Mohon tunggu...
Wiliams Flavian Pita Roja
Wiliams Flavian Pita Roja Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Bachelor of Philosophy

Sarjana Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Keluarga adalah Landasan Dasar dalam Pendidikan Karakater

27 Mei 2018   19:25 Diperbarui: 27 Mei 2018   19:58 1310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(bali.tribunnews.com)

Oleh sebab itu, keterlibatan orang tua dalam keluarga menjadi faktor penentu pendidikan karakter anak-anak. Kebersamaan saat makan bersama satu keluarga menjadi salah satu cara atau jalan untuk menanamkan nilai kemanusiaan dan karakter bagi anak-anak, seorang anak akan selalu menyimpan dan mengingat apa yang yang ia dengar atau apa yang diajarkan dan dinasehatkan oleh orang tua kepada mereka ketika makan.

Menurut suatu kajian antropologi pangan, rasa atau lidah manusia ternyata lebih lama tersimpan dalam memoti atau ingatan dibandingkan dengan memori yang kita lihat dengan mata maupun telinga, sehingga kebersamaan ketika makan bersama itu disaat orang tua menasehati atau mengajarkan nilai-nilai kehidupan itu pada hakekatnya akan selalu diingat oleh anak-anak sampai mereka berkeluarga atau bahkan sampai mereka mati, hal ini sudah saya sendiri buktikan dengan mengadakan sebuah penelitian disebuah desa.

Kebersamaan yang dibangun dalam "diplomasi" antara anak-anak dan orang tua saat dimeja makan, memberikan suatu efek yang positif bagi perkembangan dan pertumbuhan nilai dan karakter seorang anak. Jadi, mendidik karakter anak bangsa agar menjadi manusia yang berkarakter yakni dengan cara yang sederhana seperti sesering mungkin menyediakan waktu untuk makan bersama dengan keluarga.

Sesibuk apapun pekerjaan orang tua, tetap selalu mengingat kebersamaan bersama keluarga amat lebih penting demi menanamkan nilai dan karakter baik kepada anak-anak dan juga tetap menjaga keharmonisan dalam keluarga. Jaman sekarang orang tua amat dilarang untuk mendidik anak dengan suatu kekerasan.

B ila hal itu terjadi, mereka atau orang tua akan mendapatkan hukuman dan dikenakan pasal undang-undang kekerasan terhadap anak. Saat ini negara sudah memberikan suatu keistimewahan kepada anak-anak dengan membuat peraturan perundang-undangan agar anak mendapat perlindungan dari negara.

Oleh karena itu, jaman sekarang untuk mendidik anak tidak dengan kekerasan, melainkan dengan suatu metode pendekatan yang intensif yakni dengan menemani, mengayomi, mendengarkan, mengarahkan dan memberi teladan bagi mereka. Seperti ada pepatah Latin yakni "Fortiter in re, suaviter in modo", yang berarti kokoh kuat dalam prinsip, luwes dan lembut cara mencapainya.

Dalam arti ini untuk mendidik karakter seorang anak tidak lagi perlu dengan kekerasan melaikan dengan suatu prinsip yang tegas dan luwes serta lembut namun tegas pada prinsip agar anak-anak mampu mengamalkan dalam hidupnya. Yang menjadi pertanyaannya sudahkah kita atau keluarga kita memupuk kembali kebersamaan saat makan bersama?

Bila belum mari kita memulai dari saat ini, ingat karakter anak bangsa amat butuhkan saat ini demi kebersamaan kita bersama. Bagaimana karakter anak bangsa yang diinginkan tergantung sejauh mana keluarga atau kita menanamkan "diplomasi" meja makan kedalam keluarga kita masing-masing.

Bila ada saran, tanggapan, komentar dan kritikan dari pembaca atas tulisan ini. Kirimkan saja melalui email penulis dibawah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun