Kelurahan Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, telah lama dikenal sebagai wilayah yang kaya akan seni dan budaya lokal. Untuk memaksimalkan potensi ini, Universitas Tidar melalui Program Pengabdian Tematik Berbasis SDGs (PTBS) dengan pendanaan dari DIPA Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tidar, meluncurkan program pemberdayaan masyarakat berbasis kesenian dan kearifan lokal.
 Program ini bertujuan untuk memperkuat identitas budaya, meningkatkan keterampilan masyarakat, dan mendorong keberlanjutan ekonomi lokal. Dengan diketuai oleh Wildan Yudhanto, S.E., M.M. beranggotakan Mikael Sihite, S.Pt., M.Si., Rizqa Ula Fahadha, S.T., M.T., Rosida dan Hendrawan.
Kesenian dan Kearifan Lokal: Pilar Pemberdayaan di Potrobangsan
Sanggar Seni Kelurahan Potrobangsan telah menjadi pusat kreativitas yang melestarikan tradisi seperti seni tari, musik karawitan, dan kerajinan tangan. Meski memiliki potensi besar, sanggar ini menghadapi tantangan regenerasi seniman muda, kurangnya akses terhadap teknologi digital, serta minimnya upaya pengelolaan berbasis bisnis.
Melalui program PTBS, Universitas Tidar merancang strategi penguatan berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya:
Pendidikan Berkualitas (SDGs 4):Â Memberikan pelatihan seni dan manajemen sanggar kepada masyarakat.
Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (SDGs 8):Â Membuka peluang ekonomi kreatif berbasis seni.
Kota dan Komunitas Berkelanjutan (SDGs 11): Menjadikan seni sebagai media penguatan komunitas dan identitas lokal.
Program Unggulan PTBS di Sanggar Seni Potrobangsan
1. Pelatihan Seni untuk Generasi Muda
Program ini melibatkan pelatihan intensif dalam seni tari tradisional, karawitan, dan seni pertunjukan lainnya, melibatkan para seniman senior sebagai mentor. Tujuan utamanya adalah memastikan regenerasi seniman lokal dan meningkatkan apresiasi seni di kalangan generasi muda.
2. Workshop Kearifan Lokal Berbasis Ekonomi Kreatif
Program ini mendorong masyarakat untuk mengembangkan produk seni dan budaya seperti cenderamata, pakaian tradisional, dan alat musik, yang dapat dipasarkan sebagai produk ekonomi kreatif.
3. Festival Seni dan Budaya Potrobangsan
PTBS juga memprakarsai Festival Seni Potrobangsan sebagai ajang promosi budaya lokal dan pengembangan wisata berbasis komunitas. Festival ini melibatkan masyarakat lokal, wisatawan, dan pihak swasta untuk meningkatkan visibilitas budaya Potrobangsan.
Hasil dan Dampak Program PTBS
Program ini telah memberikan dampak positif yang signifikan di Potrobangsan, antara lain:
Meningkatkan Partisipasi Pemuda: Lebih banyak generasi muda terlibat dalam pelestarian seni tradisional.
Pemberdayaan Ekonomi: Masyarakat mulai menghasilkan pendapatan dari produk seni dan kegiatan budaya.
Pelestarian Tradisi: Kesenian dan budaya lokal kembali menjadi kebanggaan masyarakat setempat.
Promosi Internasional:Â Melalui digitalisasi, seni Potrobangsan mulai dikenal hingga ke luar negeri.
Pendanaan dan Dukungan dari DIPA Universitas Tidar
Pendanaan program ini berasal dari DIPA Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tidar, yang mendukung implementasi berbagai inisiatif PTBS. Pendanaan ini digunakan untuk pelatihan, pengadaan alat seni, dan promosi digital, yang menjadi kunci keberhasilan program.Program PTBS Universitas Tidar di Kelurahan Potrobangsan membuktikan bahwa seni dan kearifan lokal memiliki peran strategis dalam pemberdayaan masyarakat. Dengan dukungan pendanaan dari DIPA, program ini berhasil mengintegrasikan pelestarian budaya, pendidikan, dan pengembangan ekonomi kreatif dalam kerangka SDGs. Inisiatif ini diharapkan menjadi model pemberdayaan masyarakat berbasis seni yang dapat diterapkan di daerah lain, memperkuat keberlanjutan budaya dan ekonomi di tingkat lokal maupun nasional. "Wildan Yudhanto Selaku Ketua Program Memaparkan".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H