Bahkan tuntutan menjadi profesional adalah perjuangan yang semestinya dalam pekerjaan. Kita mungkin sering mendengar profesional adalah mereka yang selalu konsisten melakukan pekerjaan dengan sepenuhnya, tapi ternyata menjadi seseorang yang setiap hari mengeluh karena kelelahan tapi tetap memilih bekerja adalah mereka yang sebenar-benarnya mengusahakan menjadi profesional dengan semestinya.
Mungkin beberapa dari kita akan merasa menjadi korban apabila bekerja di lingkungan yang tidak suportif atau saling menjatuhkan, akhirnya bekerja dianggap sebagai beban, akan berbeda dengan mereka yang merasa mendapatkan rumah kedua di tempat kerja.
Bekerja harusnya berdaya dan menghasilkan karya, bukan justru mencari kesibukan asal tidak pengangguran.
Sebagian orang memilih bekerja sesuai apa yang mereka inginkan, meski terkadang dibayar tidak seberapa. Ada pula yang bayarannya tinggi, namun tidak enjoy dalam melakukan setiap prosesnya. Bagi beberapa orang hidup adalah bentuk perjuangan. Bagaimana hasil terkadang tidak sesuai dengan proses yang direncakan.
 Memilih pekerjaan juga tidak semudah membalikkan telapak tangan. Berusaha selalu menikmati setiap detik apa yang dilakukan dalam pekerjaan, adalah bagian dari proses pendewasaan.Â
Meski beberapa dari kita akan merasakan titik jenuh yang selalu menjadi hambatan, tapi beberapa orang akan tersadar bahwa resign kadang bukan menjadi satu-satunya pilihan.Â
Dan perlu selalu bertanya untuk siapa saja kita terus bertahan, ada keluarga yang perlu kita penuhi kebutuhannya, ada cita-cita yang perlu kita capai, ada cinta yang harus terus kita pupuk dalam bekerja.Â
Tidak perlu terlalu memaksa, kadang memang hidup tidak selalu tentang kebahagiaan kita, tapi kebahagiaan orang lain karena kita, itu adalah sebaik-baiknya pilihan untuk menjadi manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H