Tetapi Hasan masih mempunyai rasa iba kepadanya. Tidak mungkin ia tetap menyimpan. Rasa sakit hati dan dendamnya kepada Daffa yang ia ketahui bahwa Daffa sedang sakit. Setelah melakukan pertimbangan ia memutuskan ia akan mengunjugi Daffa.
"karena bangai mana pun Daffa adalah temanku." Berbicara dalam hati.
Saat ia mengunjungi Daffa, Hasan terkejut melihat kondisinya. Badan yang dulu besar menjadi kurus dan pucat sekarang ini, selang infus dan ventilator menempel ditubuhnya, Hasan sedang berdiam diam diri di depan pintu kamar rumah sakit dengan tatapan iba. Daffa mendengar seseorang yang datang mengunjuginya.
"Apa yang kau lakukan di sini ?" Kalimat pertama yang di lontarkan daffa.
"Aku mendapat pesan dari Andi, dia bilang kamu di rawat karena kecelakaan, dan aku memutuskan untuk mengunjungi mu." Ucap Hasan.
"Kau tidak usah mengunjungi ku, lagi pula Filio, Rizki dan teman-teman yang lain nya tidak mengunjungi ku." Unjar Daffa dengan wajah datar.
"Kamu seharusnya tidak seharusnya berbicara begitu, kita kan teman ?" Ucap Hasan sambil tersenyum.
"Hah... Apa yang aku lakukan ke pada mu sewaktu SMA, kau masih menggangap aku teman ?"
"Kejadian itu sudah lama sekali, lagi pula aku sudah berusaha melupakan nya." Ucap Hasan.
"Aku minta maaf ke pada mu, aku menyesal apa yang aku lakukan waktu SMA dulu"
"Sudah lupakan saja, mungkin di sini aku hanya mengganggu waktu istirahat mu, aku pamit pulang." Unjar Hasan.