Ini sebagai titik berangkat, memandang Gereja sebagaimana Roh Kudus memandang kita dari Bapa dan dari Yesus Kristus lalu mencintai dan mengenal keberadaan setiap kita secara utuh dalam CINTA KASIH. Seperti para Rasul orang-orang sederhana yang dipanggil dalam keberagaman disatukan Yesus tanpa diubah melalui pengurapan Roh Kudus berbicara dengan bahasa Kasih menyatukan umat untuk merajut kesatuan dari keberagaman menuju keharmonisan hidup.
Bagi Paus, kita tidak boleh terkungkung oleh "tiga musuh yang menghalangi pintu hati, yaitu narisisme, viktimisme dan pesimisme. Narsisme akan membuat orang jatuh dalam mengidolakan diri, menjadi egois dan hanya menyukai apa yang menguntungkannya.Â
Viktisisme membuat orang selalu mengeluh dan berpikir negatif, merasa tidak ada orang memahami dirinya. Sedangkan orang yang pesmis melihat semua gelap".Â
Bagi Paus Fransiskus, orang yang jatuh dalam tiga musuh ini, akan kehilangan HARAPAN. Maka marilah kita merasa lapar akan harapan sehingga menghargai karunia kehidupan yang ada pada kita dengan pemberdayanya Roh Kudus.
Bersama Paus Fransiskus, mari kita menerima Roh Kudus sebagai kenangan dari Allah, yang membangkitkan ingatan kita akan karunia yang kita terima.Â
Semoga Roh Kudus membebaskan kita dari kungkungan egoisme dan menumbuhkan keinginan untuk melayani dan berbuat baik. Kita berdoa; datanglah Roh Kudus: Engkau yang adalah keharmonisan, satukan kami; Engkau yang selalu memberi, berilah kami semangat untuk keluar dari diri sendiri, dan Engkau yang selalu mencintai dan menolong, bantulah agar kami semua menjadi satu keluarga. Amin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI