Mohon tunggu...
Wildah Rahmi
Wildah Rahmi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pecinta coklat, roti, dan hobi baca buku.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Inikah Cinta Tak Bersyarat?

1 Juli 2023   19:20 Diperbarui: 1 Juli 2023   19:29 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Langkah kaki yang mengantarkan mereka pada tempat yang sedang ku rawat dan ku jaga, tentu bukan sebuah kebetulan.

Ada peran Allah yang menggerakkan hati mereka untuk tiba pada rumah baru yang akan mereka singgahi.

Siapa aku?

Tentu tanya itu bertalu dalam pikiran dan hati mereka.

Perkenalkan, aku adalah seseorang yang akan selalu ada di rumah barumu ini.

Di saat kamu butuh sepasang telinga untuk mendengar segala keluh kesahmu, aku di sini.

Di saat kamu butuh bahu untuk sekadar bersandar, aku ada.

Di saat kamu butuh sebuah pelukan hangat demi meredakan pelukan kampung halaman, tenanglah! Aku siap!

Aku bisa menjadi kakakmu, ibumu, atau bahkan sekadar teman ceritamu.

Begitulah jawabku dari sebuah pertanyaan yang bahkan belum terlontar dari mulut mereka yang masih kelu. Dan mereka hanya menatapku dengan segaris senyuman.

Hari demi hari yang bergulir, aku tetap setia di sini. Di ruang yang penuh cahaya ilmu. Menemani mereka yang sedang berjuang di tanah rantau. Ku damping mereka dengan penuh cinta. Ku lewati segala cerita tentang kebersamaan bersama mereka.

Meski tak jarang mereka menoreh luka dan kecewa, aku tetap berdiri di sini. Di sisi mereka. Mungkin inikah yang disebut cinta tak bersyarat?

Berapa kali air mata ini menitik karena mereka, namun pada akhirnya ku tetap mengulurkan tangan di saat mereka jatuh. Aku tetap memberikan pelukan terhangat di saat mereka minta untuk meredakan rindu pada ibu yang nun jauh di sana.

Layaknya ibu yang mencintai sang buah hati. Sehebat apapun amarah, sebesar apapun kecewa, segenggam cinta tetaplah utuh tak terkikis meski segaris.

Itu lah aku pada mereka, anak rantau yang ku cintai layaknya anak yang terlahir dari rahimku.

Sebagian orang bertanya, mengapa bisa aku bertahan di sini? Bagaimana bisa aku tetap tersenyum setelah mereka mencipta tangis untukku? Bagaimana ku mampu tetap memberikan pelukan setelah mereka mencoba menikamku dari belakang? Barisan tanya mengapa dan bagaimana yang lainnya seringkali ku hadapi.

Jawabku pun akan selalu sama, "entahlah, mungkin inikah yang disebut cinta tak bersyarat?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun