Mohon tunggu...
William Perkasa
William Perkasa Mohon Tunggu... lainnya -

Hidup ini hanya sekali. Mengapa harus memberikan orang lain kesempatan untuk mengatur hidup. Uang tidak menciptakan manusia. Namun manusia bisa menciptakan UANG,... \r\n\r\nhttp://www.williamperkasa.com,\r\nid twitter @williamperkasa\r\nBB PIN 7D730F92

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Salahkah Memilih Pemimpin Wanita?

20 Agustus 2015   07:53 Diperbarui: 20 Agustus 2015   08:14 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepemimpinan, di era globalisasi seperti sekarang ini yang sangat santer terdengar. Gaung demokrasi dimana-mana ternyata masih tetap ada perdebatan mengenai hal kepemimpinan yang mengangkat isu gender di dalamnya. Emang kenapa kalau wanita jadi Pemimpin? Ada yang salahkah? Nuriaty maju sebagai calon Bupati Simalungun.

Beberapa kali mungkin kita pernah mendengar bahwa kepemimpinan pria itu lebih baik karena lebih tegas, bila wanita cenderung lebih lemah karena banyak memakai perasaan.

Menggaung-gaungkan serta menonjolkan perbedaan di tengah keberagaman di dalam masyarakat maupun dalam suatu organisasi bukanlah pilihan yang bijak, terutama bila berbicara mengenai kemajuan atau pencapaian tujuan masyarakat maupun organisasi itu sendiri.

Apapun jenis kelaminnya, baik pria maupun wanita bilamana membawa kemajuan bagi masyarakat dan organisasi why not? nothing difference each other, between man or woman. Seyogyanya bila berbicara masalah kepemimpinan sudah bukan merupakan suatu hal yang tepat bila kita masih saja terkungkung, bersikap skeptis dengan mengedepankan perbedaan gender dengan mengesampingkan kualitas serta tujuan dari kemajuan masyarakat serta organisasi.

Tuhan telah menciptakan manusia dalam dua wujud yang memang berbeda, yakni pria dan wanita utamanya perbedaan yang menyangkut karakteristik biologis. Perbedaan kromosom seks, tanda kelamin maupun hormon reproduksinya yang kemudian menjadikan perbedaan perlakuan serta harapan sosial antara pria dan wanita, disinilah kemudian kita mengenal istilah gender.

Jenis kelamin dan gender merupakan suatu hal yang berbeda namun seringkali diartikan sama. Jenis kelamin dilihat dari aspek biologis yang secara kodrati melekat pada manusia sehingga lebih bersifat permanen, sedangkan gender dilihat dari sudut pandang psikologis, sosiologis dan budaya sehingga lebih bersifat dinamis dan dapat berubah.

Konsepsi gender mengelompokkan manusia ke dalam dua identitas, yakni feminin yang melekat pada jenis kelamin wanita dan maskulin yang melekat pada jenis kelamin pria. Dalam beberapa penelitian psikologis, pria dicirikan dengan karakteristik yang aktif, kompetitif, agresif, dominan, mandiri, percaya diri, agentik dan individualistik. Sedangkan wanita dicirikan dengan karakter manis, rapi, tenang, emosional, ekspresif, sensitif, taktis, mengutamakan kekerabatan dan kompromi dalam menyelesaikan konflik (handayani&novianto : 2004 dalam nurul aeni).

Kembali lagi kepada konsep kepemimpinan dimana masih ada keyakinan bahwa jenis kelamin berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan yang diyakini pula akan mempengaruhi efektifitas kepemimpinan tersebut.

Berdasarkan anatomi otak manusia pada pria yang lebih banyak menggunakan bagian otak kirinya dibanding dengan bagian otak kanannya dibandingkan dengan wanita yang cenderung mengaktifkan kedua bagian otaknya, wanita memiliki kelebihan pada kemampuan verbalnya sehingga lebih intuitif dibandingkan dengan kemampuan spasial pada pria yang menjadikan pria lebih logis.

Mengutip apa yang ditulis oleh nurul aeni, pendapat dari Stephen Covey yang mencatat mengenai kemampuan manajer dalam mengontrol sesuatu melalui pendekatan logis dengan penggunaan otak kiri serta kemampuan pemimpin menggunakan pendekatan intuitif dalam membangun hubungan dengan orang lain melalui penggunaan otak kanannya, maka dapat dikatakan bahwa manajer yang baik adalah pria sedangkan pemimpin yang baik adalah wanita.

Kepemimpinan merupakan hal sangat penting dan menentukan keberhasilan suatu organisasi,bagaimana seorang pemimpin dapat menjalankan fungsi kepemimpinannya secara efektif.

Paradigma lama yang membentuk resistensi terhadap kepemimpinan wanita membuat dominasi pria terhadap wanita semakin menguat. Dalam hal kemampuan memimpin, pada dasarnya wanita memiliki kualitas yang sama dengan pria didasarkan pada beberapa penelitian terbaru dalam kepemimpinan, yang membuktikan bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap efektifitas kepemimpinan.

Seorang pemimpin wanita dapat memimpin sama efektifnya dengan pemimpin pria. Bahkan beberapa penelitian membuktikan bahwa pemimpin wanita lebih efektif dari pemimpin pria. Efektifitas kepemimpinan tampak dalam gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang pemimpin. Kepemimpinan wanita dapat digambarkan sebagai gaya kepemimpinan demokratis, transformasional dan people oriented.

Sedangkan kepemimpinan pria identik dengan gaya kepemimpinan otoriter, transaksional, dan gaya kepemimpinan task oriented. Hal tersebut dapat diartikan bahwa seharusnya tidak ada lagi alasan untuk menolak kepemimpinan wanita.

Pemimpin wanita juga mampu menunjukkan kualitas kepemimpinan yang sama dengan pemimpin pria, bahkan lebih. Yang menjadi penekanan dalam kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin mampu menjalankan kepemimpinan yang efektif, dan wanita memiliki potensi dasar untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif.

Gaya kepemimpinan yang tepat, sesuai situasi dan kondisi serta sesuai kebutuhan akan sangat efektif dalam membangun masyarakat maupun organisasi menuju tercapainya tujuan demi kemakmuran dan kemajuan ke arah yang lebih baik. Ingatlah bahwa perempuan adalah TIANG NEGARA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun