberapa hal yaitu:

  • "Rano Empung" dalam bahasa Tombulu berarti mata air, sumber air yang dapat diterjemahkan dan bermakna air sebagai sumber kehidupan. Air berkaitan erat dengan lingkungan. dimana terdapat air bersih berarti lingkungan sekitar terawat dan bresih. 
  • Artinya, lingkungan sekitar dipelihara dengan baik dan juga dikelola secara natural. Menjaga lingkungan bersih adalah bagian dari mencintai diri dan keberlanjutan bumi. Diharapkan melalui kegiatan ekstrakurikuler Rano Empung murid dapat memberi pilihan (choice) hidup bersih atau kotor, hidup sehat atau sakit. 
  • Ketika murid mampu memilih hidup sehat dan bersih maka diharapkan murid mampu menyuarakan (voice) kepada seluruh warga sekolah lebih khusus sesama murid. Lama kelamaan ketika murid sudah mampu memilih dan menyuarakan menjaga lingkungan yang bersih maka murid dengan sendirinya memiliki (ownership) gaya hidup bersih dan sehat. 
  • Murid diharapkan dapat sosialisasi kepada murid lain pentingnya menjaga lingkungan sehingga menjadi pencinta lingkungan. menjadi agen perubahan kebersihan di lingkungan kelas dan sekolah. selain kebersihan juga kerindangan tanaman.
  • Kegiatan ini dalam karakteristik komunitas sekolah artinya diperuntukkan semua warga sekolah, seperti aset fasilitas, lingkungan pendukung, faktor manusia (guru, murid, kepala sekolah, pegawai), budaya, masyarakat. Data yang ada menunjukkan bahwa kecintaan dan kepedulian murid terhadap lingkungan. Jadi melalui program ini diharapkan murid memiliki rasa cinta akan lingkungan dan memeliharanya.
  • Dari hasil pemetaan baik murid, guru, kepala sekolah dan pegawai sangat peduli dengan lingkungan yang nyaman, asri, rindang dan bersih. Tetapi belum ada wadah pencinta lingkungan maka dibuatlah wadah peduli dan sadar akan lingkungan dengan nama "Rano Empung".

Ketika kegiatan ekstrakurikuler mulai berjalan di sekolah, saya bangga sekaligus tertantang. Bangga karena murid mampu melakukan lebih dari yang diimpikan. Mereka setiap hari rajin menyiram bunga, memelihara tanaman yang ada dan ketika berada di taman wajah mereka cerah ceria, gembira dan tidak terbebani. 

Bahkan beberapa murid terlihat mulai bercakap-cakap dengan bunga atau pohon yang ditanam. Mereka antusias dan mulai menyadari pentingnya menjaga lingkungan. Guru Biologi mulai mengadakan praktik di taman. Tantangannya yaitu bagaimana mempertahankan suasana atau situasi ini bukan saja bersifat temporer tetapi berkesinambungan atau memiliki daya lenting sebagai kepemilikan (ownership) murid itu sendiri. 

minggu pertama adalah minggu yang penuh tantangan karena kepercayaan diberikan kepada murid untuk memberi mereka kepercayaan diri mengungkapkan harapan mereka memelihara lingkungan kepada Kepala Sekolah. Ketika disetujui murid merasa gembira dan senang. 

Mereka pun saling mempengaruhi rekan lain untuk membentuk kegiatan esktrakurikuler Rano Empung. Mereka bangga karena pengertiannya berkaitan erat dengan lingkungan.

Minggu kedua terlihat beberapa murid mulai bergabung dan saling memberi semangat. Bias dari keinginan mereka menjaga lingkungan yaitu murid mulai peka terhadap sampah. Sampah mereka angkat. Murid juga mulai membiasakan diri membawa tumbler dari rumah yang berisi air untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dari minuman kemasan sekali pakai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun