Sebagai aliran yang dikenal sebagai kelompok teolog dengan pemikiran rasionalisme yang mendalam dan bersifat filosofis, Mu’tazilah mengenalkan metode-metode filsafat dalam membahas persoalan teologi.
Secara umum, pemikiran mereka merupakan kebenaran dalam kehidupan dunia. Tetapi teologi bukan membahas dunia beserta isinya, melainkan tentang agama dan Tuhan. Terdapat 5 dasar pokok ajaran Mu’tazilah yang menjadikan mereka dianggap kelompok sesat dalam Islam.
At-Tauhid (Kemahaesaan Allah)
Ajaran mendasar yang terpenting bagi kaum Mu'tazilah adalah At-Tauhid atau Keesaan Allah. Kepada mereka, kita hanya bisa mengatakan bahwa Allah Maha Kuasa jika hanya Dia Yang Maha Esa, tidak ada yang serupa dengan-Nya.
Dengan demikian, kaum Mu'tazilah menolak gagasan antropomorfisme, khususnya ideologi yang menggambarkan Tuhan mirip dengan makhluk-Nya.
Mereka juga menolak gagasan tentang penglihatan yang indah, khususnya gagasan bahwa manusia bisa melihat Tuhan. Satu-satunya sifat Tuhan yang tidak mungkin ada sama sekali pada makhluk-Nya adalah sifat qadim.
Pemahaman ini mendorong kaum Mu'tazilah untuk mengingkari bahwa sifat-sifat Tuhan mempunyai wujud selain Dzat Tuhan. Bagi kaum Mu'tazilah, paham ini lahir dari keinginan untuk menjaga kesucian Keesaan Tuhan.
Al- adl
Pengertian Al-'Adl Mu'tazilah tentang 'adl adalah keadilan yang diberikan Allah ketika menjelaskan perbuatan manusia. Menurut Abd al-Jabar, “Semua perbuatan Allah itu baik, tidak merugikan dan tidak lalai.”
Apabila Allah menganiaya hambanya, maka itu semua demi kemaslahatan hambanya, karena jika tidak demi kemaslahatannya, berarti Allah telah melalaikan kewajibannya untuk berbuat baik.
Al-Wa’ad wa Al-Wa’id (Janji dan Ancaman)