a). Menentukan Suasana dalam Puisi
Setelah membaca puisi, seringkali perasaan terpengaruh oleh isinya. Kadang menjadi sedih, marah, atau bersemangat. Puisi yang baik senantiasa mampu meninggalkan kesan mendalam bagi perasaan. Misalnya, sebuah puisi cinta yang membuat hati Jadi berbunga-bunga atau puisi kritik sosial yang membuat perasaan kemanusiaan tersentuh. Itulah yang disebut sebagai suasana, yaitu keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu. Dengan kata lain, suasana merupakan akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Suasana ialah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu.
b). Menemukan Tema Puisi
Tema adalah ide dasar yang mendasari sebuah tulisan, termasuk puisi. Tema puisi menjadi inti dari makna atau pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya. Meskipun bahasa yang digunakan dalam puisi cenderung bermakna konotatif, tetapi tema puisi salah satunya dapat dirunut dengan menggunakan kata-kata kunci dalam puisi tersebut. Tema puisi akan sangat menentukan penyair dalam memiih kata-kata yang digunakan dalam puisinya. Dalam puisi Aku Ingin karya sapardi Djoko Damono di atas tema puisinya adalah tentang cinta. Tema ini dapat dengan mudah ditemukan karena pengulangan kalimat “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana’ sebanyak dua kali. Sementara itu, tema puisi ‘Sajak Anak Muda’, adalah pendidikan. Tema ini dapat ditemukan dari penggunaan kata-kata yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan seperti ilmuhukum, filsafat, logika, serta istilah pendidikan seperti pendidikan, pengetahuan, sekolah dan ujian.
c). Menemukan Makna Puisi
Dalam menemukan makna puisi bisa dengan mengajak siswa mendiskusikan maksud yang ingin disampaikan oleh penyair, W.S. Rendra dalam puisi “Sajak Anak Muda”. Pesan yang ingin disampaikan oleh penyair itulah yang dimaksud makna. Tentu saja, pesan itu boleh lebih dari satu.
B. Mendemonstrasikan Puisi
a). Membacakan Puisi dengan Memerhatikan Vokal, Ekspresi, dan Intonasi yang Baik
Seorang pembaca puisi yang hebat mampu menjiwai puisi yang dibacakan dengan baik. Dampaknya, pendengar akan dapat merasakan suasana puisi tersebut serta mampu menangkap makna puisi yang disampaikan penyairnya. Hal itu akan tercapai ketika pembaca puisi tidak hanya mengandalkan permainan vokal tetapi juga memerhatikan ekspresi, intonasi, dan gerakan tubuhnya saat membaca puisi.
Ada beberapa hal yang harus dipahami ketika akan membacakan puisi, yaitu dengan mengetahui cara membacanya. Berikut adalah cara-caranya:
- Rima dan irama, artinya dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat. Membaca puisi berbeda dengan membaca sebuah teks biasa karena puisi terikat oleh rima dan irama sehingga dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun juga terlalu lambat
- Artikulasi atau kejelasan suara, artinya suara kita dalam membaca puisi harus jelas, misalnya saja dalam mengucapkan huruf-huruf vokal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ai/, /au/
- Ekspresi mimik wajah, artinya ekspresi wajah harus bisa disesuaikan dengan isi puisi. Ketika puisi yang dibacakan adalah puisi sedih, maka ekspresi mimik wajah harus bisa menggambarkan isi puisi sedih tersebut.
- Mengatur pernapasan, artinya pernapasan harus diatur jangan tergesa-gesa. Sehingga tidak akan mengganggu ketika membaca puisi.
- Penampilan, artinya kepribadian atau sikap kita saat di panggung, usahakan terkesan tenang, tak gelisah, tak gugup, berwibawa, dan meyakinkan (tidak demam panggung).
Selain hal-hal di atas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan membacakan puisi yaitu sebagai beikut:
- Vokal. Suara yang dihasilkan harus benar. Salah satu unsur dalam vokal ialah artikulasi (kejelasan pengucapan). Kejelasan artikulasi dalam mendemonstrasikan puisi sangat dibutuhkan. Bunyi vokal seperti /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ai/, /au/, dan sebagainya harus jelas terdengar, demikian pula dengan bunyi-bunyi konsonan.
- Ekspresi ialah pengungkapan atau proses menyatakan (yaitu memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, dan perasaan). Ekspresi mimik atau perubahan raut muka harus ada, namun haruslah proporsional sesuai dengan kebutuhan menampilkan gagasan puisi secara tepat.
- Intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo). Intonasi ialah ketepatan penyajian dalam menentukan keras-lemahnya pengucapan suatu kata. Intonasi terbagi menjadi dua yaitu tekanan dinamik (tekanan pada kata-kata yang dianggap penting) dan teknanan tempo (cepat lambat pengucapan suku kata atau kata).