Judul tulisannya menarik. Know Your Own Strength. Ketahui Kekuatan Anda. Tulisan ringkas ini mengulas pentingnya menganalisis kegagalan yang dialami sebuah perusahaan.
Perusahaan merupakan organisasi bisnis yang rentan gagal dalam mengambil keputusan. Karenanya, si penulis yakni Elizabeth Heichler menyebut perlunya memahami bahaya tersembunyi yang ada di setiap organisasi.
Mempelajari kelemahan perusahaan dan memitigasinya tidak cukup. Dua langkah tersebut tidak akan mengantarkan perusahaan untuk mengetahui cara meraih sukses. Membangun keunggulan yang langgeng membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang kekuatan perusahaan dan bagaimana menggunakannya.
Pemahaman tersebut sangat penting untuk mencapai keuntungan yang adil dari nilai yang diciptakan perusahaan dengan produk dan layanannya, seperti yang dijelaskan oleh Marco Bertini, Oded Koenigsberg, dan Todd Snelgrove.
Kerangka kerja baru perusahaan untuk penjualan berbasis nilai mengharuskan perusahaan untuk lebih dari sekadar mengukur kekuatan dari sisi manfaat produk yang kemudian dipakai untuk menjustifikasi penetapan harga. Pendekatan seperti ini, menurut Elizabeth Heichler biasanya gagal seiring berjalannya waktu.
Sebaliknya, perusahaan harus mendapatkan wawasan tentang kekuatan mereka dalam sejumlah konteks. Pertama, kekuatan mana dari mereka yang bermakna bagi pelanggan tertentu. Kedua, apa nilai kekuatan tersebut bagi pelanggan tersebut, dalam hal produktivitas, waktu kerja, pendapatan tambahan, reputasi merek, dan manfaat lainnya. Â
Dalam konteks ini, mengetahui kekuatan perusahaan masing-masing merupakan dasar untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan, di mana nilai diciptakan antara penjual dan pembeli.
Memperoleh kejelasan tentang kekuatan inti organisasi Anda juga merupakan titik awal untuk memperoleh ketangkasan strategis yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang baru dengan cepat. Hal ini merujuk penjelasan Mark J. Greeven, Howard Yu, dan Jialu Shan. Ketiganya telah mencatat kesamaan di antara perusahaan-perusahaan berkinerja tinggi yang telah dilacak sejak 2021. Bisnis-bisnis ini telah mengidentifikasi kapabilitas inti, memodifikasinya, dan menawarkannya kepada pelanggan dan mitra, yang pada gilirannya membangun kapabilitas tersebut dan merambah pasar baru atas nama perusahaan.
Untuk mencapai hal ini, diperlukan komitmen untuk membangun arsitektur digital yang memungkinkan modularitas, dengan fokus khusus pada pengembangan dan pemeliharaan serangkaian Antarmuka Pemograman Aplikasi (API) yang dapat digunakan oleh para mitra untuk terhubung. Namun, setelah tercapai, pendekatan ini menawarkan lindung nilai terhadap ketidakpastian, karena memosisikan perusahaan untuk merespons dengan cepat terhadap permintaan pelanggan baru dan kondisi bisnis yang berubah.
Yang lebih menyedihkan lagi, rasa kebersamaan dan kekuatan bersama dalam sebuah organisasi juga dapat membantu tim untuk bertahan dan bertumbuh di masa-masa sulit, termasuk setelah peristiwa traumatis.
Pada bulan Desember, seorang pria bersenjata membunuh tiga anggota fakultas di Sekolah Bisnis Lee di Universitas Nevada, Las Vegas. Insiden tragis ini menggerakkan salah satu rekan mereka, Payal Sharma, untuk mengeksplorasi pertanyaan apakah, dan bagaimana, para pemimpin dapat membantu para anggota organisasi untuk melewati dan melampaui pengalaman yang mengerikan tersebut. Penelitian psikologi telah membuktikan bahwa individu mampu mengalami pertumbuhan pasca trauma. Artinya, mereka tidak hanya kembali ke status quo yang tidak dapat dipulihkan, tetapi mencapai tingkat kebijaksanaan dan fungsi yang sehat.
Sharma menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mendukung pertumbuhan individu saat mereka berupaya mengatasi trauma dan menyarankan cara-cara agar para pemimpin dapat memanfaatkan dinamika yang sama untuk membantu memfasilitasi pertumbuhan ini dalam organisasi mereka. Dalam prosesnya, dia menjelaskan cara-cara spesifik di mana peristiwa traumatis biasanya sangat menggoyahkan -- tetapi juga bagaimana, saat kita sampai pada perhitungan baru tentang apa yang tidak dapat kita kendalikan di dunia ini, kita dapat muncul dengan apresiasi baru terhadap kekuatan kita.
Tulisan ini diterjemahkan dari artikel berjudul Know Your Own Strength yang ditulis Elizabeth Heichler. Â Si penulis merupakan Direktur Editorial, majalah MIT Sloan Management Review
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H