Mohon tunggu...
Wildan Diki
Wildan Diki Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Memahami Pemikiran Tentang Islamisasi Ekonomi Madzhab Mainstream

27 Februari 2018   00:15 Diperbarui: 27 Februari 2018   00:32 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pandangan madzhab Mainstream tidak ada bedanya dengan pandangan ekonomi konvensional. Titik pangkal persoalan ekonomi menurut mereka adalah kelangkaan sumber daya (scarcity). Namun meskipun sama-sama memandang kelangkaan sebagai titik masalah, tentu saja madzhab Mainstream tetap berbeda dengan ekonomi konvensional. Banyak pendukung madzhab ini yang bekerja di Islamic Development Bank (IDB). 

Karena mereka memiliki akses ke berbagai negara, ide-idenya lebih cepat dan mudah tersebar. Kebanyakah dari mereka adalah doktor yang belajar dan sekaligus mengajar di universitas-universitas Barat.Sangat wajar bila mereka tidak pernah membuang teori-teori ekonomi konvensional ke keranjang sampah. Menurut mereka, usaha mengembangkan ekonomi Islam tidak berarti harus memusnahkan semua hasil analisis yang berharga yang telah dicapai oleh ekonomi konvensional. Sebab, mengambil hal-hal yang baik dan berguna yang dihasilkan oleh peradaban nonislam tidaklah diharamkan. Mereka merujuk pada hadits Nabi yang mengatakan hikmah itu bagi ummat Islam ibarat barang yang hilang di mana saja ditemukan, ummat Islamlah yang paling berhak untuk mengambilnya.

Perbedaan itu terletak dalan menyelesaikan masalah. Kesulitan yang hadir karena sumber daya yang terbatas di satu pihak dan keinginan manusia yang tak terbatas di sisi lainnya, memaksa manusia membuat skala prioritas dalam memenuhi keinginannya.

Dalam pandangan ekonomi konvensional pola penentuan skala prioritas itu didasarkan pada pandangan selera masing-masing. Di sinilah bedanya. Madzhab Mainstream menegaskan pilihan dalam menata prioritas ekonomi itu tak bisa diatur semaunya saja. Sebab, perilaku manusia dalam segala aspeknya tak terkecuali masalah ekonomi, diatur dan dipandu oleh Al-Quran. Pandangan inilah yang dipopulerkan oleh antara lain Umer Chapra, MA Mannan, dan M Nejatullah Siddiqi.Berikut tokoh-tokoh madzhab Mainstream:

M. Umer Chapra

Lahir di Bombay India, 1 Februari 1933, beliau adalah salah satu ekonom kontemporer Muslim yang paling terkenal pada zaman modern ini di timur dan barat. Ayahnya bernama Abdul Karim Chapra. Chapra dilahirkan dalam keluarga yang taat beragama, sehingga ia tumbuh menjadi sosok yang mempunyai karakter yang baik. Keluarganya termasuk orang yang berkecukupan sehingga memungkinkan ia mendapatkan pendidikan yang baik.

Muhammad Nejatullah Siddiqi

Beliau dilahirkan di Gorakhpur, India, pada 1931. Ia memperoleh pendidikan awalnya di Darsagh Jama'at -- i --Islami, Ranpur, dan pendidikan universitasnya di Muslim University, Aligarh. Ia mulai menulis tentang islam dan ekonomi Islam pada waktu belum ada literatur tentang itu. Kontribusinya ke jurnal-jurnal di pertengahan tahun lima puluhan kemudian diterbitkan dalam karya-karya awalnya dalam ekonomi islam, yakni Some Aspects of the islamic economy (1970) dan The economic enterprise in islam (1972).

Mohammad Abdul Mannan

Dikenal sebagai MA Mannan adalah seorang politisi Bangladesh. Dia adalah walikota pertama  dari Gazipur City Corporation dari Bangladesh. Dia adalah salah satu politisi senior Partai Nasionalis Bangladesh . Sebelum itu dia juga menteri agama Bangladesh dari tahun 2002 sampai 2007.

Dari pembahasan saya kali ini saya akan mengambil satu tokoh madzhab mainstream mengenai Ekonomi Islam, beliau adalah Abdul Manan ketika menjelaskan pengertian ekonomi Islam menyebutkan "Islamic economics is a social science which studies the economics problems of a people imbued with the values of islam". Dimana menurut beliau ilmu ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun