Mohon tunggu...
Wilbert Robbert Alfondha
Wilbert Robbert Alfondha Mohon Tunggu... Penulis - My profil

Terus berkarya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Penyesalan Selalu Datang di Akhir

7 Februari 2021   19:37 Diperbarui: 7 Februari 2021   20:18 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mentari pagi telah bersinar dengan terang nya. Hujan tadi malam membuat pagi begitu segar. membuat cuaca hari ini sangatlah cerah. Terliaht awan putih yang menggantung indah di langit. Tak ketinggalan Sepasang burung menari-nari diatas birunya langit untuk meramaikan pagi yang cerah ini. cahayanya masuk ke dalam ruangan bernuansa biru pastel melalui sela-sela tirai dibalik jendela. Cahayanya menusuk mata yang indah itu. Membuatnya terpaksa membuka mata. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali. Mencoba untuk mengumpulkan sluruh nyawanya. Dengan langkah gontai ia pun berjalan untuk membuka jendela kamarnya. Ia hirup segarnya udara luar hingga memenuhi perutnya. Kemuadian ia hembuskan secara perlahan-lahan dengan bau yang khas.

"Segarnya..." Hasan tersenyum.

Senin pagi yang membosankan. Hasan merapikan kamarnya yang terlihat sedikit berantakan. Ia melihat jam dinding jam menunjukan pukul 06.00. Hasan bergegas menuju kamar mandi untuk mandi secepat kilat. Setelah ia keluar kamar mandi, ia kenakan seragam sekolah yang sudah ia siapkan tadi malam. Ia dengan bergegas pergi kesekolah dengan hati yang bimbang.

Hasan adalah seorang anak laki-laki yang mempunyai penyakit asma. Ia kerap mendapat ejekan dari teman-temannya, bahkan tak jarang ia dijadikan bahan lelucon oleh teman-temannya karena Tubuhnya yang mungil juga ras dan agama minoritas di kelasnya.

Hasan memiliki seorang teman yang setia dan menerima segala kekurangan nya, Yaitu andi. Akan tetapi ada beberapa anak yang tidak pernah dilupakan oleh Hasan. Bukan karena kebaikannya, melainkan karena perlakuan dan sikapnya kepada Hasan yang membuat Ia tidak bisa melupakan anak itu. Nama anak itu adalah Daffa, Filio dan Rizki. Mereka berada di kelas yang sama dengan Hasan.

...


Di sebuah kantin, terlihat banyak orang berlalu lalang. Dari kejauhan Hasan melihat Andi duduk di pojok sendiri, Hasan melambaikan tangan dan Menghampiri Andi.

"Sudah tiga puluh menit aku menunggumu San." Ucap andi.

"Loh.... kenapa kamu menunggu aku?" Ucap Hasan dengan wajah penuh tanya.

"Aku takut kamu ada apa apa."

"Oh... Aku kira ada hal penting, hahaha."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun