Mohon tunggu...
Wildan Dzaky
Wildan Dzaky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Behavioristik dan Humanistik Beserta Konsep Kematangannya

29 Oktober 2024   01:20 Diperbarui: 29 Oktober 2024   01:38 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

behavioristik berfokus pada penyelesaian perilaku dengan cepat melalui prinsip dasar, rasio kognitif, pemahaman yang cepat, dan fokus pada rasio kognitif atau perilaku positif. Menurut Thorndike (1911), Teori Belajar Behavioristik mencakup korelasi antara stimulus (contohnya pikiran, perasaan, atau gerakan) yang menyebabkan respons (juga berupa pikiran, perasaan, dan gerakan).

Teori behavioristik merupakan pendekatan penting dalam psikologi yang menekankan peran lingkungan luar terhadap perilaku manusia. Teori belajar behavioristik juga menjelaskan bahwa proses pembelajaran adalah perubahan perilaku yang dapat dilihat, diukur dan dinilai dengan jelas. Menurut teori behavioristik, perilaku sepenuhnya dikendalikan oleh aturan, bisa diprediksi dan dapat diatur.


IMPLIKASI TEORI PSIKOLOGI BELAJAR BEHAVIORISTIK DALAM PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN

Dalam teori ini behaviorisme, segala tingkah laku manusia menjadi suatu perilaku berbahasa yang menjadi manifestasi stimulus dan respon yang dilakukan terus-menerus menjadi suatu kebiasaan.

TEORI BELAJAR HUMANISTIK

teori belajar humanistik didefinisikan sebagai usaha fisik dan spiritual untuk mengoptimalkan pertumbuhan individu. Pertumbuhan fisik tidak berhubungan dengan perkembangan tingkah laku. Perkembangan hanya terjadi karena proses pembelajaran, yang melibatkan perubahan kebiasaan, berbagai kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Arthur Combs berpendapat bahwa guru merupakan fasilitator bagi peserta didiknya dengan cara memberi membantu peserta didik serta dengan menjadi teman bagi peserta didik. Guru tidak tidak boleh memaksa peserta didik untuk mempelajari suatu hal ataupun hal yang tidak disukainya, karena pada akhirnya sama saja dengan melakukan suatu tindakan yang tidak mendatangkan kepuasan.

Teori humanistik mengakui kapasitas peserta didik dalam perkembangan diri dan hak untuk menemukan makna hidupnya. Peserta didik diajarkan untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri dan orang lain di sekitarnya. Pendidikan tidak hanya mengenai transfer pengetahuan dan pengembangan kemampuan berbahasa para peserta didik, tetapi juga membantu siswa untuk mewujudkan potensi sesuai dengan tujuan pendidikan.

Maslow yang terkenal sebagai bapak aliran psikologi humanistik, meyakini bahwa manusia bertindak untuk memahami dan menghargai dirinya sendiri secara optimal.

Menurut hierarki kebutuhan Maslow, pemuasan kebutuhan seseorang dimulai dari yang terendah yaitu:

  • 1) Fisiologis
  • 2) Rasa aman
  • 3) Cinta dan rasa memiliki
  • 4) Harga diri
  • 5) Aktualisasi diri

IMPLIKASI TEORI BELAJAR HUMANISTIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN

Penerapan teori humanistik pada kegiatan belajar hendaknya pendidik menuntun peserta didik berpikir induktif, mengutamakan praktik serta menekankan pentingnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran


KONSEP KEMATANGAN

Davidoff dalam kutipan Shilphy A.Octavia, menjelaskan bahwa kematangan (maturation) merujuk pada pola perilaku tertentu yang terkait dengan perkembangan fisik dan kesiapan sistem saraf. Kematangan sebenarnya merupakan suatu potensi bawaan individu sejak lahir, muncul dan menyatu dengan karakternya serta ikut mengatur pola perkembangan perilaku individu.

Aspek kematangan yakni

  • Sosial

Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun non-verbal, termaasuk juga mendengarkan dengan aktif dan mampu memberikan respon yang sesuai.

  • Emosional

Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya organ yang sudah siap. Ditandai juga dengan adanya kemampuan untuk dapat mengelola emosi

  • Intelektual

Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya kemampuan untuk berpikir kritis

Perkembangan adalah perubahan dalam dimensi kualitatif. Perkembangan bersifat psikologis, diamati dari kemampuan bertingkah laku yang lebih matang, baik tingkah laku social, moral, emosional, dan intelektual. Perkembangan di pengaruhi oleh faktor biologis dan budaya lingkungan. Oleh karena itu perkembangan anak sangat tergantung pada kematangan dan pengalaman. Kematangan akan memunculkan perilaku yang dipengaruhi oleh pertumbuhan jasmani dan kesiapan syaraf setiap anak.

Adapun kematangan dalam kesiapan belajar adalah ketika peserta didik siap menerima materi dan kondisi peserta didik memungkinkan menerima pelajaran. Sebab pada hakikatnya, ketika peserta didik belum siap untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar, maka peserta didik akan mengalami kesulitan untuk menguasai kemampuan ataupun materi yang diberikan dalam pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun