Mohon tunggu...
Wildan Rizky M
Wildan Rizky M Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia Universitas Majalengka

Mahasiswa semester 5

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Analisis Wacana Feminisme dalam Berita Online Kompas.com

20 Januari 2022   13:13 Diperbarui: 20 Januari 2022   13:16 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adapun HH sebagai pelaku kekerasan dan pembunuhan diacukan kepada komunitas yang bernama "suami". Hal tersebut mengindikasikan keberpihakan redaksi kompas.com terhadap pelaku dan memarginalkan NZ sebagai korban kekerasan dan pembunuhan.

  • Analisis wacana pada isi wacana berita

Secara umum strategi wacana yang digunakan pada wacana berita kompas.com ialah strategi wacana nominasi, yaitu suatu strategi wacana yang menampilkan aktor dengan apa adanya. NZ sebagai korban kekerasan dan pembunuhan oleh mantan suami ditampilkan secara apa adanya. Bahkan, seluruh isi wacana berita cenderung memihak pada NZ karena isi wacana berita ini lebih banyak dikembangkan redaksi kompas.com dari pernyataan Kasatreskrim Polresta Banda Aceh AKP M Ryan Citra Yudha. Beberapa kutipan yang berkaitan dengan hal tersebut sebagai berikut:

"Berdasarkan keterangan tersangka, pelaku membunuh korban karena korban meminta harta hasil penjualan rumah mereka senilai Rp 50 juta, dari total hasil penjualan Rp 150 juta."

 

"Gelap mata karena dimintai uang hasil penjualan rumah, maka pelaku pun membunuh korban. Keduanya sudah bercerai sejak setahun lalu,"

Dari dua kutipan yang merupakan pernyataan AKP M Ryan Citra Yudha di atas, kemudian oleh redaksi kompas.com mencantumkan kronologis kejadian kekerasan dan pembunuh terhadap korban yang berdasarkan dari penyelidikan.


"Mulanya korban datang ke rumah tersangka di Peukan Bada, Aceh Besar, ingin memberi tahu bahwa anak mereka sedang sakit. Korban saat itu juga meminta uang bagiannya dari hasil penjualan rumah".

 

"Korban kembali menanyakan uang bagiannya dari penjualan rumah. Tapi tersangka diam. Saat korban sedang memakai baju, dia bangun lalu membenturkan kepala korban ke tembok. Korban terjatuh ke lantai dan dadanya dipukul oleh pelaku,"

 

"Tersangka sempat menguburkan korban di dalam kamar mandi rumahnya, namun karena bau tak sedap terus keluar, tersangka kembali menggali tanah itu lalu membungkus pelaku dengan jas hujan dan selimut. Jasad korban sempat beberapa hari berada di dalam kamar tersangka, sebelum akhirnya dibuang ke lokasi kawasan Peukan Bada, pada Sabtu (11/12/2021)."

 

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa aktor NZ posisinya tidak dimarginalkan di dalam wacana berita yang berjudul Perempuan Dibunuh Mantan Suami, Sempat Dikubur di Rumah Sebelum Mayatnya Dibuang.

 

2. Berita online kompas.com edisi selasa, 11 Januari 2022

  • Analisis wacana pada judul berita

"Modus Seorang Dukun Cabuli 3 Perempuan di Sanggau Kalbar"

Strategi wacana yang digunakan pada judul wacana berita kompas.com ialah strategi wacana asimilasi, yaitu suatu strategi yang dalam pemberitaan menyebutkan komunitas atau kelompok sosial seseorang aktor. Pada judul berita ketiga korban tidak ditampilkan, tetapi diubah dengan yang mengacu pada komunitas yang bernama "perempuan".

Adapun SN (54) sebagai pelaku pencabulan diacukan kepada komunitas yang bernama "dukun". Hal tersebut mengindikasikan keberpihakan redaksi kompas.com terhadap pelaku dan memarginalkan ketiga korban pencabulan.

  • Analisis wacana pada isi wacana berita

Secara umum strategi wacana yang digunakan pada wacana berita kompas.com ialah strategi wacana nominasi, yaitu suatu strategi wacana yang menampilkan aktor dengan apa adanya. Ketiga korban pencabulan oleh seorang dukun yang berinisial SN ditampilkan secara apa adanya. Seluruh isi wacana berita merupakan kronologis kejadian dan pernyataan dari salah satu korban yang disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Sanggau AKP Tri Prasetyo. Berikut beberapa kutipan yang berkaitan dengan hal tersebut:

"Peristiwa pencabulan bermula Jumat (17/12/2021). Saat itu, ketiga korban dibawa orangtuanya ke rumah SN untuk berobat alternatif."

 

"Kemudian, pada Selasa (21/12/2021), tersangka SN menghubungi orangtua korban agar menyuruh ketiga korban datang sendiri ke rumahnya. Tersangka beralasan, korban akan diberi jimat untuk jaga diri. Pada Selasa sore, ketiga korban datang ke rumah tersangka dan langsung dibawa masuk ke dalam rumah untuk menjalani ritual."

 

"Korban disiram air lalu diminta masuk ke dalam kamar khusus secara bergantian dan disuruh membuka celana. Di dalam kamar itulah, korban-korban dicabuli. Usai mencabuli korbannya, SN memberikan sebuah jimat, yang katanya penjaga tubuh, serta meminta korban merahasiakan perbuatannya. Namun karena ketiga koban merasa takut dan aneh dengan ritual tersebut, lalu menceritakanya kepada orangtua,"

 

Berdasarkan kutipan di atas dapat dikemukakan bahwa ketiga korban posisinya tidak dimarginalkan dalam isi wacana berita.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun