Mohon tunggu...
Wild flower
Wild flower Mohon Tunggu... -

Tukang baca yang sedang berusaha merangkai kata.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Pandora (Sebuah Kisah yang Tak Terungkap)

22 Juli 2016   14:05 Diperbarui: 22 Juli 2016   14:12 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
brainy Quote |gofundme.com

Bertanggung jawablah atas perbuatanmu Pandora

Sepanjang perjalanan  pulang ,Kuping  Epimetheus  merah membara ditengah  hujatan  dan cibiran dari mulut penduduk desa ,” Ini adalah ulah dari istrimu ! Gara gara istrimu, maka bumi kita tertimpa petaka !”Dasar Suami yang tak mampu mendidik  istri!”

Disegerakan  derap langkah kuda, dan memintas waktu perjalanan, Epimetheus ingin lekas berjumpa dengan Pandora, istri yang telah membuatnya menjadi buah bibir tak sedap.  Hilang sudah segala kehormatannya, akibat  ulah istri yang membuatnya  malu.

Tak ada sapa manis pelepas rindu, yang ada hanya amarah.  ”Pandora,  Kamu harus pergi.  Kamu yang membuka dan melepas semua kutuk itu ke muka bumi, maka kamu pula yang harus mencari dan memasukan mereka kembali dalam kotakmu!”

“Karena ulahmu, kini petaka menimpa bumi.” Maka pergilah, kamu harus bertanggung jawab atas seluruh perbuatanmu!”

Perjalanan panjang mencari petaka agar masuk kembali dalam kotak yang dibawa Pandora

Sejak titah dikeluarkan, berjalanlah Pandora mengembara, demi mencari isi kotak yang sudah tersebar, karena kecerobohan dan ketidakpatuhannya pada perintah dewata.

“Mengapa dulu sang dewa memberikan kotak itu padanya ? bila pada akhirnya kotak hanyalah pembawa petaka bagi umat manusia ?”

Pertanyaan yang tentu saja datang terlambat. Mengapa tak ditanyakannya dulu , saat kotak itu dihadiahkan pada mereka . Kini nasi tak lagi bisa jadi bubur, karena Pandora tak mampu melihat butir butirnya di angkasa.

Tak ada setan botak merah bernama angkara, juga tuyul  gundul  bernama cabul,  tak ada drakula penghisap darah , atau Zombie  pengerat bernama serakah dan loba. Semua tak berwujud, semua hanya kabut yang termanifestasi dalam tingkah polah manusia saja.

Bagaimana Pandora bisa menangkap dan memasukan kembali semua  petaka yang dulu tanpa sengaja ,  dibiarkannya bebas berkeliaran , karena keusilan dan rasa ingin tahu yang tak mampu dikendalikannya.Sedang wujud dari petaka itu sendiri tak terlihat?  Namun Pandora terus melangkah tegar. Petaka ini akibat kesalahannya, mau tak mau , suka tak suka, dia memang harus mempertanggungjawabkan semua itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun