Mohon tunggu...
Money

Makna Tanah dalam Produksi

25 Februari 2018   12:53 Diperbarui: 25 Februari 2018   15:16 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prinsip fundamental yang selalu harus di perhaitkan dalam proses produksi adalaah prinsip kesejahteraan ekonomi. bakan dalam sistem kapitalis terdapat himbawan untuk memproduksi barang dan jasa yang di dasar kan pada asas-asas kesejahteraan ekonomi. keunikan konsep islam dalam berekonomi mewujudkan  kesejahteraan ekonomi terletak pada kenyataan bahwa hal itu tidak dapat mengabaikan pertimbangan kesejahteraan umum lebih luas yang menyangkut persoalan-persoalan tentang moral,pendidikan, agama, dan banyak hal lainnya.

dalam ilmu ekonomi modern, kesejahteraan ekonomi di ukur dari segi uang. seperti kata Profesor Pigou:"kesejahteraan ekonomi kira-kira dapat didefinisikan sebagai bagian kesejahteraan yang dapat di kaitkan dengan alat pengukur uang". karena kesejahteraan ekonomi modern bersifat materialistis, maka perlu membatasi rung lingkup pokok persoalan yang sama itu. dalam melakukan hal ini tentunya kita tertarik pada bagian dari bidng yang metode ilmunya di laksanakan sebaik mungkin agar menguntunkan. 

Hal ini jelas dapat mereka lakukan jika trdapat sesuatu yang dapat di ukur, untuk dapat di jadikan pegangan kuat dalam melakukan analisis. satu-satu alat pengukurnya nyata yang dapat di peroleh dalam kehidupan sosial adalah uang. karena itu, luas penyelidikan kita terbatas pada bagian kesejahteraan sosial yang dapat secara langsung atau tidak langsung di kaitkan dengan alat pengukur uang. bagian kesejahteraan ini dapat di namakan kesjahteraan ekonomi(Pigou).

dalam sistem produksi ini konsep kesejahteraan ekonomi di gunakan cara yang lebih luas. bagi penulis konsep kesejahteraan ekonomi islam terdiri dari bertambahnya pendapatan yang di akibatkan oleh meningkatnya produksi yang hanya barang-barang yang berguna bagi manuia atau bisa di sebut barang-barang yang berfaidah untuk manusia itu sendiri produksi ini bisa di manfaatkan untuk kepentingan manusia dengan menggunakan sumber daya alam secara maksimum baik manusia maupun benda-benda demikian juga melalui ikut sertanya jumlah maksimum orang islam memproses produksi.

dengan demikian, perbaikan sistem produksi dalam islam tidak hanya berarti meningkatnya pendapatan, yang dapat di ukur dari segi uang, tetapi juga perbaikan dalam memaksimalkan terpenuhinya kebutuhan kita dengn usaha minimal tetapi tetap mempertahankan tuntunan perintah-perintah islam tentang produksi. oleh karena itu, dalam sebuah negara islam kenaikan volume produksi saja tidak akan menjamin kesejah teraan rakyat secara maksimum. nilai-nilai barang yang di produksi yang tunduk pada perintah al-qur'an dan as-sunnah, juga harus di perhitungkan dalam kesejahteraan ekonomi. demikian pula kita harus memperhitungkan akibat-akibat yang tidak menguntungkan yang akan terjadi dalam hubungannya dengan perkembangan ekonomi bahan-bahan makanan dan minuman yang terlarang misalnya. adapun salah satu faktor-faktor produksi adalah tanah.

tanah adalah suatu faktor produksi tetapi tidak setepat dalam arti sama yang di pergunakan pada zaman odern sekarang ini, dalam tulisan klasik tanah di anggap sebagai suatu faktor produksi penting yang mencangkup semua sumber daya alam yang di gunakan dalam proses produksi, contohnya seperti permukan bumi, kesuburan tanah,sifat-sifat sumber daya yang ada di udara, air dan mineral.memang benar tidak ada bukti bahwasanya dalam islam tidk menyetujui devinisi ilmu ekonomi modern tatapi islam mengakui adanya tanah sebagai faktor produksi. sesuai yang di jelaskan dalam hadist yang berbunyi:

: : . ( )

"Dari jabir R.A berkata, Rasulullah SAW bersabda; Barang siapa yang mempunyai sebidang tanah, mak hendaklah ia menanaminya. jika ia tidak bisa atau tidak mampu menanami maka hendaklah di serahkan kepada orang lain (untuk di tanami) dan janganlah menyewakannya. (HR. Musim)

islam hanya mengakui diciptakannya manfaat yang dapat memaksimalkan kesejahteraan ekonomi, masyarakat yaitu suatu kesejahtraan yang memperhatikan prinsip-prinsip dasar ekonomi.

seorang muslim dapat memperoleh hak milik atas sumber-sumber daya alam setelah memenuhi kewajibannya terhadap tehadap masyarakat. penggunaan dan pemeliharaan sumber-sumber daya alam itu dapat membuat dua komponen penghasilan, yaitu:

penghasilan dari sumber-sumber daya alam itu sendiri(yaitu sewa ekonomis murni)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun