Mohon tunggu...
willemrawung
willemrawung Mohon Tunggu... Guru - Hidup untuk memanusiakan manusia

Kehidupan ada karena cinta dan anugerah maka indahkanlah kehidupan sebelum hati itu padam.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak

14 September 2021   19:53 Diperbarui: 14 September 2021   20:02 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Situasi pandemi Covid-19 merubah pembelajaran yang secara normal dilaksanakan dalam ruang kelas menjadi pembelajaran dalam jaringan (daring). 

Perubahan situasi ini menjadikan proses pembelajaran bukan saja ditentukan oleh kondisi guru dan murid tetapi juga faktor eksternal seperti jaringan dan ketersediaan kuota. Murid dan guru tidak bertemu muka dengan muka dalam kegiatan belajar di kelas tetapi bertemu secara online melalui aplikasi v-con seperti gmeet atau zoom meeting.

Sebagai guru yang adalah tenaga pendidik perlu melakukan penyesuaian terhadap situasi ini. Pandemi sedikit merubah metode pembelajaran dan interaksi guru dan murid. 

Namun satu hal yang pasti adalah guru harus menjalankan tugas dan kewajibannya memberi pengajaran kepada murid.  Hal pentingnya bahwa guru perlu menyesuaikan diri dengan keadaan dan situasi yang terjadi secara global. Menurut Ki Hajar Dewantara pusat dalam pembelajaran adalah murid dan bukan guru. Murid adalah pribadi yang harus dituntun dengan penuh sukacita dan dalam keadaan bahagia untuk mengikuti proses belajar mengajar.

Situasi pandemi ini menantang guru untuk melaksanakan proses pembelajaran secara daring dan merealisasikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. 

Di pihak guru, selain harus mempersiapkan proses belajar mengajar, guru juga harus menyiapkan materi pembelajaran yang kreatif, inovatif, mandiri, kolaboratif dan sesuai dengan kebutuhan murid. 

Sedangkan di pihak murid, guru harus memperhatikan pembelajaran yang mandiri yang pada hakekatnya memberi kebebasan kepada murid bertumbuh dan berkembang sesuai dengan jati diri murid. Memenuhi kebutuhan murid dalam belajar sesuai tumbuh kembang murid tanpa ada unsur paksaan dan hukuman.

Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara sangat relevan dengan dunia sekarang baik pandemi maupun dalam situasi normal atau tidak dalam keadaan pandemi. 

Mengapa? Karena peranan guru dalam menanamkan nilai guru penggerak sangatlah mendesak untuk dilakukan demi kemajuan pendidikan di negara kesatuan Republik Indonesia. 

Nilai-nilai apakah yang dimaksud? Nilai-nilai guru penggerak yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Mengapa nilai-nilai ini penting? 

Penting karena untuk menginternalisasikan atau mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari guru harus dibekali dengan nilai-nilai ini sehingga mampu berperan dalam konteks pendidikan dan masyarakat. 

Guru penggerak mampu menjalankan tugas sebagai pemimpin pembelajaran, dapat  menggerakkan komunitas praktis, sebagai coach, mendorong kolaborasi antar guru dann mewujudkan kepemimpinan murid. Pertanyaan sekarang yang perlu diuraikan dalam artikel ini yaitu bagaimana pemahaman nilai dan peran guru penggerak menurut Ki Hajar Dewantara? Apa keterkaitan antara nilai dan peran guru penggerak dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara? 

Bagaimana strategi dalam mewujudkan nilai dan peran guru penggerak? Siapa saja yang dapat membantu guru penggerak dalam merealisasikan nilai dan peran guru penggerak? Pertanyaan-pertanyaan ini akan dijawab dalam artikel dengan penekanan pada nilai dan peran guru penggerak.

Bagian pertama akan dijelaskan tentang bagaimana pemahaman mengenai nilai dan peran guru penggerak. Terdapat lima nilai guru penggerak yaitu pertama mandiri. 

Nilai mandiri yang dimaksudkan disini yaitu bukan saja murid dapat belajar sendiri, tetapi mandiri. Nilai mandiri berarti murid belajar tanpa ada pengawasan guru. 

Jadi murid dengan kesadaran penuh mau belajar sendiri materi yang sudah diberikan. Sebaliknya guru pun harus siap melakukan proses pembelajaran dalam situasi dan kondisi apapun. 

Bukan karena dilihat oleh atasan lalu melakukan tuntunan kepada murid. Bukan pula karena ingin mendapatkan pujian tetapi justru karena kesadaran penuh memberikan pelayanan pendidikan kepada murid. Mandiri dapat juga berarti bahwa guru menjadi pemimpin dalam pembelajaran. Menjadi pemimpin dalam komponen pembelajaran seperti kurikulum, proses belajar mengajar, asesmen, pengembangan guru serta komunitas sekolah. Nilai mandiri ini akan mengarahkan murid berpikir kreatif dan mendukung aspek tumbuh kembang murid.  

Kedua, nilai reflektif. Nilai ini akan membantu guru dalam upaya memperbaiki diri dalam hal kekurangan dan meningkatkan kelebihan yang dimiliki. Apabila nilai reflektif benar-benar dipratekkan dalam rangka pengembangan nilai-nilai guru penggerak maka akan menjadi acuan untuk evaluasi pembelajaran dimasa yang akan datang. Nilai kolaboratif dimaksudkan supaya guru dalam menjalankan tugasnya dapat bekerjasama dengan rekan guru lain seperti menjadi coach untuk guru lain atau mendorong kerjasama antar guru. 

Dengan nilai kolaboratif inilah guru belajar untuk mengembangkan pembelajaran di sekolah. Mendeteksi aspek-aspek yang dapat ditingkatkan dari rekan sejawat, membuka ruang diskusi positif dan kolaboratif antara guru dan pemanngku kepentingan. Nilai inovatif mendorong guru mengadakan pembaruan atau mengembangkan nilai kebaruan yang dapat menyesuaikan diri dengan kodrat jaman. 

Dengan munculnya nilai inovatif akan melahirkan ide dan gagasan yang baru dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid. Semua nilai guru penggerak ini akan bermuara pada bagaimana menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid. 

Artinya pembelajaran diarahkan pada kemandirian murid. Tujuannya adalah bagaimana menciptakan kemandirian belajar murid, memunculkan motivasi murid untuk belajar juga upaya mendidik karakter murid, menunjukkan kematangan spiritual, emosional untuk berperilaku setia dengan kode etik yang sudah ditetapkan.

Dengan terpenuhinya nilai-nilai guru penggerak maka peran guru penggerak akan lebih memiliki makna. Kehadiran guru penggerak dengan membawa nilai-nilai guru penggerak dengan sendirinya akan memunculkan peran yang hebat secara holistik. 

Artinya guru penggerak perlu memahami dan mempraktekkan nilai guru penggerak sebelum berperan baik dalam pendidikan  internal maupun secara eksternal. Secara eksternal berhubungan dengan pemerintah, dinas, yayasan, orang tua, masyarakat dan alumni. 

Dibutuhkan kolaborasi baik dari guru penggerak maupun pihak eksternal untuk bekerjasama menanamkan profil pelajar Pancasila yakni beriman bertagwa kepada Tuhan yang Mahaesa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

Keterkaitan nilai dan peran guru penggerak dengan filosofi Ki Hajar Dewantara sangat jelas terlihat dari penjelasan awal. Kita mengetahui bahwa filosofi Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan sangat berhubungan dengan humanisme. 

Bahwa pendidikan berpusat pada murid. Tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai manusia dan anggota masyarakat. sedangkan yang menjadi asas pendidikan yaitu memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki agar anak mencapai keselamatan dan kebahagiaan. 

Dalam arti ini menunjukkan bahwa nilai dan peran guru penggerak sangat mengena yakni pada nilai berpihak pada murid. Nilai ini dengan sendirinya akan menghantar murid pada peran guru penggerak untuk semakin menghayati nilai dan peran guru penggerak.

Untuk mempratekkan nilai dan peran guru penggerak tentu membutuhkan strategi. Strategi berguna untuk merealisasikan apa yang menjadi harapan dari nilai dan peran guru penggerak. Banyak strategi yang dapat diterapkan, tetapi menurut pendapat pribadi berkaitan dengan hal ini strategi yang cocok diterapkan yaitu pendekatan persuasif melalui keteladanan. 

Keteladanan dalam pendidikan adalah cara menuntun dan memberi contoh kepada murid sehingga murid atau anak dapat meniru perkataan, perbuatan maupun cara berpikir. 

Keteladanan memang tidak dengan sendirinya akan langsung kelihatan hasilnya. Butuh ruang dan waktu yang cukup sehingga keteladanan sungguh-sungguh mendarah-daging dalam kehidupan setiap hari. Maka pendekatan persuasif walaupun butuh proses dan waktu tetapi lama kelamaan akan menghasilkan murid yang menghayati nilai karakter dan enam profil pelajar Pancasila.

Dalam usaha memanusiakan murid seperti motonya G.S.S.J. Ratulangi, "Si Tou Timou Tumou Tou" (orang hidup menghidupkan orang lain) selain strategi merealisasikan nilai dan peran guru penggerak tentu membutuhkan pihak lain guna mencapai tujuan yang luhur dan mulia ini. Peran tersebut berarti berkaitan dengan faktor internal dan eksternal pelaku pendidikan. 

Faktor internal yakni pelaku dalam pendidikan seperti kepala sekolah, guru dan murid. Sedangkan faktor eksternal yakni stakeholder dalam pendidikan yaitu pemerintah, dinas, yayasan, orang tua, masyarakat, alumni, universitas dan lain-lain. Masing-masing memiliki peran sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Contoh, berhadapan dengan murid yang bermasalah dalam hal kehadiran di sekolah maka dibutuhkan kerjasama dengan orang tua. 

Peran guru menjadi relevan karena guru wali kelas dan BP dapat mengadakan kunjungan rumah (home visit). Berhadapan dengan murid yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maka dibutuhkan peran guru untuk memberi informasi tentang jurusan dan program studi yang diminati oleh murid. Sebagai guru penggerak di tingkat SMA dapat memberi kesempatan kepada universitas untuk hadir memberi presentasi dan sosialisasi kepada murid. 

Peran guru dalam kaitan dengan pemerintah atau yayasan tentu sangat vital karena berhubungan dengan kurikulum, sarana prasarana, pengembangan sumber daya, sampai pada mendapatkan ijin dan persetujuan pasti akan berhubungan dengan pemerintah atau yayasan. Peran guru penggerak dapat menjadi agen perubahan untuk membina hubungan baik dengan pemerintah atau yayasan. 

Peran dengan alumni misalnya sebagai guru penggerak dapat melacak alumni dan kemudian dapat membentuk komunitas alumni untuk kepentingan pengembangan pendidikan apalagi berkaitan dengan sarana prasarana.

Akhirnya, nilai dan peran guru penggerak sangatlah penting dalam kehidupan pendidikan yang bersifat humanis. Semua yang terlibat dalam pendidikan perlu menyadari betapa penting nilai dan peran guru penggerak supaya mulai mengarahkan diri pada enam profil pelajar Pancasila. Inilah yang menjadi semangat merdeka belajar. 

Semangat untuk membangun dan menanamkan nilai karakter yang tidak lepas dari budaya dan kearifan lokal setempat. Guru perlu menuntun agar anak tidak kehilangan arah. Mendorong dengan memberikan semangat agar anak dapat bebas belajar, berpikir sehingga anak mencapai tujuan pendidikan seutuhnya yaitu keselamatan dan kebahagiaan.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun