Dua contoh digital campaign tersebut hendak mempertegas fenomena The Fall of Advertising and The Rise of PR sebagaimana ditulis Al Ries dan Laura Ries sebagai judul buku. Perubahan di industri PR dalam pandangan Misty terjadi dalam tiga tahapan yang dimulai dari evolution, revolution, dan emotion.
"People want informal, fun, engaging and exciting content," jelas perempuan yang bergabung dengan Ogilvy Indonesia sejak 2015 lalu.
Tahapan emotion menuntut konsultan PR mampu menyuguhkan cerita atau konten yang mampu memengaruhi orang  atau earned the influence.
"Jadi bukan lagi beritanya tayang di mana saja. Yang ditanyakan justru apakah story yang disajikan mampu memengaruhi masyarakat atau tidak? " tegas Misty.
Menurut Misty, tantangan nyata praktisi PR di era digital ialah menjadikan merek atau brand sebagai sesuatu yang diingat orang atau to make brand matter. Apapun dilakukan konsultan komunikasi agar brand dilihat orang. Di sinilah daya dukung cerita yang menarik menjadi sangat penting. Sebab, tanpa story tadi, sebuah brand tidak akan matter.
Evolusi bisnis PR
Perubahan selera dan pilihan saluran komunikasi yang tepat pada akhirnya ikut mengubah model bisnis perusahaan agensi PR. Guna merespon perubahan itu, sejak enam bulan lalu Ogilvy PR Indonesia mulai menerapkan model bisnis baru yang disebut integrated role of public relations. Model ini menjadikan Ogilvy menelaah terlebih dahulu setiap klien yang akan ditangani.
"Klien yang datang belum tentu membutuhkan jasa PR. Bisa jadi yang dibutuhkan adalah layanan digital and social atau bisa juga teknologinya. Kalau yang dibutuhkan adalah jasa PR berikut digital and social maka dua tim ini yang akan menangani klien tersebut," papar Misty.
Mengacu pada kondisi kekinian, Misty mengingatkan pentingnya penerapan formula SHARES PR Activation Wheel. SHARES ini adalah akronim dari Substance, Heat, Advocacy, Relationship, Evolution, Synchronicity. Tahapan kerja konsultan PR dimulai dari kemampuannya menemukan inti (substance) atau ide yang akan dieksekusi. Berikutnya, heat yang berarti panas bisa diartikan sebagai upaya penentuan nada bicara, waktu, serta penentuan konten pembicaraan yang diperkirakan akan jadi bahan obrolan.
Untuk tahapan advocacy, para konsultan dituntut bisa menemukan influencer, brand ambassador, atau adopter yang bisa mendukung cerita yang dikembangkan. Di tahapan relationships, konsultan PR bisa saja menyarankan agar brand yang sedang dikampanyekan mengajak serta komunitas tertentu guna menunjukkan kedekatan antara merek dengan para penggunanya.