Mohon tunggu...
Wilda Khafida
Wilda Khafida Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Concern about environmental issues, microbes life and beyond

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Krisis Populasi, Kami Ada Untukmu, Orangutan!

18 Agustus 2023   09:41 Diperbarui: 29 Agustus 2023   09:00 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditemukan secara eksklusif di Asia di pulau Sumatera dan Kalimantan, orangutan dibagi menjadi tiga spesies: Pongo pygmaeus di Kalimantan, Pongo abelii dan Pongo tapanulensis di Sumatera [4]. Sebagian besar, sekitar 90%, populasi orangutan berada di Indonesia.

Ancaman terhadap Kelangsungan Hidup Orangutan

Orangutan dihadapkan pada berbagai ancaman yang membahayakan keberadaan mereka. Konversi habitat dalam skala besar, didorong oleh kegiatan seperti deforestasi dan pengembangan lahan, sangat membahayakan ruang hidup mereka. 

Selain itu, perburuan makanan dan perdagangan hewan peliharaan ilegal semakin melemahkan populasi mereka. Kegiatan ini, dikombinasikan dengan fragmentasi habitat, secara bersama-sama berkontribusi terhadap kondisi ekstrem populasi orangutan [4].

Konsekuensi Ekologis dari Hilangnya Habitat

Degradasi dan perusakan kawasan hutan dataran rendah di wilayah seperti Sumatera dan Kalimantan telah mencapai titik kritis, dengan potensi konsekuensi yang luas baik bagi masyarakat lokal maupun ekosistem [5]. 

Bagi orangutan, hilangnya habitat hutan berarti hilangnya sumber makanan penting dan lingkungan hidup yang sesuai. 

Antara tahun 1930 dan 2004, Kalimantan dan Sumatera mengalami kehilangan habitat orangutan setiap tahun berkisar antara 1,5% hingga 2%. Tingkat yang mengkhawatirkan ini menggarisbawahi urgensi upaya konservasi [5].

Upaya Konservasi Kolaboratif

Situasi mengerikan yang dihadapi orangutan telah menggerakkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk peneliti, pelestari lingkungan, badan pemerintah, dan berbagai organisasi. 

Upaya kolaboratif ini berupaya mencari solusi efektif yang menjamin kelangsungan hidup primata tersebut sekaligus sejalan dengan tujuan yang lebih luas yaitu membina kesejahteraan masyarakat [5]. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun