Mohon tunggu...
Wildan Hakim
Wildan Hakim Mohon Tunggu... Dosen - Dosen I Pengamat Komunikasi Politik I Konsultan Komunikasi l Penyuka Kopi

Arek Kediri Jatim. Alumni FISIP Komunikasi UNS Surakarta. Pernah menjadi wartawan di detikcom dan KBR 68H Jakarta. Menyelesaikan S2 Manajemen Komunikasi di Universitas Indonesia. Saat ini mengajar di Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Jakarta dan Peneliti Senior di lembaga riset Motion Cipta Matrix.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengetahui Kekuatan Perusahaan

2 Juli 2024   20:35 Diperbarui: 2 Juli 2024   21:01 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karya Paul Garland, diambil dari https://sloanreview.mit.edu/article/know-your-own-strength/

Judul tulisannya menarik. Know Your Own Strength. Ketahui Kekuatan Anda. Tulisan ringkas ini mengulas pentingnya menganalisis kegagalan yang dialami sebuah perusahaan.

Perusahaan merupakan organisasi bisnis yang rentan gagal dalam mengambil keputusan. Karenanya, si penulis yakni Elizabeth Heichler menyebut perlunya memahami bahaya tersembunyi yang ada di setiap organisasi.

Mempelajari kelemahan perusahaan dan memitigasinya tidak cukup. Dua langkah tersebut tidak akan mengantarkan perusahaan untuk mengetahui cara meraih sukses. Membangun keunggulan yang langgeng membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang kekuatan perusahaan dan bagaimana menggunakannya.

Pemahaman tersebut sangat penting untuk mencapai keuntungan yang adil dari nilai yang diciptakan perusahaan dengan produk dan layanannya, seperti yang dijelaskan oleh Marco Bertini, Oded Koenigsberg, dan Todd Snelgrove.

Kerangka kerja baru perusahaan untuk penjualan berbasis nilai mengharuskan perusahaan untuk lebih dari sekadar mengukur kekuatan dari sisi manfaat produk yang kemudian dipakai untuk menjustifikasi penetapan harga. Pendekatan seperti ini, menurut Elizabeth Heichler biasanya gagal seiring berjalannya waktu.

Sebaliknya, perusahaan harus mendapatkan wawasan tentang kekuatan mereka dalam sejumlah konteks. Pertama, kekuatan mana dari mereka yang bermakna bagi pelanggan tertentu. Kedua, apa nilai kekuatan tersebut bagi pelanggan tersebut, dalam hal produktivitas, waktu kerja, pendapatan tambahan, reputasi merek, dan manfaat lainnya.  

Dalam konteks ini, mengetahui kekuatan perusahaan masing-masing merupakan dasar untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan, di mana nilai diciptakan antara penjual dan pembeli.

Memperoleh kejelasan tentang kekuatan inti organisasi Anda juga merupakan titik awal untuk memperoleh ketangkasan strategis yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang baru dengan cepat. Hal ini merujuk penjelasan Mark J. Greeven, Howard Yu, dan Jialu Shan. Ketiganya telah mencatat kesamaan di antara perusahaan-perusahaan berkinerja tinggi yang telah dilacak sejak 2021. Bisnis-bisnis ini telah mengidentifikasi kapabilitas inti, memodifikasinya, dan menawarkannya kepada pelanggan dan mitra, yang pada gilirannya membangun kapabilitas tersebut dan merambah pasar baru atas nama perusahaan.

Untuk mencapai hal ini, diperlukan komitmen untuk membangun arsitektur digital yang memungkinkan modularitas, dengan fokus khusus pada pengembangan dan pemeliharaan serangkaian Antarmuka Pemograman Aplikasi (API) yang dapat digunakan oleh para mitra untuk terhubung. Namun, setelah tercapai, pendekatan ini menawarkan lindung nilai terhadap ketidakpastian, karena memosisikan perusahaan untuk merespons dengan cepat terhadap permintaan pelanggan baru dan kondisi bisnis yang berubah.

Yang lebih menyedihkan lagi, rasa kebersamaan dan kekuatan bersama dalam sebuah organisasi juga dapat membantu tim untuk bertahan dan bertumbuh di masa-masa sulit, termasuk setelah peristiwa traumatis.

Pada bulan Desember, seorang pria bersenjata membunuh tiga anggota fakultas di Sekolah Bisnis Lee di Universitas Nevada, Las Vegas. Insiden tragis ini menggerakkan salah satu rekan mereka, Payal Sharma, untuk mengeksplorasi pertanyaan apakah, dan bagaimana, para pemimpin dapat membantu para anggota organisasi untuk melewati dan melampaui pengalaman yang mengerikan tersebut. Penelitian psikologi telah membuktikan bahwa individu mampu mengalami pertumbuhan pasca trauma. Artinya, mereka tidak hanya kembali ke status quo yang tidak dapat dipulihkan, tetapi mencapai tingkat kebijaksanaan dan fungsi yang sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun