Mohon tunggu...
Wildan Abdi
Wildan Abdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - abdimanggala

Menulis adalah tantangan kemalasan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nasihat dan Keteladan dalam Buku Mahaguru Syekh Abdul Qadir Al Jailani

14 Juli 2021   16:11 Diperbarui: 14 Juli 2021   18:01 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siapa yang tidak mengenal tokoh wali yang satu ini. Beliaulah Syekh Abdul Qadir al-Jailani, seorang Sulthanul Auliya’ (Pemimpin para wali), juga mahaguru tarekat Qadiriyah yang banyak dianut oleh umat Islam Indonesia bermazhab Syafi’i. Syekh Abdul Qadir al-Jailani juga banyak memberikan nasehat-nasehatnya kepada umat Islam agar dapat diteladani, sehingga nantinya dapat menjadi umat yang lebih baik.

Nasehat dalam Islam sangat penting untuk membina kehidupan sosial, bahwa hidup didunia ini bukan untuk diri sendiri, melainkan ada keterikatan dengan orang lain. Sebagai manusia kita harus saling mengingatkan dan saling menyelamatkan dari kesalahan maupun keburukan. Kita dapat belajar dari Syekh Abdul Qadir al-Jailani bagaimana saling menasehati, seperti dalam ungkapannya:

“Nasehatilah dirimu, baru kemudian menasehati orang lain. Perhatikanlah dirimu terlebih dahulu dan janganlah mengurusi orang lain selama dalam dirimu masih ada sesuatu yang harus diperbaiki.”

Beragama Yang Baik

Syekh Abdul Qadir al-Jailani pernah berkata:

“Allah SWT telah memberikan penjelasan tentang dua perjuangan. Yaitu perjuangan zahir dan perjuangan batin.”

“Jihad zahir ialah perjuangan melawan orang-orang kafir yang kontra terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya melalui senjata dan perang. Sedangkan jihad batin ialah perjuangan melawan hawa nafsu, setan, kemaksiatan, dan dosa-dosa, serta meninggalkan hal-hal yang diharamkan oleh-Nya.”

“Jihad batin lebih sulit dibandingkan jihad zahir, karena jihad batin dilakukan dengan terus menerus dan menjadi keharusan. Bagaimana tidak lebih sulit? Sebab jihad batin inilah yang dapat memutus segala kecenderungan nafsu yang dilarang oleh-Nya dan diganti dengan menjalankan seluruh perintah serta menjauhi larangan-Nya.”

Kemudian Syekh Abdul Qadir mengatakan empat hal yang dapat menghapus agama seseorang, diantaranya:

1.Mereka yang tidak mengamalkan apa yang mereka ketahui.

2.Mereka mengamalkan apa yang tidak mereka ketahui.

3.Mereka tidak mau mempelajari apa yang tidak mereka ketahui, sehingga mereka selamanya menjadi bodoh.

4.Mereka mencegah orang lain untuk mempelajari apa yang tidak orang lain itu ketahui.

Hidup Bermasyarakat

Syekh Abdul Qadir al-Jailani memiliki jiwa sosial yang tinggi. Beliau sangat memperhatikan keadaan tetangga atau orang lain. Seperti yang dikatakan beliau dalam nasehatnya:

“Berpuasalah! Tetapi saat berbuka jangan lupakan fakir miskin. Berilah mereka sedikit makanan yang kau gunakan untuk berbuka. Jangan makan sendiri, sebab orang yang makan sendiri dan tidak memberi makan orang lain, dikhawatirkan kelak akan jatuh miskin dan hidup susah.”

“Perut kalian kenyang, sedangkan tetangga kalian kelaparan, tetapi kalian mengaku sebagai seorang Mukmin. Iman kalian tidaklah sah apabila kalian memiliki banyak makanan sisa dan keluarga kalian telah makan, tetapi kalian tolak seorang peminta yang berdiri didepan pintu kalian, sehingga ia pergi dengan tangan hampa.”

“Jika ini yang kalian lakukan, ketahuilah, tak lama lagi kalian akan mengetahui berita kalian. Kalian akan menjadi sepertinya, kalian akan diusir sebagaimana kalian mengusir peminta itu. Sungguh celaka dirimu, mengapa kalian tidak segera bangun dan memberikan sesuatu yang kalian miliki dengan tanganmu sendiri.”

“Andaikata kalian mau bangun dan memberinya sesuatu, maka kalian telah melakukan dua kebaikan, yaitu merendahkan diri kepada sang peminta dan berderma kepadanya. Lihatlah Nabi kita Muhammad SAW, beliau berderma kepada peminta, memerah susu unta dan menjahit pakaian beliau dengan kedua tangan beliau sendiri. Bagaimana kalian berani mengaku sebagai pengikut beliau Shallallahu’alaihi wa sallam. Kalian hanya pandai mengaku, tetapi tidak memiliki bukti.”

Melawan Setan, Iblis, dan Hawa Nafsu

Diriwayatkan oleh Syekh ‘Utsman as-Sirafani. Beliau mengatakan, “Suatu hari aku pernah mendengar tuan kita, Syekh Abdul Qadir al-Jailani berkata:

“Aku pernah bermukim sendirian disebuah kawasan gersang. Setiap hari dan setiap malam setan-setan sering datang kepadaku berbaris-baris dengan wujud manusia jadi-jadian yang membawa berbagai macam senjata, serta memikul berbagai benda yang berbunyi sangat keras. Mereka terlibat perkelahian denganku dan melempariku dengan bola api. Saat menghadapi keadaan seperti itu, aku mendapati didalam hatiku suatu rasa tenteram yang sulit terucapkan dengan kata-kata, aku mendengar suara dalam hatiku yang mengatakan,

“Berdirilah dan serang mereka wahai Abdul Qadir al-Jailani, karena Kami selalu siap menambah kekuatanmu, dan Kami akan datang dengan pasukan yang tidak mungkin terkalahkan oleh mereka.” Saat aku melemparkan satu serangan kepada para setan itu, mereka sontak berlari tunggang langgang dan pergi menghilang. Setelah itu, ada sosok setan datang dari tengah-tengah para setan yang berlari menjauh dariku. Setan itu menghampiriku dan berkata kepadaku,

“Pergilah dari sini atau aku akan melakukan begini dan begitu kepadamu.” Dia memperingatkanku akan akibat apa saja jika aku tidak pergi dari wilayah itu, maka kemudian aku menamparnya dengan tanganku dan diapun melarikan diri dariku, lalu aku berucap, “Tidak ada daya dan kekuatan, kecuali bersama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.” Setan itu diterkam oleh api dan aku melihatnya terbakar hangus.

Pada waktu yang lain, aku didatangi oleh sosok yang penampilannya benar-benar menakutkan, dan bau badannya sangat menjijikan, baunya sangat memuakkan, dia lalu berkata kepadaku, “Aku adalah Iblis. Aku datang kepadamu dengan maksud ingin menjadi budakmu, karena kamu telah berhasil menggagalkan segala upayaku dan mengalahkan pengikutku.”

Aku berkata kepadanya, “Pergilah! Karena aku tidak percaya sama sekali kepadamu.” Tapi pada saat itu sebuah tangan turun dari sisi Iblis dan memukul tengkorak kepalanya dengan kekuatan yang sangat besar hingga membuat Iblis itu terjungkal keras melesat kedalam tanah, dan dia pun menghilang entah kemana

Iblis itu kemudian datang kembali kepadaku untuk kedua kalinya, dengan membawa anak panah api ditangannya hendak menyerangku. Tetapi dengan cepat seseorang yang memakai jubah penutup kepala lari menuju diriku dengan menaiki kuda berwarna kelabu, dan dengan tangkas melempar pedang kepadaku. Melihat hal itu, Iblis secepat kilat lari terbirit-birit dari hadapanku.

Ketika aku bertemu dengannya lagi untuk yang ketiga kalinya, Iblis itu sedang duduk dengan jarak yang agak jauh dariku, berlinangan air mata, sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu dan ia berkata, “Aku sunngguh telah putus asa menghadapi orang sepertimu, wahai Abdul Qadir al-Jailani.” Aku lalu berkata kepadanya, “Enyahlah kau dari sini, sang terkutuk! Karena aku tidak akan pernah berhenti membentengi diriku sendiri (dengan perlindungan Allah SWT) untuk melawanmu. Dia berkata, “Apa yang telah kau ucapkan itu lebih menyakitkan bagiku daripada jepitan besi neraka.”

Anak Muda

“Wahai anak muda! Janganlah engkau bergaul dengan sesama manusia dalam keadaan buta, bodoh, lalai, dan tidur (terlena)!”

“Pergaulilah mereka dengan kecerdasan yang tercerahkan oleh ilmu dan kesadaran. Jika engkau melihat sesuatu yang terpuji pada mereka, maka ikutilah! Namun jika engkau melihat sesuatu yang buruk bagimu, maka jauhilah dan cegah mereka dari hal tersebut.”

Kebanyakan manusia lebih mendahulukan istri dan anak-anaknya daripada ridha Allah SWT. Kamu lebih mementingkan urusanmu, urusan anak istrimu, kamu tumpuk harta dan benda untuk perbekalan mereka. Kemudian kamu berlebih-lebihan karena terlalu mementingkan urusan dunia, tetapi tidak terpikirkan olehmu, nasib dirimu, istri dan anak-anakmu, sehingga tidak memiliki akidah yang kuat. Hatimu dan keluargamu mudah terguncang karena tidak mengenal keberadaan Tuhan.

Penulis: Wildan Abdillah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun