Mohon tunggu...
Wild flower
Wild flower Mohon Tunggu... -

Tukang baca yang sedang berusaha merangkai kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mencari Cinta si Fitri

21 Juli 2016   09:52 Diperbarui: 21 Juli 2016   10:09 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mencintai Fitri , selalu, meski aku sering melupakannya dalam bulan bulan hidupku, larut dengan semua kesibukan pekerjaanku. Tapi  suer , aku sungguh mencintainya.

“Mas, bagaimana kabarmu ?” desah suara manis manjanya.

“Aku sibuk,” kadang ku jawab ia , sambil lalu.

“Mas, aku ingin mengobrol denganmu,” celutuknya saat aku sudah duduk santai di dipan . Ku dengar celotehannya separuh hati.  Sedang otak dan separuh hati yang lain, tenggelam dalam keasikan bermain gawai.

“Mas , jadi bagaimana ?” tanya Fitri  mengusik kesadaranku tiba tiba.

Bagaimana apa? Aku tak tahu apa yang diomongkan Fitri dari awal sampai akhir, aku hanya menangkap awal cerita soal indahnya puasa ,pengendalian diri,ibadah,  tapi selebihnya aku sungguh tak tahu lagi, aku sibuk berusaha mendapatkan moster legendaris, yang sulit sekali ditaklukan.

Duas, konsentrasi pecah, monster menghilang , Gagal aku mendapatkan sang legend itu, padahal sudah sebulan lebih aku mencarinya, kampretttttttttttt,  aku gemas dan marah, tapi juga tak tahu harus menjawab “bagaimananya” si Fitri yang kini duduk diam menanti jawabanku.

Fitri meninggalkanku, merajuk, karena aku tak tahu apa yang ditanyakan, juga tak tahu harus menjawab apa.

Fitri kadang masih  menyapaku  seadanya, ku sapa balik juga seapa adanya. Tak ada kopi dalam percakapan kami. Hanya percakapan basa basi yang menguap bersama angin lalu. Lalu kami mulai menjauh dan berjarak. Apa yang kau harapakan dari hubungan yang  sepi sapa dan canda, juga sepi hati dan perhatian ? Aku memang masih  mencintainya, tentu saja ………………….

Sudah 11 bulan berlalu, dan Fitri tak lagi pernah mengusik-usik keasikanku. Kini aku kembali sibuk dengan duniaku. Pekerjaan yang menggunung dan  game gawai yang membuatku sejenak lupa pada pekatnya dunia.

000000000

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun