Mohon tunggu...
Wildan Rizky M
Wildan Rizky M Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia Universitas Majalengka

Mahasiswa semester 5

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Analisis Wacana Feminisme dalam Berita Online Kompas.com

20 Januari 2022   13:13 Diperbarui: 20 Januari 2022   13:16 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan

Media massa merupakan sarana informasi yang mudah diakses oleh semua lapisan masyarakat, baik dalam bentuk cetak maupun elektronik. Cangara (2002) menyatakan bahwa media massa merupakan suatu alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan menggunakan alat komunikasi mekanis dari sumber pesan ke penerima pesan atau khalayak umum. Alat mekanis komunikasi yang dimaksud oleh Cangara adalah berbagai media massa yang ada di masyarakat seperti surat kabar, televisi, radio, hingga film.

Dengan perkembangan media yang sangat pesat terutama pengguna internet atau media online yang tumbuh pesat pada sekitaran 1990-an berupa jaringan. Menggunakan media sebagai sarana penyampaian informasi kepada khalayak banyak sebagai alat yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan, meneruskan atau menyebarkan sebuah pesan, terlihat dari banyaknya media terutama media online yang berbasis penyampaian informasi berbasis internet sistem yang ikut serta dalam perkembangan komunikasi. Media online adalah sebuah organisasi yeng menyebarkan informasi yang berupa produk berupa pesan yang bisa mempengaruhi berbentuk virtual.

Marginalisasi adalah suatu kondisi atau proses yang mencegah individu atau kelompok dari partisipasi penuh dalam kehidupan di bidang sosial, ekonomi, dan politik yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Marginalisasi perempuan merupakan marginalisasi yang dialami oleh perempuan. Menurut Murniati (2004) menjelaskan bahwa marginalisasi berarti menempatkan atau menggeser ke pinggiran. Marginalisasi merupakan proses pengabaian hak-hak yang seharusnya didapat oleh pihak yang termarginalkan. Sedangkan menurut Fakih (2008:14), proses marginalisasi sama saja dengan proses pemiskinan. Hal ini dikarenakan tidak diberinya kesempatan kepada pihak yang termaginalkan untuk mengembangkan dirinya. Demikian juga yang dialami oleh perempuan saat proses marginalisasi ini terjadi pada jenis kelamin. Perempuan merupakan pihak yang dirugikan daripada laki-laki dalam hal ketidakadilan gender ini.

Berita merupakan sebuah laporan tentang suatu hal atau peristiwa melalui media. Begitu banyak definisi berita yang dapat diketahui dari berbagai literarur. Seperti menurut Sumadiria (2011:65) Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televise, atau media online internet.

Belakangan ini, pemberitaan yang menarik perhatian lebih sering berkaitan dengan perempuan, terutama simbol-simbol kebahasaan yang muncul pada judul dan headline (teras berita) menambah daya tarik pembaca. Perempuan yang berperan ganda dalam masalah keluarga dan kekerasan terhadap perempuan kerap menjadi pemberitaan. Fokus berita seperti ini sebagian besar merupakan dampak dari kesuksesan yang telah diraih dan sebuah kasus yang memberatkannya.

Salah satu media massa elektronik yang sering memberitakan kasus kekerasan terhadap perempuan adalah media massa kompas.com. Kompas.com merupakan salah satu pionir media online di Indonesia ketika pertama kali hadir di Internet pada 14 September 1995 dengan nama Kompas Online. Dalam satu hari kompas.com bisa memberitakan kasus mengenai kekerasan terhadap perempuan lebih dari satu berita. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan permaginalan terhadap perempuan dalam wacana berita kompas.com. Berikut ini merupakan judul berita yang terdapat pada kompas.com yang akan dianalisis mengenai pemarginalannya, 1) perempuan dibunuh mantan suami, sempat dikubur di rumah sebelum mayatnya dibuang, 2) modus seorang dukun cabuli 3 perempuan di Sanggau Kalbar, 3) muntah di perjalanan, penumpang perempuan ditendang, dihina, dan dilecehkan sopir taksi online di tambora

Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Pendekatan analisis yang digunakan adalah pendekatan kritis. Data dalam penelitian ini adalah data tertulis, yaitu kata, frasa dan kalimat yang menggambarkan kekerasan dalam berita yang dimuat oleh berita online kompas.com, sedangkan sumber data penelitian ini adalah berita mengenai kekerasan terhadap perempuan yang dipublikasikan oleh kompas.com. Metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode simak. Metode simak adalah metode yang digunakan untuk memeroleh data dengan melakukan penyimakan terhadap penggunaan bahasa (Mahsun, 2005:242). Teks dalam berita pada situs berita online kompas.com disimak dengan cara membaca teks berita. Teks yang disimak tersebut dikhususkan pada teks yang merepresentasikan tindak kekerasan, kemudian menandai pada bagian-bagian yang menunjukkan pemarginalan terhadap perempuan sebelum proses analisis.

Hasil Pembahasan

1. Berita online kompas.com edisi senin, 20 Desember 2021

  • Analisis wacana pada judul berita

"Perempuan Dibunuh Mantan Suami, Sempat Dikubur di Rumah Sebelum Mayatnya Dibuang"

Strategi wacana yang digunakan pada judul wacana berita kompas.com ialah strategi wacana asimilasi, yaitu suatu strategi yang dalam pemberitaan menyebutkan komunitas atau kelompok sosial seseorang aktor. Kaitannya dengan NZ sebagai korban, ia ditampilkan dengan mengacu pada komunitas yang bernama "perempuan". Memang benar, bahwa NZ merupakan perempuan, tetapi dengan kalimat seperti itu kesan yang ditangkap oleh khalayak ialah semua perempuan dibunuh mantan suami.

Adapun HH sebagai pelaku kekerasan dan pembunuhan diacukan kepada komunitas yang bernama "suami". Hal tersebut mengindikasikan keberpihakan redaksi kompas.com terhadap pelaku dan memarginalkan NZ sebagai korban kekerasan dan pembunuhan.

  • Analisis wacana pada isi wacana berita

Secara umum strategi wacana yang digunakan pada wacana berita kompas.com ialah strategi wacana nominasi, yaitu suatu strategi wacana yang menampilkan aktor dengan apa adanya. NZ sebagai korban kekerasan dan pembunuhan oleh mantan suami ditampilkan secara apa adanya. Bahkan, seluruh isi wacana berita cenderung memihak pada NZ karena isi wacana berita ini lebih banyak dikembangkan redaksi kompas.com dari pernyataan Kasatreskrim Polresta Banda Aceh AKP M Ryan Citra Yudha. Beberapa kutipan yang berkaitan dengan hal tersebut sebagai berikut:

"Berdasarkan keterangan tersangka, pelaku membunuh korban karena korban meminta harta hasil penjualan rumah mereka senilai Rp 50 juta, dari total hasil penjualan Rp 150 juta."

 

"Gelap mata karena dimintai uang hasil penjualan rumah, maka pelaku pun membunuh korban. Keduanya sudah bercerai sejak setahun lalu,"

Dari dua kutipan yang merupakan pernyataan AKP M Ryan Citra Yudha di atas, kemudian oleh redaksi kompas.com mencantumkan kronologis kejadian kekerasan dan pembunuh terhadap korban yang berdasarkan dari penyelidikan.


"Mulanya korban datang ke rumah tersangka di Peukan Bada, Aceh Besar, ingin memberi tahu bahwa anak mereka sedang sakit. Korban saat itu juga meminta uang bagiannya dari hasil penjualan rumah".

 

"Korban kembali menanyakan uang bagiannya dari penjualan rumah. Tapi tersangka diam. Saat korban sedang memakai baju, dia bangun lalu membenturkan kepala korban ke tembok. Korban terjatuh ke lantai dan dadanya dipukul oleh pelaku,"

 

"Tersangka sempat menguburkan korban di dalam kamar mandi rumahnya, namun karena bau tak sedap terus keluar, tersangka kembali menggali tanah itu lalu membungkus pelaku dengan jas hujan dan selimut. Jasad korban sempat beberapa hari berada di dalam kamar tersangka, sebelum akhirnya dibuang ke lokasi kawasan Peukan Bada, pada Sabtu (11/12/2021)."

 

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa aktor NZ posisinya tidak dimarginalkan di dalam wacana berita yang berjudul Perempuan Dibunuh Mantan Suami, Sempat Dikubur di Rumah Sebelum Mayatnya Dibuang.

 

2. Berita online kompas.com edisi selasa, 11 Januari 2022

  • Analisis wacana pada judul berita

"Modus Seorang Dukun Cabuli 3 Perempuan di Sanggau Kalbar"

Strategi wacana yang digunakan pada judul wacana berita kompas.com ialah strategi wacana asimilasi, yaitu suatu strategi yang dalam pemberitaan menyebutkan komunitas atau kelompok sosial seseorang aktor. Pada judul berita ketiga korban tidak ditampilkan, tetapi diubah dengan yang mengacu pada komunitas yang bernama "perempuan".

Adapun SN (54) sebagai pelaku pencabulan diacukan kepada komunitas yang bernama "dukun". Hal tersebut mengindikasikan keberpihakan redaksi kompas.com terhadap pelaku dan memarginalkan ketiga korban pencabulan.

  • Analisis wacana pada isi wacana berita

Secara umum strategi wacana yang digunakan pada wacana berita kompas.com ialah strategi wacana nominasi, yaitu suatu strategi wacana yang menampilkan aktor dengan apa adanya. Ketiga korban pencabulan oleh seorang dukun yang berinisial SN ditampilkan secara apa adanya. Seluruh isi wacana berita merupakan kronologis kejadian dan pernyataan dari salah satu korban yang disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Sanggau AKP Tri Prasetyo. Berikut beberapa kutipan yang berkaitan dengan hal tersebut:

"Peristiwa pencabulan bermula Jumat (17/12/2021). Saat itu, ketiga korban dibawa orangtuanya ke rumah SN untuk berobat alternatif."

 

"Kemudian, pada Selasa (21/12/2021), tersangka SN menghubungi orangtua korban agar menyuruh ketiga korban datang sendiri ke rumahnya. Tersangka beralasan, korban akan diberi jimat untuk jaga diri. Pada Selasa sore, ketiga korban datang ke rumah tersangka dan langsung dibawa masuk ke dalam rumah untuk menjalani ritual."

 

"Korban disiram air lalu diminta masuk ke dalam kamar khusus secara bergantian dan disuruh membuka celana. Di dalam kamar itulah, korban-korban dicabuli. Usai mencabuli korbannya, SN memberikan sebuah jimat, yang katanya penjaga tubuh, serta meminta korban merahasiakan perbuatannya. Namun karena ketiga koban merasa takut dan aneh dengan ritual tersebut, lalu menceritakanya kepada orangtua,"

 

Berdasarkan kutipan di atas dapat dikemukakan bahwa ketiga korban posisinya tidak dimarginalkan dalam isi wacana berita.

 

 

3. Berita online kompas.com edisi jumat, 24 Desember 2021

  • Analisis wacana pada judul berita

"Muntah di Perjalanan, Penumpang Perempuan Ditendang, Dihina, dan Dilecehkan Sopir Taksi Online di Tambora"

 

Strategi wacana yang digunakan pada judul wacana berita kompas.com ialah strategi wacana asimilasi, yaitu suatu strategi yang dalam pemberitaan menyebutkan komunitas atau kelompok sosial seseorang aktor. Kaitannya dengan NT sebagai korban, ia ditampilkan dengan mengacu pada komunitas yang bernama "penumpang perempuan".

Adapun pelaku kekerasan diacukan kepada komunitas yang bernama "sopir taksi online". Hal tersebut mengindikasikan keberpihakan redaksi kompas.com terhadap pelaku dan memarginalkan NT sebagai korban kekerasan oleh sopir taksi online.

  • Analisis wacana pada isi wacana berita

Secara umum strategi wacana yang digunakan pada wacana berita kompas.com ialah strategi wacana nominasi, yaitu suatu strategi wacana yang menampilkan aktor dengan apa adanya. NT sebagai korban kekerasan oleh sopir taksi online ditampilkan secara apa adanya. Bahkan, seluruh isi wacana berita cenderung memihak pada NT karena isi wacana berita ini lebih banyak dikembangkan redaksi kompas.com dari wawancara dengan NT sebagai korban. Beberapa kutipan yang berkaitan dengan hal tersebut sebagai berikut:

"Memang di mobil itu saya memang agak 'naik' gitu, saya sudah bilang sama abangnya, 'mas saya boleh minggir dulu enggak?', tapi mas itu enggak ladenin,"

 

"Makanya saya sudah enggak bisa nahan lagi, langsung buka jendela dan langsung muntah. Posisinya, sama sekali engga mengenai sisi dalam mobilnya, cuma di body depan (mobil) saja,"

 

Berdasarkan pernyataan dari NT bahwa ia merasa bersalah, kemudian NT menjanjikan akan mengganti rugi biaya kebersihan mobil tersebut. Lalu setibanya di lokasi tujuan, NT memberikan uang tunai Rp 100.000 kepada sopir. Namun, sopir tidak terima, ia meminta uang ganti rugi tersebut sebesar Rp 300.000. Sopir yang tidak terima, memaksa NT untuk membayar Rp 500.000, kemudian sopir mulai mengancam saudaranya NT pun dan sopir sempat merangkul saudaranya itu. Berikut ini kutipan pernyataan NT mengenai kronologis kekerasa yang dialaminya:

"Saya dipegang, dipegang dagunya gitu. Terus saya dipegang-pegang di area pundak, area bahu, terus dirangkul, dipeluk"

 

"Sampai saya bilang 'jangan pegang-pegang saya mas'. Lalu dia enggak terima. Seketika sopir pun menampar saya sesaat setelah menepis tangan si sopir. Tak terima ditampar, NT dan saudaranya pun melakukan perlawanan balik dengan memukul si sopir. Perkelahian pun tak terelakan. Si sopir kemudian membalas pukulan dengan menendang perut NT. Hingga warga akhirnya datang untuk melerai perkelahian. Sopir yang hendak pergi pun kembali ditahan oleh warga untuk menyelesaikan masalah."

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa aktor NT posisinya tidak dimarginalkan di dalam isi wacana berita.

Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pemberitaan kompas.com mengenai marginalisasi perempuan pada berita yang berjudul 1) perempuan dibunuh mantan suami, sempat dikubur di rumah sebelum mayatnya dibuang, 2) modus seorang dukun cabuli 3 perempuan di Sanggau Kalbar, 3) muntah di perjalanan, penumpang perempuan ditendang, dihina, dan dilecehkan sopir taksi online di tambora pada judul berita menggunakan strategi wacana asimilasi, yang dalam pemberitaannya menyebutkan komunitas atau kelompok sosial seseorang aktor bukan nama aktor dari berita tersebut. Kemudian pada isi berita redaksi kompas menggunakan strategi wacana nominasi, yaitu strategi wacana yang menampilkan aktor dengan apa adanya. Dari ketiga berita tersebut judul berita memarginalkan aktor tetapi pada isi berita aktor perempuan tidak dimarginalkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun