Epilog
Prometheus hanya tersenyum. Dalam matanya yang mampu melihat jauh kedepan, dia melihat harapan. Harapan adalah hal yang seringkali terlupa dan dilupakan bahkan oleh manusia sendiri. Sehingga Pandora harus pergi berkelana, dan memperkenalkan dan mengingatkan kembali akan arti dari “Pengharapan”.
Bahwa kejahatan manusia, sejahat dan sekelam apapun , suatu saat bisa dikalahkan. Seperti cahaya api yang pernah dibawa Prometheus turun ke bumi dan mengalahkan kegelapan malam, demikian juga ada api kebajikan yang bila dikobarkan , kelak akan mampu menerangi dan memerangi segala bentuk kejahatan.
Pada api dalam diri manusia, Prometheus tak akan pernah berhenti berharap.
Fin.
“Dalam keadaan terbatas-bata, kita bersua dengan mitos. Ia bagian yang dekat dengan bawah sadar kita -- ada harapan, ada kengerian -- yang meluncur ke publik, tumbuh, berkembang biak. Ia menyajikan ambiguitas.”
― Goenawan Mohamad, Catatan Pinggir 5
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H